WebNovels

Chapter 11 - Bab 12: Visi Sebuah Negeri Cahaya

Masa demi masa berlalu dalam keheningan kosmik. Kehidupan mulai bermekaran di jutaan dunia. Dengan kehidupan, muncullah peradaban. Dan dengan peradaban, muncullah konflik. Perang suku di planet gurun, tirani kerajaan di dunia air, keserakahan korporasi di sistem bintang yang kaya akan mineral.

Sovereign mengamati semuanya dari Nexus. Ia melihat penderitaan dan ketidakadilan dalam skala yang tak terhitung. Noa dan Zarath adalah instrumen yang terlalu besar untuk masalah-masalah ini. Mengirim Noa untuk menghentikan perang saudara di satu planet adalah seperti menggunakan supernova untuk memadamkan lilin. Mengirim Zarath akan menyelesaikan konflik, tetapi dengan ketakutan, bukan dengan inspirasi.

Sovereign, dengan ingatan Adrian yang masih utuh, memahami sesuatu yang fundamental. Alam semesta tidak hanya membutuhkan pahlawan tunggal; ia membutuhkan sebuah standar. Sebuah contoh peradaban yang bisa dicita-citakan oleh yang lain. Sebuah masyarakat yang dibangun di atas fondasi keadilan, keberanian, dan pengorbanan diri.

"Sebuah perisai saja tidak cukup," gumam Sovereign. "Sebuah pedang saja tidak cukup."

Visinya mulai terbentuk. Bukan hanya satu makhluk, tetapi satu ras. Bukan hanya seorang penjaga, tetapi sebuah legiun. Sebuah negeri yang cahayanya akan menjadi suar harapan bagi seluruh galaksi. Ia akan menciptakan Bangsa Raksasa Cahaya.

More Chapters