Di dalam kapal komandonya, Nezarr sang Kalkulator mengamati pertempuran dengan detasemen yang dingin. Ia tidak melihat keberanian atau kepahlawanan. Ia melihat data. Dan data menunjukkan bahwa sumber kekuatan lawannya, terutama Noa, sangat tidak efisien.
"Terlalu banyak energi yang terbuang untuk konsep-konsep abstrak: belas kasih, pengorbanan, harapan," gumamnya.
Dalam sebuah bentrokan dahsyat antara Noa dan Arishem, sebuah serpihan kecil dari esensi cahaya Noa terlepas. Sebelum serpihan itu bisa menghilang, sebuah sinar traktor dari kapal Nezarr menangkapnya.
Di dalam laboratoriumnya, Nezarr mulai bekerja. Ia menganalisis struktur energi itu. Ia mengagumi potensinya yang tak terbatas, tetapi mencemooh "cacat" moral yang melekat padanya. Dengan teknologi Celestial, ia memulai proses replikasi paksa. Ia menyalin cetak biru kekuatan Noa, tetapi dengan sengaja menghapus semua variabel yang dianggapnya tidak perlu: empati, keraguan, cinta, dan harapan.
Yang tersisa hanyalah kekuatan murni, keinginan untuk bertarung, dan kehampaan absolut.
Dari sebuah kepompong energi gelap, sesosok wujud bangkit. Bentuknya adalah tiruan bejat dari Noa. Zirahnya hitam legam dengan garis-garis merah darah. Matanya yang seharusnya memancarkan kebijaksanaan kini menjadi dua titik merah kebencian yang dingin. Ia tidak memiliki nama. Ia adalah sebuah senjata. Sebuah proyek. Subjek Zagi.
Di Nexus, Sovereign merasakan penciptaan yang keji ini. Itu adalah penghinaan terhadap ciptaan pertamanya, sebuah pemerkosaan terhadap konsep harapan itu sendiri. Untuk pertama kalinya dalam miliaran tahun, Adrian Kaelar merasakan amarah yang membara.