Novel Salaryn Kingdom merupakan novel romansa bertema kerajaan yang sempat populer di kalangan anak muda di kampusnya.
Bercerita tentang pemeran utama pria yang bernama Leonardo Von De Coutland, putra mahkota kerajaan Salaryn. Dan pemeran utama wanita bernama Emely Lovell seorang gadis cantik putri dari bangsawan bergelar Marquess, Marquess Hans Lovell.
Putra mahkota digambarkan sebagai sosok yang tampan, berwibawa, kuat dan menjadi sosok yang sempurna untuk menggantikan Raja Philip Von De Coutland, Raja saat ini. Sedangkan Emely Lovell yang adalah putri Marquess Lovell merupakan sosok bunga sosial yang cantik ,ramah dan berbakat.
Keduanya disebut-sebut sebagai pasangan paling sempurna di Kerajaan ini, sehingga para pengagum Pangeran Mahkota pun mau tidak mau merelakan pangeran mereka jika harus bersanding dengan Emely. Keduanya sudah bertunangan sejak 3 tahun yang lalu.
Leonardo dan Emely adalah teman masa kecil, mereka belajar di akademi yang sama dan kerap terlibat dalam banyak kegiatan bersama.
Emely memang sudah digadang-gadang sebagai orang yang akan menjadi Putri Mahkota. Dia seakan sudah disiapkan untuk dilahirkan dan dididik sebagai seorang calon Ratu.
Konflik percintaan mereka tidak banyak, hanya masalah yang disebabkan kesalahpahaman karena mereka sudah bersama dari kecil.
Mereka sama-sama tidak menyadari bahwa mereka mencintai satu sama lain, bukan hanya paksaan dari orang tua dan memenuhi kewajiban.
Dan untuk menambah konflik, justru masalah datang dari orang luar yang tidak menginginkan mereka untuk bersama dan naik tahta.
Konflik dimulai ketika Pangeran Ketiga, Louis Von De Coutland mulai menginginkan tahta ayahnya dan jatuh cinta dengan Emely yang saat itu sudah menjadi tunangan Leonardo.
Louis semakin yakin untuk merebut gelar dan berusaha untuk melawan putra mahkota. Ia kemudian berusaha menjatuhkan Pengeran Kedua yang saat itu memegang kekuatan militer Kerajaan.
Dengan dalih ingin membantu kakaknya meraih kekuasaan, dia menyusun rencana untuk membunuh Pangeran kedua setelah pria itu pulang dari medan perang dalam kondisi terluka.
Sang ratu mendukung rencana Louis untuk membunuh Pangeran Kedua, karena Pangeran Kedua merupakan Pangeran yang lahir dari Ratu terdahulu.
Louis berhasil membunuh dan mengambil alih kekuasaan dari tangan Pangeran Kedua. Walaupun Pangeran kedua itu dikenal sebagai Pangeran yang tidak tertarik dengan tahta, ia tetap merasa terancam akan keberadaan kakak keduanya itu.
Setelah Pangeran Kedua mati, kekuatan militer kerajaan pun diberikan kepada Louis selaku Pangeran yang juga berbakat dalam bidang militer walau tidak sekuat Pangeran Kedua.
Kemudian tanpa sepengetahuan ibunya, dia juga berencana mengambil gelar Putra Mahkota dari kakak kandungnya sendiri, Leonardo, sang pangeran pertama.
Louis mengatur skema dan menjadikan Evelyn Gregory, gadis bangsawan duke untuk menjadi salah satu pionnya karena gadis itu tergila-gila dengan putra mahkota.
Mereka bekerjasama untuk memisahkan Emely dan Leonardo terlebih dahulu supaya kekuatan faksi putra mahkota akan berkurang dengan Emely yang tidak jadi menikah dengan putra mahkota.
Evelyn beraksi di setiap perjamuan yang juga didatangi Emely untuk merusak reputasi gadis itu agar tersingkir dari kandidat terkuat calon Putri Mahkota.
Dengan begitu mereka tidak akan menikah dan Louis bisa mendapatkan kesempatan untuk mengambil Emely lagi sebagai istrinya.
Puncaknya Evelyn berusaha menjatuhkan reputasi Emely didepan masyarakat kelas atas di sebuah perjamuan yang diadakan untuk memperingati ulang tahun Raja.
Evelyn mencoba memfitnah bahwa Emely telah berselingkuh dengan seorang baron yang telah dibayar oleh Louis. Emely yang pintar itu kemudian mengelak dan berhasil membuktikan ketidakbersalahannya.
Evelyn malu karena dicemooh dan membuat putra mahkota semakin benci padanya, ia mencampurkan racun kedalam minuman Emely tanpa sepengetahuan Louis.
Emely berhasil diracuni dan berakhir koma, tapi kemudian perbuatannya terbongkar karena salah satu dari bangsawan mengetahui asal racun yang hanya berasal dari wilayah Duke Utara. Tapi karena tidak ada bukti yang membuktikan bahwa ialah yang membawa racun itu, ia selamat dari hukuman kerajaan.
Louis yang mendengar itu seketika tahu bahwa Evelyn lah yang mengirim racun itu untuk mencelakai Emely, membuatnya menyiksa Evelyn, memalsukan kematiannya dan menjualnya untuk dijadikan sebagai budak.
Putra mahkota menyelidiki kasus itu dan akhirnya terungkap bahwa Louis lah yang ikut berperan dalam rencana tersebut.
Kejahatan Louis yang telah membunuh dan mengambil kekuatan militer Pangeran Kedua pun juga terungkap. Menjadikannya di cap sebagai seorang pembunuh dan pemberontak yang membuatnya dihukum penggal dihadapan seluruh rakyat kerajaan Salaryn.
Sang ratu yang ikut peran dalam membunuh putra kedua pun turut diasingkan. Awalnya dia juga akan dibunuh, tapi karena putra mahkota begitu menyayangi ibunya, akhirnya ibunya tidak jadi dibunuh dan hanya diasingkan ke istana dingin.
Sang Raja yang saat itu sedang sakit pun semakin diperparah dengan kekacauan di kerajaannya, Raja kemudian wafat beberapa saat setelah Ratu diasingkan.
Akhir hidup untuk Evelyn, beberapa bulan kemudian dia berhasil kabur saat Tuan pemiliknya lengah dan pulang ke wilayah Duke Utara.
Tapi yang menyambutnya bukanlah kediaman megah wilayah Duke Utara, melainkan tanah gosong yang sudah habis tak tersisa dilalap api.
Rupanya putra mahkota dan ayah dari Emely lah yang membalas dendam usai mengetahui rencananya. Dengan hati yang dipenuhi penyesalan dan penderitaan, ia pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Dan akhir bahagia hanya untuk protagonis, mereka menikah beberapa hari setelah Emely pulih dari sakitnya.
Pelantikan raja dan ratu yang baru diadakan beberapa saat setelah mereka resmi menikah karena atas titah sang raja sebelum beliau meninggal dunia untuk mempercepat pelantikan.
Evelyn menghela nafas setelah mendapatkan keseluruhan alur cerita novel itu, novel berdarah yang penuh dengan intrik dan pembunuhan, salah bersikap bisa saja menjadikannya di incar oleh pembunuh dan mendapatkan hasil tragis, bahkan tragis untuk tubuh aslinya yang tidak bisa kembali.
Tidak lama kemudian masuklah pasangan paruh baya berserta seorang tabib dan pelayan muda tadi yang bernama Ginna, pelayan pribadi nya.
Sekilas, Evelyn menebak pria paruh baya yang memimpin itu pastilah pamannya, Justin Gregory, adik dari ayahnya dan juga istrinya, Natalie Reid.
Mereka lah yang telah membantu merawatnya karena orang tua gadis itu meninggal usai kecelakaan kereta beberapa tahun silam saat dalam perjalanan pulang dari istana.
Mereka memiliki seorang anak laki-laki bernama Daniel Gregory, yang sekarang sedang belajar di akademi kerajaan lain.
Keluarga Duke Utara mengalami pemerosotan ekonomi usai kejadian tersebut, jadi terpaksa adik satu-satunya Duke yang tidak terlalu tertarik dengan bisnis itu mengambil alih.
Sekarang setelah beberapa tahun berlalu, bisnis keluarga tersebut sudah lumayan mempunyai pijakan seperti sebelumnya, walaupun tidak sejaya pada saat Duke masih hidup.
Evelyn menghela nafas dan memijat keningnya yang masih terasa sakit. Untuk mendapatkan akhir yang baik, dia mungkin bisa memulai dengan memperbaiki reputasi dan kehidupannya disini.
Juga karena semua masalah berawal dari rasa cintanya kepada Putra Mahkota, jadi dia dengan tegas akan menjauhi Putra Mahkota dan hidup dengan damai.
Tabib mulai memeriksa denyut nadi dan luka yang ada di tangan dan lehernya, kemudian meresepkan obat dan mengatakan bahwa nona tersebut sudah baik-baik saja dan harus banyak beristirahat.
Seorang wanita mendekatinya dengan wajah khawatir dan mulai mengecek suhu tubuh Evelyn. Dia mengenal wanita ini sebagai bibi dari pemilik tubuh, Duchess Gregory saat ini, Nathalie Ried.
Wanita ini juga yang turut menjaganya dari kecil, dia perhatian dan lembut dengan Evelyn bahkan jika Evelyn yang asli sering melawan nya.
Begitupun dengan pamannya, Duke saat ini, Justin Gregory, mereka berdua menyayanginya tapi Evelyn asli sering membangkang dan menuduh mereka berdua sengaja melenyapkan orang tuanya agar bisa menguasai harta dan gelar ayahnya.
"Apakah masih ada yang sakit?"tanya bibinya dengan nada khawatir.
"Aku sudah baik-baik saja bibi." jawab Evelyn dengan senyum tipis, dia berusaha untuk tetap sopan. Bibinya sedikit terkejut Evelyn menjadi lebih sopan dan tidak berbicara dengan nada ketus itu lagi.
"Evelyn, sebenarnya apa yang terjadi, siapa yang telah menyerangmu." tanya pamannya dengan nada khawatir bercampur marah.
Wajar pamannya marah, karena insiden tersebut menyebabkan Evelyn terluka, 4 ksatria terbunuh, 2 ksatria terluka cukup parah dan kereta mewah yang dipakainya mengalami kerusakan.
Pamannya khawatir penyerangan itu bukan sekedar perampokan biasa, tapi ada yang sengaja menargetkan putri keluarga Gregory untuk dibunuh.
"Maaf paman, Eve tidak terlalu ingat kejadian tersebut. Saya hanya ingat dicegat oleh sekitar 5 atau 6 bandit bersenjata dan mereka bertarung dengan para ksatria yang berusaha melindungi. Tapi syukurlah ada seseorang yang telah menyelamatkan kami. " kata Evelyn.
Dalam insiden tersebut, Evelyn sempat ditangkap oleh para bandit itu, disandera dan menyebabkannya mendapatkan luka di leher dan tangannya.
Ginna berusaha melindungi Evelyn dengan sedikit bertarung menggunakan belati kecil yang dibawanya, dia terluka di bagian bahu dan kemudian berusaha membawa Evelyn untuk kabur, syukurnya seorang pria datang dan menyelamatkan mereka dengan menghabisi 3 bandit yang tersisa.
"Apakah ada petunjuk yang bisa digunakan untuk mencari mereka? Semacam lencana atau baju yang mereka gunakan. " Pamannya bertanya lagi.
"Tidak paman, mereka menggunakan pakaian serba hitam dan memakai topeng." Sahut Evelyn yakin. Yang mengisyaratkan bahwa mereka kemungkinan besar bukan bandit tapi pembunuh bayaran.
Sulit untuk mencari informasi tentang mereka karena biasanya pembunuh yang disewa tidak semua dari organisasi pembunuh.
Sebagian besar hanyalah individu yang menerima tugas membunuh kemudian identitas mereka tidak lagi ditemukan, sehingga lebih sulit lagi mencari dalang yang mengirim mereka.
Duke kemudian menghela nafas panjang, istrinya memintanya untuk tidak terlalu banyak bertanya tentang masalah ini dulu. Duchess Gregory itu mengatakan bahwa Evelyn harus segera beristirahat dan tidak boleh banyak berpikir.
Atas saran tersebut, mereka berdua dan tabib yang tadi mengobati pun pamit dan beranjak keluar dari kamar menyisakan Evelyn dan pelayannya.
"Ampun Nona, maafkan saya yang gagal melindungi Nona dari serangan perampok itu. " Ucap Ginna, pelayan pribadinya itu langsung bersujud dan menangis.
Ginna sudah gemetar ketakutan, karena biasanya Nona nya ini akan marah karena kesalahan kecil dan berakhir memberi hukuman cambuk kepada siapapun yang ceroboh dan berbuat kesalahan.
Tapi hari ini Nona nya tampak berbeda, terlihat anggun dan tenang. Walau begitu Ginna tidak berani bertaruh apakah Nona nya akan marah atau tidak karena tidak ingin kehilangan pekerjaannya.
"Sudahlah, bukan sepenuhnya salahmu, lagipula aku yang bersikeras untuk pergi. " Ucap Evelyn dengan sedikit senyum.
Memang benar dialah yang bersikeras untuk pergi membeli perhiasan dan pakaian tanpa sepengetahuan pamannya.
Alhasil penjaga keamanan yang dibawanya pun tidak banyak, menyebabkan dia dengan mudah diserang dan Ginna terluka cukup parah karena berusaha melindunginya.
Syukurlah ada seorang pemuda tampan yang menolong dan beberapa saat kemudian pamannya beserta prajurit yang sedang mencarinya pun tiba, sehingga dia bisa pulang dengan selamat. Pria itupun pergi menghilang di hutan yang gelap setelah melihat adanya bala bantuan.
Evelyn mencoba mengingat lagi wajah pria yang menyelamatkannya itu.
'sial' rutuknya