Mereka tidak langsung bertarung.
Tidak ada musuh yang menunggu. Tidak ada suara dentum. Tidak ada alarm sistem.
Yang ada hanya keheningan yang sempurna, seakan semesta sedang menahan napas.
---
Memasuki Spiraeum
Spiraeum tidak seperti ruang biasa. Itu bukan galaksi, bukan void, bukan dimensi waktu.
Itu seperti SuperCluster yang bermimpi.
Miliaran helai cahaya membentuk gugusan—seperti naskah tak tertulis yang melayang dalam kehampaan ungu keemasan. Helai-helai itu kadang menyatu, kadang tercerai, seperti sedang mencoba menulis ulang dirinya sendiri. Beberapa melengkung, terbakar perlahan, lalu lahir kembali dalam bentuk baru.
Di sinilah naskah kosmos disusun.
Dan tidak semua boleh masuk ke sini.
---
Terra-∞: Akses Terbatas Dimensi Mutlak
> "Spiraeum menolak semua bentuk realita biasa," ujar Terra.
"Hanya eksistensi dengan vektor kekuatan mutlak atau nilai naratif tak terhapus yang dapat bertahan di sini."
Kael terdiam. Bahkan peralatannya tak mampu membaca struktur ruang ini secara matematis.
> "Ini... bukan hanya tempat. Ini ide yang membeku."
Elira memandangi ruang sekitarnya, matanya memantulkan pantulan fragmen realita yang memutar di sekeliling mereka.
> "Apakah... kita benar-benar ada di sini? Atau hanya sedang dibayangkan oleh sesuatu yang lebih besar dari semesta?"
---
Lied dan Elira: Lebih Dekat dari Sebelumnya
Lied berdiri diam di dek observasi utama Terra-∞. Suara napasnya mengalun pelan, bersatu dengan frekuensi hening dari Spiraeum. Ia tak mengatakan apa pun, hanya memandangi bentuk-bentuk kemungkinan yang mengalir di sekelilingnya—garis-garis sejarah yang tak pernah terjadi.
Elira mendekat.
> "Apa yang kamu lihat?" tanyanya.
Lied menghela napas. Perlahan.
> "Aku... melihat masa depan yang tak pernah kutulis.
Masa di mana aku... memilih untuk tidak bertarung.
Masa di mana aku hanya... bersama seseorang."
Elira menunduk pelan.
> "Dan... apakah 'seseorang' itu aku?"
Tak ada jawaban langsung. Tapi Lied menoleh, matanya bertemu dengan matanya. Tidak ada keraguan. Tidak ada kebohongan.
Hanya kebenaran yang tak pernah bisa diucapkan sebelumnya.
Tangannya terulur. Menyentuh tangan Elira.
Mereka tidak berciuman. Tidak berpelukan. Tapi dalam sekejap itu—mereka saling memahami.
Mereka saling memilih.
---
Spiraeum Bergerak
Cahaya mulai membentuk jalur—seolah Spiraeum menyadari kehadiran mereka dan membuka sebagian dirinya. Hologram dimensi mulai menyusun pilar-pilar raksasa dari kemungkinan yang ditolak: sejarah yang tak pernah jadi, perang yang tak terjadi, cinta yang gagal hidup.
> "Spiraeum akan menguji kita," ujar Terra.
"Bukan dengan kekuatan. Tapi dengan integritas."
---
Langkah Menuju Inti
Dengan langkah perlahan, tim Lied berjalan di antara jembatan cahaya. Angin metafisik menyapu rambut mereka. Suara gaib terdengar, seperti bisikan tinta yang menulis dalam udara.
Kael berjalan di belakang mereka, terkesima.
> "Tempat ini bukan hanya menulis ulang masa depan...
Tapi juga mempertanyakan apakah masa depan itu pantas ditulis."