Mereka pun mulai memperkenalkan diri. Pemuda itu berkata, "Namaku Kael Veyran."
Seseorang itu tersenyum. "Nama yang keren. Aku Elior Rowan."
Kael membalas dengan ringan, "Namamu juga keren."
Elior tersipu kecil. "Hehe, makasih… tapi jujur, nama itu agak memalukan buatku. Aku nggak tahu kenapa," ucapnya dengan sedikit malu.
Kael kemudian membuka obrolan. "Apa kamu suka cerita fiksi?"
Elior menggeleng. "Aku? Hmm, nggak terlalu sih. Rasanya nggak begitu cocok aja."
Kael tersenyum antusias. "Aku sangat suka cerita fiksi. Aku sering ke toko buku buat baca novel atau beli DVD animasi. Jangan heran kalau nanti aku lebih sering di sana."
Elior tertawa. "Oh, hahaha… kamu memang suka banget ya sama cerita fiksi."
Mereka pun mulai berbincang dengan penuh tawa. Setelah beberapa saat, Elior mulai penasaran.
"Hei, tadi di gerbang aku sempat dengar gosip soal kamu. Mereka bilang kamu kayak… main character gitu ya? Duh, iri banget deh, bisa punya banyak privilege," tanya Elior, setengah bercanda, setengah menantang.
Kael menatapnya dengan nada dingin tapi tenang. "Oh, gosip itu memang benar… karena aku adalah sang MAIN CHARACTER."
Elior sedikit terkejut. Dia bingung dengan perasaan Kael—apakah itu marah, bercanda, atau ada sesuatu yang tidak menyenangkan? Ia sempat ingin meminta maaf, tapi kelas mulai dipenuhi siswa lain.
Kael menoleh dan berkata, "Oh, pelajaran sudah dimulai. Kita ngobrol lagi nanti, ya," ucapnya, kembali bersikap normal.
Elior duduk dengan perasaan campur aduk. Ia merasa bingung, mungkin sedang menghadapi… konflik batin?