Pagi itu, Elior Rowan berjalan dengan langkah hati-hati, mencoba mendekati Kael Veyran yang lagi-lagi dikerumuni teman-teman sejak bel pertama. Suara-suara tawa, obrolan ringan, dan sapaan yang tak berhenti membuatnya menepi, menunggu kesempatan. Ia merasa agak frustrasi, tapi rasa penasaran tetap ada.
Saat Waktu pulang, Elior melihat Kael pulang sendirian sementara masih banyak sekali kerumunan disekolah. Tanpa sengaja, Elior ikut berjalan di belakangnya, dan di sana ia melihat seorang pria yang tampak berjalan bersisian dengan Kael. Pria terasa seperti orang hebat baginya, padahal dia tau dia tidak mengenal orang itu—tapi dia yakin sekali bahwa pria itu pasti seseorang yang hebat dan ada hubungan Nya dengan Kael. Kael dan pria itu pergi bersama sambil ngobrol, dan Elior hanya bisa menatap dari jauh, tidak mendengar banyak apa yang dia dengar .
Peristiwa itu mengingatkan Elior pada novel yang dulu direkomendasikan Kael padanya. Ia membuka halaman-halaman itu di kursi sebelahnya, membaca dengan rasa ingin tahu yang polos. Ceritanya tentang satu "Cerita yang Terpilih", sementara sisanya hampir tak berarti, MCnya terlalu overpower dan authornya yang terus menerus memberikan keuntungan bagi "sang Main Character". Bagi Elior, novel itu terasa biasa saja—tidak ada yang istimewa, tidak seperti yang orang bilang tentang "kehebatan" Kael.
Sambil membaca, pikirannya kadang melayang ke Kael, ke kerumunan yang selalu mengelilinginya, dan gosip tentang sang MC yang selalu jadi pusat perhatian. Elior menghela napas. Ia belum terlalu memahami semua itu—baginya, keberuntungan Kael mungkin hanya kebetulan.
Belum lama ia tenggelam dalam bacaan, teman-temannya mulai mengerumuninya, menanyakan hal-hal kecil dan bercanda tanpa henti. Elior tersenyum kikuk, menanggapi mereka seadanya, tapi pikirannya tetap kembali pada Kael dan pria yang ia lihat sebentar tadi. setelah pulang, Elior merasa lelah, dan segera pergi tidur saat kamarnya masih berantakan.