WebNovels

Legenda Sungai Darah

GabriellaOlivia
35
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 35 chs / week.
--
NOT RATINGS
187
Views
Synopsis
Di sebuah desa terpencil yang dikelilingi hutan lebat, mengalir sungai yang disebut Sungai Darah. Setiap bulan purnama, airnya berubah menjadi merah pekat, dan siapa pun yang menyentuhnya akan hilang tanpa jejak. Raka, seorang pemuda pemberani, memutuskan membuktikan bahwa legenda itu hanya dongeng. Namun di tengah malam purnama, ia menemukan sesuatu di dasar sungai mata merah yang menatapnya, bisikan yang memanggil namanya, dan pusaran air yang menyeretnya ke kegelapan. Keesokan paginya, perahunya ditemukan terbalik… namun tubuh Raka tak pernah kembali. Sejak itu, bisikan sungai terdengar setiap purnama menunggu korban berikutnya.
VIEW MORE

Chapter 1 - Legenda Sungai Darah

Di sebuah desa terpencil, jauh di pedalaman hutan Sumatera, terdapat sebuah sungai yang dikenal dengan nama Sungai Darah. Airnya tampak merah pekat setiap kali senja tiba, seakan mengalirkan darah yang tak pernah kering. Tak ada seorang pun warga desa yang berani mandi atau memancing di sana, sebab banyak cerita menyeramkan yang diwariskan turun-temurun tentang asal usul sungai itu.

Awal Mula Kutukan

Konon, ratusan tahun yang lalu, daerah itu dipimpin oleh seorang kepala suku yang kejam dan haus kekuasaan. Ia memerintah dengan tangan besi, menindas rakyat kecil demi memperluas wilayahnya. Pada suatu masa, ia menginginkan seorang gadis desa bernama Mayang Sari, yang terkenal karena kecantikan dan kebaikan hatinya. Namun, Mayang Sari menolak lamaran itu karena hatinya telah dimiliki oleh seorang pemuda bernama Bima.

Penolakan itu membuat sang kepala suku murka. Dengan penuh amarah, ia memerintahkan prajuritnya untuk menyerang desa tempat Mayang Sari tinggal. Pertempuran pun pecah, ratusan orang gugur, termasuk Bima yang berusaha melindungi Mayang Sari. Darah mereka membanjiri sungai hingga airnya berubah merah.

Doa Terakhir

Dalam keputusasaan, Mayang Sari berdiri di tepi sungai dan berdoa kepada Sang Pencipta agar penderitaan rakyatnya berhenti. Ia rela mengorbankan dirinya, asal kutukan kejam sang kepala suku terhenti. Seketika, petir menyambar, langit menjadi gelap, dan air sungai benar-benar berubah menjadi merah darah.

Kepala suku yang tamak itu pun terseret arus sungai tanpa pernah ditemukan jasadnya. Sementara Mayang Sari lenyap begitu saja, diduga jiwanya menyatu dengan aliran sungai. Sejak saat itu, sungai tersebut disebut Sungai Darah, sebagai pengingat atas pengorbanan dan tragedi yang pernah terjadi.

Misteri yang Tak Pernah Hilang

Hingga kini, warga desa percaya bahwa setiap malam bulan purnama, terdengar suara tangisan perempuan dari arah sungai. Ada pula yang bersumpah melihat bayangan gadis berambut panjang duduk di tepi air, mengenakan kain putih yang perlahan berlumuran merah.

Para orang tua selalu menasihati anak-anaknya untuk tidak bermain dekat sungai itu, sebab arwah Mayang Sari masih menunggu, menjaga sekaligus meratapi cinta yang tak pernah tersampaikan.