Ruang Naskah Awal senyap,
namun bukan sunyi yang hampa—melainkan sunyi yang menunggu untuk diisi.
Huruf-huruf yang melayang di udara seperti bintang,
terus menyusun dan membongkar paragraf yang tidak bisa dibaca,
kecuali oleh hati yang memahami.
Di tengah ruangan berdiri sosok itu:
tanpa wajah, tanpa suara, namun segala makna mengarah padanya.
---
Sang Penulis Tidak Menyambut
Lied melangkah maju.
Suara langkahnya tak menimbulkan gema, karena ruang itu tidak mengenal kausalitas.
> "Kau... Penulis Asal?"
Tidak ada jawaban.
Tapi huruf-huruf di langit membentuk kalimat:
> "Aku adalah Sebab yang Tak Dikenang.
Aku bukan Tuhan. Bukan Mesin.
Aku hanyalah: Yang Menulis."
---
Dialog Tanpa Kata
Lied tak tahu mengapa, tapi ia mulai bicara.
> "Kami hampir kehilangan segalanya karena celah-celah realita.
Kami melawan Voidspawn. Kami menyelami Voidverse.
Kaukah yang menulis semua itu?"
Kata-kata di ruang itu merespons perlahan:
> "Aku tidak menulis semuanya.
Aku hanya memulai.
Sisanya… kalian yang mengisi."
Lied terdiam.
> "Kalau begitu... apa gunanya aku bertemu denganmu?
Jika jawabannya selalu kembali ke kami?"
"Karena kau telah sampai pada titik di mana pertanyaanmu
bisa mengubah tulisan itu sendiri."
---
Kebenaran Tentang Terra
Huruf-huruf mulai bergerak membentuk sosok Terra—bukan dalam bentuk mecha,
tapi sebagai jaringan pemikiran, garis besar skema metafisik.
> "Terra adalah pena yang berjalan.
Ia bukan makhluk tempur,
tapi struktur dari kemungkinan yang bisa memilih."
Terra, yang selama ini mereka anggap mesin tempur dengan kecerdasan alien,
ternyata adalah artefak yang dirancang bukan untuk bertempur—tapi untuk menulis kembali.
---
Pewaris Narasi
> "Kenapa aku? Aku bukan siapa-siapa.
Hanya seorang manusia yang kehilangan cinta dan masa lalu."
"Justru karena itu.
Mereka yang menanggung kehilangan adalah mereka yang paling bisa
menulis dengan kejujuran."
Sosok Penulis Asal melangkah. Tapi langkahnya membentuk tangga,
bukan fisik, tapi tangga pemahaman. Setiap langkah Lied menaiki,
ia merasa potongan hidupnya muncul:
masa kecil, mimpinya sebagai petualang,
pertemuan pertama dengan Terra,
dan cinta yang tak sempat diucap.
---
Pilihan Terakhir
> "Kau bisa mengambil tempatku.
Kau bisa menulis ulang segalanya—
menjadikan Voidspawn hanya mimpi buruk.
Menghidupkan mereka yang mati.
Menghapus luka."
Tapi Lied gemetar.
Satu pilihan bisa menyelamatkan banyak hal…
atau membunuh semua kemungkinan yang belum terjadi.
> "Kalau aku menulis semuanya…
siapa yang akan merasakannya sebagai nyata?"
---
Akhir yang Belum Ditulis
Penulis Asal menghilang, perlahan-lahan larut ke dalam huruf-huruf langit.
Tapi sebelum lenyap, ia menulis satu kalimat terakhir di ruang itu:
> "Menulislah, bukan untuk mengatur… tapi untuk membuka jalan."
Dan di tangan Lied,
terbentuk pena bercahaya—
bukan senjata,
tapi alat untuk memulai sesuatu yang tak pernah selesai.