WebNovels

Chapter 5 - Chapter 5 melindungi lyanna

šŸ”„ CHAPTER 5 — "Menuju Arvendale, Musuh Pertama & Kedekatan Awkward Damien–Lyanna"

(MC: Damien Valtreos)

---

šŸŒ™ Lanjutan dari adegan terakhir…

Hutan mulai meredup seiring malam semakin dalam. Damien berjalan di depan, langkahnya santai namun penuh kewaspadaan. Di belakangnya, Lyanna mengikuti pelan sambil memegangi lengannya yang terluka.

Damien melirik sedikit.

"Kau bisa jalan?"

Lyanna mengangguk cepat.

"B-bisa… hanya sedikit sakit."

Damien berhenti.

"Diam."

Lyanna terpaku.

Damien tanpa bicara langsung meraih tangannya.

"Eh—?!"

Ia menekan titik tertentu pada lengan Lyanna. Cahaya perak-hitam mengalir dari ujung jarinya.

[Lunar Vein Stabilization. Teknik dasar. Kau bisa sembuhkan luka kecil dengan itu.]

Damien menghela napas.

"Teknik ini cuma buat nambah stabilitas energi, bukan penyembuhan penuh. Tapi cukup."

Lyanna menatapnya dengan pipi merah.

"T-terima kasih…"

Damien berdiri lagi sambil mengalihkan pandangan.

"Jangan salah paham. Kalau kau mati sekarang, aku rugi."

Lyanna langsung manyun.

"Kau bisa bilangnya lebih halus…"

Damien pura-pura tidak dengar.

---

🌘 Perjalanan Dimulai

Setelah beberapa menit berjalan, Damien bertanya pelan.

"Jadi… pemburu kerajaan Frostvale mengejarmu. Kenapa?"

Lyanna menunduk.

"Aku… dianggap ancaman."

"Ancaman?"

Lyanna mengusap luka kecil di pipinya.

"Garis keturunan Lunar Sealing bisa… menyegel energi. Mereka takut aku tumbuh terlalu kuat."

Damien memutar bola mata.

"Jadi mereka takut pada bocah manis tanpa senjata begini?"

Lyanna memelototinya.

"Aku kuat kalau energiku tidak disegel."

Damien tersenyum samar.

"Oke, oke."

Diamen menatapnya sekilas.

Dalam hati ia bergumam:

Kalau 98% kompatibel… berarti gadis ini bakal sangat penting untukku nanti.

Suara misterius:

[Kau mulai berpikir seperti pewaris dewa. Bagus.]

Damien:

"Diam. Aku lagi mikir."

[Memang aku bilang apa?]

---

šŸ”„ Kemunculan Musuh di Hutan Utara

Ketika mereka melewati sebuah jalan sempit di antara pepohonan tinggi—

WUUUUSSHHH—

Angin dingin menerjang dari belakang.

Damien menghentikan langkah.

"Lyanna. Mundur."

Lyanna langsung bergerak ke belakangnya.

Suara misterius berkata pelan.

[Musuh. Dua orang. Essence Flow puncak dan satu Core Formation menengah. Seragam mereka… Frostvale.]

Damien menghela napas.

"Serius? Baru mau jalan lima menit."

Dua sosok muncul dari balik pepohonan.

Laki-laki berambut putih pendek dengan tombak es.

Dan wanita berjaket bulu tebal dengan simbol kerajaan Frostvale di dadanya.

"Tangkap gadis itu," kata si pria. "Kita tidak boleh kembali tanpa membawanya."

Si wanita menunjuk Damien.

"Dan bunuh bocah yang bersamanya."

Damien tersenyum masam.

"Lucu. Mereka bahkan tidak kenal aku."

Lyanna menegang.

"Damien… hati-hati. Mereka kuat."

Damien menatapnya sekilas.

"Yang kuat itu aku."

---

āš”ļø Pertarungan Dimulai

Pria bertombak melompat lebih dulu, tombaknya dilapisi energi es.

"Hyaaah!"

CLANGG!!

Damien menahan serangan itu dengan satu jari.

Satu.

Jari.

Pria itu membelalak.

"A-Apa—?!"

Damien mendekat, suaranya sedingin malam.

"Kau terlalu berisik."

BRUKK!!

Ia menendang pria itu hingga mental ke pohon besar. Napasnya langsung tersengal.

Wanita itu maju, membentuk ratusan jarum es di udara.

"Ice Barrage!"

Damien memutar leher.

"Lyanna. Mundur jauh."

Lyanna patuh, menyingkir ke belakang pohon.

Jarum-jarum itu melesat seperti hujan tajam.

Damien mengangkat tangan.

"Lunar Veil."

SWOOOMMM—

Kabut perak-hitam membungkus tubuhnya.

Semua jarum es hancur begitu menyentuh kabut itu.

Wanita Frostvale itu mundur ketakutan.

"Kekuatan apa ini…?!"

Damien menghilang.

Muncul tepat di belakangnya.

"Bukan urusanmu."

BLAMM—

Ia menepuk punggung wanita itu dengan telapak tangan.

Wanita itu terlempar dan pingsan.

Pertarungan selesai… dalam 10 detik.

---

šŸŒ™ Reaksi Lyanna

Lyanna muncul dari balik pohon, wajahnya tercengang.

"K-Kau… kuat sekali…"

Damien menepuk debu dari bajunya.

"Tidak. Mereka saja yang lemah."

Lyanna menunduk, lalu berkata pelan:

"…terima kasih sudah melindungiku."

Damien meliriknya sebentar, menahan senyum.

"Sudah kubilang, aku rugi kalau kau mati."

Lyanna mengembungkan pipi.

"Bilangnya baik-baik kenapa sih…"

Damien berjalan duluan.

"Yuk. Kita harus sampai di Arvendale sebelum pagi."

---

šŸ”„ Suara Misterius Memberi Peringatan

[Tadi itu pemburu biasa. Setelah ini, yang datang akan jauh lebih kuat.]

Damien tersenyum tipis.

"Bagus."

Lyanna mengangkat alis.

"Bagus?"

Damien menatap ke depan dengan mata gerhana yang bersinar.

"Aku butuh target latihan."

---

šŸŒ‘ Damien & Lyanna Melanjutkan Perjalanan

Di antara cahaya bulan, dua siluet berjalan beriringan—

Satu bocah dingin, licik, kuat.

Satu gadis misterius dengan garis keturunan langka.

Petualangan mereka baru saja dimulai.

---

END CHAPTER 5

More Chapters