WebNovels

Chapter 3 - Chapter 3 Kembali ke Desa

🔥 CHAPTER 3 — "Kembali ke Desa, Kekuatan Baru & Penjelasan Ranah dari Suara Misterius"

(MC: Damien Valtreos)

---

Angin malam menyapu lembut ketika Damien melangkah keluar dari reruntuhan kuno itu. Cahaya bulan memantul dari matanya yang kini berubah—perak pucat dengan pola gerhana gelap di dalamnya.

Ia merapikan kerah bajunya yang kotor, bersiul santai.

"Baik… Saatnya pulang. Dan… lihat bagaimana orang-orang itu bereaksi."

Senyumnya yang tipis namun licik muncul.

---

🌙 Di perjalanan…

Hutan terasa lebih sepi dari biasanya.

Atau lebih tepatnya… Damien kini bisa merasakan setiap makhluk hidup dalam radius puluhan meter.

"Aura kelinci… aura serigala kecil… aura monster Ekor Tiga…" Damien menggumam.

Suara misterius itu tertawa pelan.

[Kau bisa merasakan itu karena Lunar Sense aktif. Itu kemampuan pasif. Tak perlu mencoba apa pun.]

"Mantap. Jadi sekarang aku sensor berjalan ya?"

[Lebih tepatnya… radar hidup.]

Damien tersenyum kecil.

"Eh, ngomong-ngomong…"

Ia menguap panjang.

"…aku bahkan nggak tau nama-nama ranah kultivasi dunia ini. Dari dulu aku cuma… sampah."

[Betul.]

"…"

"…kau bisa minimal pura-pura simpati ngga?"

[Tidak.]

Damien mendesah frustrasi.

"Ya udahlah… jelasin ranah-ranahnya."

---

🌓 📘 Penjelasan Ranah (Versi Dewa Tertinggi)

Suara misterius itu merendahkan suara, seolah bersiap mengajar bocah baru.

[Dunia ini memakai sistem 9 Ranah Dasar + 6 Ranah Tinggi.]

[Tapi kau tidak perlu peduli semuanya dulu. Kita mulai dari yang terendah.]

1. Mortal Vein Realm

Ranah manusia biasa.

Orang-orang hanya bisa melatih tubuh dan stamina, tanpa energi.

2. Pulse Awakening Realm

Mulai bisa membuka nadi energi (pulse).

Ini ranah yang paling rendah untuk kultivator.

Damien: "Aku bahkan nggak pernah menyentuh ranah ini."

[Betul. Sampah.]

"…kau benar-benar tidak bisa sedikit sopan ya?"

3. Essence Flow Realm

Energi mulai bisa mengalir stabil.

Bisa mengeluarkan serangan energi sederhana.

4. Core Formation Realm

Kultivator membentuk inti energi pertama.

Ini adalah ranah yang dianggap jenius di desa-desa kecil.

5. Spirit Manifest Realm

Energi bisa membentuk bayangan, efek, atau manifestasi kecil.

6. Lunar–Solar Realm

Ranah khusus dunia ini.

Mengendalikan dua energi: bulan & matahari.

7. Star Ascension Realm

Kultivator bisa menghubungkan inti energi mereka dengan rasi bintang.

8. Voidstep Realm

Mampu menembus ruang dalam langkah-langkah kecil.

Ini ranah elit kerajaan.

9. Calamity Overlord Realm

Para jenderal dan penguasa negara biasanya berada di sini.

---

Damien mengangguk-angguk.

"Nah… kalau aku sekarang ada di ranah berapa?"

Hening.

[…tidak ada di antara sembilan itu.]

"???"

Suara itu melanjutkan, tenang namun sedikit mengancam.

[Kau berada di ranah Lunar Core Awakening. Ranah yang bahkan tidak dikenal dunia ini.]

[Ranah ini milik warisan para Dewa Tertinggi.]

Damien menghentikan langkah.

"Jadi… aku literally cheat berjalan?"

[Tepat sekali.]

---

🌘 Mendekati Desa

Lampu-lampu minyak mulai terlihat.

Suara warga samar terdengar.

Damien menghela napas.

"Baik. Waktunya… pertunjukan kecil."

Ia berjalan masuk dengan langkah santai, dingin, penuh aura aristokrat… sesuatu yang dulu tak pernah ia miliki.

Orang-orang langsung berhenti mengobrol.

"Eh? Itu Damien?"

"Yang dibuang klan?"

"Dia kembali? Sudah menyerah hidup kah?"

Damien tersenyum simpul.

"Oh, aku kembali. Kalian rindu aku?"

Warga:

"Tidak."

"Justru lega waktu kamu pergi."

"Kami kira kamu dimakan monster."

Damien:

"…baiklah. Aku juga nggak rindu kalian."

---

🔥 Kemunculan Orang Yang Ia Benci

Tiba-tiba, tiga sosok muncul dari pintu gerbang desa.

Ralph Valtreos, sepupu arogan yang selalu meremehkan Damien.

Bersama dua pengikutnya yang selalu ikut-ikutan mengejek.

Ralph mendengus.

"Lho? Sampah balik? Kok masih hidup? Baru sehari dibuang, kau sudah minta mati lagi?"

Pengikutnya tertawa.

Damien diam sebentar.

Lalu ia tersenyum.

Senyuman dingin. Cerdas. Cuek. Tapi berbahaya.

"Aku hidup atau mati urusanku…"

Ia melangkah maju.

"…tapi kalian bertiga sudah pasti masuk daftar dendamku."

Ralph berhenti tertawa.

"Daftar? Hah? Kau mau apa? Kau bahkan tidak bisa berkultivasi—"

WUSHH—

Damien menghilang dari pandangan sekejap, muncul tepat di depan wajah Ralph.

Mata gerhananya bersinar.

"Siapa bilang aku tidak bisa?"

Aura hitam-perak meledak seperti badai kecil, menekan semua orang dalam radius belasan meter.

Para warga menatap Damien dengan wajah pucat.

"D…dia… berubah…"

"Matanya… bukan mata manusia…"

Ralph terpaku.

"Ka-Kau… ranah apa…?!"

Damien menepuk bahunya pelan.

"Rahasia."

Ia mencondongkan wajah, suara rendah namun licik.

"Tapi tenang. Kau akan tahu rasanya… nanti."

---

🌑 Suara Misterius Berbicara Lagi

[Baik, bocah. Mulai besok… kita berangkat.]

"Ke mana?"

[Petualangan. Latihan. Memburu monster. Mengambil balas dendam.]

Damien tersenyum tipis.

"Akhirnya… hidupku jadi menarik."

---

CHAPTER 3 END

More Chapters