Jutaan tahun berlalu dalam keheningan yang agung. Dari singgasananya di Nexus, The Void Sovereign mengamati benih-benih yang ia tanam. Di Bumi, "Benih Rider" pertama telah aktif, menciptakan pahlawan bertopeng pertama yang melawan kejahatan dalam bayang-bayang. Di galaksi lain, sebuah peradaban reptilian yang menjunjung tinggi kerja sama berhasil menyadap "Jaringan Prisma", menjadi tim Super Sentai pertama. Semuanya berjalan sesuai rencana.
Namun, suatu hari, Sovereign merasakan sesuatu. Bukan sebuah gangguan di antara bintang-bintang atau planet-planet. Bukan perang atau konflik. Ini adalah getaran yang salah di fondasi realitas itu sendiri. Sesuatu yang terasa asing, lapar, dan datang dari tempat yang seharusnya tidak ada.
Ia memfokuskan kesadarannya, melampaui batas-batas multiverse yang dijaga oleh Eternity, menuju Kehampaan Luar (The Outer Void)—ruang kosong absolut yang memisahkan satu klaster realitas dengan yang lainnya.
Di sana, ia melihatnya.
Itu bukanlah makhluk dari materi atau energi. Itu adalah sebuah lubang hidup dalam eksistensi, sebuah paradoks yang bergerak. Wujudnya adalah pusaran warna-warna yang tidak ada, terus-menerus melipat ke dalam dirinya sendiri. Ia tidak terbang, ia merobek jalannya melalui ketiadaan. Sovereign melihatnya mendekati sebuah dimensi saku kecil yang tak berpenghuni—sisa dari perang kuno—dan kemudian, makhluk itu memakannya.
Dimensi itu tidak meledak. Ia tidak hancur. Ia просто lenyap. Lenyap dari keberadaan, lenyap dari sejarah, seolah-olah tidak pernah ada.
Sovereign langsung mengerti. Ini bukan Knull, yang merupakan kegelapan di dalam ciptaan. Ini bukan Galactus, yang mengonsumsi materi untuk bertahan hidup. Makhluk ini adalah Chronovore—Pemakan Waktu dan Realitas. Sebuah kanker kausalitas yang berasal dari luar semua tatanan yang diketahui.