WebNovels

Chapter 16 - Bab 16 – Arus yang Membawa Rahasia

Langit di atas Sungai Emas mulai berubah warna. Awan merah keemasan menggantung rendah, memantulkan cahaya sore ke permukaan air yang berkilau seperti lembaran emas cair. Arka berdiri di tepi dermaga, matanya tak berkedip menatap riak air yang perlahan berubah menjadi pusaran kecil di tengah sungai.

"Aku tahu kau ada di sana…" gumamnya lirih.

Suara langkah pelan terdengar dari belakang. Satria, sahabat sekaligus pengawal pribadinya, muncul sambil membawa sebilah pedang pendek di tangan. "Kau yakin makhluk itu akan muncul hari ini?" tanyanya, nadanya penuh keraguan.

Arka tidak menjawab, hanya mengangkat tangan, memberi isyarat agar Satria diam. Riak kecil di tengah pusaran air tiba-tiba pecah, dan dari bawah permukaan muncul sosok berbalut jubah kelam. Air menetes dari kainnya, namun wajahnya tersembunyi di balik topeng perak.

"Akhirnya, pewaris kunci Sungai Emas menunjukkan diri…" suara itu berat, bergema seperti berasal dari kedalaman sungai itu sendiri.

Arka menegakkan tubuhnya. "Siapa kau, dan apa yang kau inginkan?"

Sosok bertopeng tertawa kecil, suara itu membuat udara di sekitar mereka seolah mengental. "Yang kuinginkan? Bukan apa-apa… hanya nyawamu. Dengan itu, arus Sungai Emas akan kembali padaku."

Satria melangkah maju, menghunus pedangnya. "Lewati aku dulu kalau kau mau menyentuhnya!"

Namun sebelum Satria sempat menyerang, pusaran air di belakang sosok itu meledak, mengirimkan gelombang air besar yang menghantam dermaga. Arka dan Satria terlempar ke belakang, terbatuk-batuk menelan air sungai yang asin-pahit.

Saat pandangan Arka pulih, sosok bertopeng itu sudah berdiri di depannya, hanya berjarak beberapa langkah. "Kunci itu… ada padamu, bukan?" Ia menunduk, menatap leher Arka.

Tanpa sadar Arka meraih kalung perak yang tergantung di dadanya pusaka peninggalan ayahnya. Tapi kali ini, kalung itu bersinar samar, seolah merespons kehadiran sosok misterius tersebut.

"Kalau kau ingin mengambilnya…" Arka berdiri, menggenggam kalung itu erat, "…kau harus melawan arus yang belum pernah kau kenal sebelumnya."

Sosok bertopeng itu membeku sejenak, lalu tertawa. "Bagus… aku suka perlawanan."

Air di sekeliling mereka mulai bergolak. Pusaran demi pusaran muncul, dan dari dalamnya, tangan-tangan berwarna hitam pekat meraih ke luar, mencoba menarik Arka ke dalam kedalaman.

Satria berteriak, "Arka! Lepaskan kalung itu!"

Tapi Arka tahu… ini bukan hanya tentang kalung. Ini tentang rahasia yang selama ini disembunyikan Sungai Emas rahasia yang mungkin bisa mengubah segalanya.

Dan sebelum ia sempat mengambil keputusan, tangan dingin itu berhasil menggenggam pergelangannya.

More Chapters