Sebelum Sovereign sempat memutuskan apa yang harus ia lakukan, ia merasakan kehadiran mereka di dalam Nexus-nya. Eternity, Infinity, Death, dan Oblivion muncul sekali lagi. Kali ini, aura mereka bukan menghakimi, melainkan dipenuhi kewaspadaan.
"Engkau merasakannya, Anomali," kata Eternity, suaranya terdengar mendesak.
"Makhluk itu tidak membunuh," tambah Death, dan untuk pertama kalinya Sovereign merasakan nada yang menyerupai... ketakutan dari Sang Kematian. "Ia menghapus. Ia adalah musuh dari 'pernah ada'. Ia adalah ancaman bagi fungsi kami semua."
Sovereign menatap mereka. "Pakta kita melarangku ikut campur."
"Pakta itu berlaku untuk evolusi dan konflik di dalam realitas INI," Eternity menjelaskan, wujud bintangnya bergejolak. "Makhluk itu berasal dari Kehampaan Luar. Ia bukan bagian dari Keseimbangan Agung. Ia adalah pembatal Keseimbangan itu sendiri. Kami bisa memperkuat perbatasan multiverse, tetapi kami tidak bisa secara efektif melawannya. Prinsip kami terikat pada kausalitas realitas ini."
Eternity menatap lurus ke arah Sovereign. "Tapi engkau... engkau juga berasal dari luar. Engkau tidak sepenuhnya terikat oleh hukum kami. Di antara semua yang ada, engkau adalah yang paling cocok untuk menghadapinya."
Para pilar kosmik alam semesta tidak datang untuk melarangnya. Mereka datang untuk memintanya.
"Ini bukan lagi soal perkembangan alam semesta," kata Infinity, suaranya bergema dengan kekuatan tak terbatas. "Ini soal kelangsungan hidup segala sesuatu. Paktamu tidak berlaku di sini. Bertindaklah, Pilar Kehendak. Pertahankan perbatasan."
Sovereign mendapatkan lampu hijau dari otoritas tertinggi. Ia tidak akan melanggar sumpahnya. Ia sedang menjalankan tugas barunya.