Perang dimulai. Ini bukan pertempuran formasi dan taktik biasa, melainkan bentrokan antara konsep-konsep fundamental.
Para Celestial adalah para arsitek realitas. Mereka tidak menembakkan laser sederhana; mereka melipat ruang untuk membuat serangan Ultra meleset, mereka meningkatkan gravitasi di sekitar para pejuang untuk melumpuhkan mereka, dan mereka mengubah gugusan asteroid menjadi monster-monster hidup yang ganas.
Namun, Bangsa Ultra adalah perwujudan energi dan kehendak heroik. Dipimpin oleh komandan-komandan brilian seperti Zoffy, mereka bergerak sebagai satu kesatuan. Ribuan sinar Specium menyatu menjadi satu serangan kolosal yang mampu meretakkan zirah Celestial. Mereka membentuk formasi Ultra-Grid, menciptakan jaring energi yang menahan anomali ruang-waktu.
Di pusat pertempuran, para pemimpin berduel. Noa, dalam wujudnya yang paling agung, berhadapan langsung dengan Arishem. Ini adalah pertarungan antara Harapan dan Penghakiman. Setiap kali Arishem menembakkan energi penghapus, Noa mengubahnya menjadi cahaya yang menyembuhkan rekan-rekannya.
Di sisi lain, Zarath adalah badai kehancuran murni. Ia sendirian menghadapi tiga Celestial sekaligus, termasuk Nezarr sang Kalkulator. Gerakannya terlalu cepat untuk dihitung, serangannya terlalu kuat untuk ditahan. Ia tidak bertarung dengan keanggunan Noa, melainkan dengan efisiensi brutal, mengeksploitasi setiap celah sepersekian detik untuk mendaratkan pukulan yang mengguncang inti kesadaran para raksasa kosmik itu.
Tanah Cahaya berhasil bertahan. Mereka bahkan berhasil melukai beberapa Celestial. Namun, perang ini adalah perang gesekan. Untuk setiap Celestial yang terluka, sepuluh Ultra gugur, cahaya di dada mereka meredup selamanya. Kemenangan tampak mungkin, tetapi harganya adalah kepunahan.