WebNovels

Chapter 6 - Chapter 6 Guild pencari

đŸ”„ CHAPTER 6 — "Kota Arvendale, Guild Pencari, Fragmen Lunar Pertama & Kekuatan Baru Damien"

(MC: Damien Valtreos)

---

🌙 Lanjutan dari adegan terakhir


Perjalanan Damien dan Lyanna berlanjut hingga cahaya fajar mulai membelah langit. Jalanan tanah berubah menjadi batu, pepohonan mulai jarang, dan udara makin hidup oleh suara pedagang.

Lyanna menunjuk ke depan sambil tersenyum tipis.

"Itu
 Arvendale."

Damien mengamati kota besar yang dikelilingi tembok tinggi, dengan menara kristal biru di tengahnya.

"Lumayan besar."

Suara misterius bergema.

[Di kota inilah kau akan menemukan Fragmen Lunar Pertama. Jangan lengah.]

Damien menggerakkan bahunya malas.

"Aku tidak pernah lengah."

Lyanna menunduk sedikit.

"
Damien."

"Hm?"

"Terima kasih
 sudah membawaku sejauh ini."

Damien menjawab tanpa menoleh.

"Kalau kau mati sekarang, aku rugi besar."

Lyanna mengembungkan pipi lagi.

"Bilang terima kasih itu susah ya?"

Damien mengabaikannya dan terus berjalan.

---

🌑 Arvendale: Kota Pencari

Ketika mereka memasuki gerbang kota, aroma roti, pedagang berteriak, dan suara roda kereta bercampur satu.

Lyanna menatap sekeliling penuh kagum.

"Sudah lama aku ingin datang ke sini
"

Damien tidak tertarik.

"Ayo cari tempat untuk daftar Guild."

"Guild? Untuk apa?"

"Suara itu bilang aku harus ke guild pencari. Katanya petunjuk fragmen ada di sana."

[Benar. Dan sebelum itu
 kau harus menguatkan tubuhmu. Ranahmu terlalu rendah untuk pewaris dengan potensi sebesar itu.]

Damien mendecak.

"Ranahku mortal ya mortal, tapi aku ngalahin Essence Flow puncak cuma pakai satu tangan."

[Itu karena energimu unik. Bukan karena fondasi tubuhmu kuat.]

Damien menatap Lyanna.

"
artinya aku harus naik ranah sekarang?"

[Ya. Dan waktunya pas. Tubuhmu sudah hampir matang untuk Mortal Rein Realm.]

Damien tersenyum samar.

"Baik."

Lyanna melongo.

"Tunggu—kau mau—breakthrough di tengah kota??"

Damien menatapnya datar.

"Tidak. Aku bukan orang gila."

---

đŸ”„ Tempat Istirahat & Breakthrough Damien

Mereka menyewa kamar kecil di penginapan murah. Damien duduk di lantai, kaki terlipat, mata terpejam.

Lyanna duduk di pojok ruangan, menonton dengan cemas.

"Kalau kau meledak
 aku harus lari ke mana?"

"Diam."

Suara misterius berbicara pelan.

[Damien. Fokuskan energi Lunar Core ke titik dantian. Kumpulkan. Padatkan. Hancurkan batasnya.]

Damien menarik napas.

WUSHHH—

Energi perak-hitam naik seperti pusaran badai di dalam ruangan.

Lantai bergetar.

Lampu minyak berkedip-kedip.

Lyanna menatapnya tak berkedip.

"A-apa ini
?"

Damien menggertakkan gigi, tubuhnya bergetar.

Lebih
 sedikit lagi


BOOMMM—

Gelombang energi meledak keluar.

Kain tempat tidur berkibar, meja terangkat sedikit.

Sinar gerhana muncul dari mata Damien.

[Selamat. Kau memasuki Mortal Rein Realm — Tingkat 1.]

Damien membuka mata perlahan.

Cahaya perak-hitam berputar di irisnya.

"...lebih kuat dari yang kuduga."

Ia mengepalkan tangan.

Lyanna bertepuk tangan kecil.

"S-selamat
"

Damien tersenyum tipis.

"Terima kasih."

Lyanna langsung kaget.

"Hah?! Kau bilang terima kasih?!"

"Aku manusia, bukan iblis."

"Tapi biasanya kau kasar!"

"Tergantung mood."

---

🌘 Organisasi Baru Muncul

Sementara Damien dan Lyanna masih di penginapan


Di tempat lain, jauh di utara Arvendale—

Sebuah aula gelap dipenuhi orang berjubah biru salju. Simbol bunga es di dada mereka.

Pemimpin mereka, pria bermata biru tajam, memegang gulungan laporan.

"Target berambut perak—Lyanna Frostveil—terdeteksi menuju Arvendale."

Suara di bawahnya gemetar.

"Tuan
 dua pemburu kita dikalahkan oleh satu bocah lelaki berambut hitam."

Pemimpin itu memicingkan mata.

"Bocah
?"

"Ya. Katanya energinya sangat aneh
 mirip energi bulan."

Ruangan menjadi sunyi.

Pemimpin itu berdiri, suara bergetar marah.

"Kirim Bloodhound Unit.

Tangkap gadis itu.

Dan bawa kepal—"

Ia berhenti.

"Mungkin tidak perlu kepala bocah itu. Bawa dia hidup-hidup."

"Kenapa, Tuan?"

"Sesuatu tentang anak itu
 terasa tidak normal."

---

🌙 Kembali ke Damien

Damien berdiri, merenggangkan tubuh.

"Kita ke guild sekarang."

Lyanna ragu.

"Damien
 kalau organisasi Frostvale mengejarku
 apa kau yakin—"

Damien menatapnya tajam, terpotong.

"Aku sudah bilang. Selama kau bersamaku
 tidak ada yang bisa menyentuhmu."

Lyanna berdiri terpaku, pipinya memerah.

Damien membuka pintu.

"Ayo. Fragmen Lunar Pertama menunggu."

---

END CHAPTER 6

More Chapters