WebNovels

Chapter 4 - CHAPTER 4

Setelah mereka cukup jauh dari tempat itu, Evelyn menyuruh Karl membawa mereka ke ibukota karena ada beberapa hal yang perlu dilakukannya.

Ibukota tidak begitu jauh sebenarnya, tapi akses kesana sedikit sulit karena harus melewati hutan. Itulah sebabnya walaupun disegani, wilayah Duke Gregory juga merupakan wilayah yang tertutup sehingga rumor tentang betapa tidak berguna dan sombongnya putri tunggal Gregory itu tidak pernah ada yang benar-benar mengkonfirmasinya.

Mereka sampai di ibukota, tapi begitu sampai, kereta mereka mengalami masalah kerusakan, Karl beserta ksatria lain bergegas memperbaiki, Evelyn kemudian menyuruh Ginna membeli beberapa perlengkapan disana. Setelah Ginna pergi, dia bergegas pergi dengan jubahnya ke arah yang berlawanan.

Evelyn sebenarnya berniat membawa mereka tapi khawatir rencananya untuk menyusup akan terhambat, jadi lebih baik dia pergi sendiri saja untuk mencegah menarik perhatian orang-orang.

Walaupun berjanji untuk tidak terlibat dalam plot, Evelyn tetap ingin mengetahui sejauh mana kemajuan plot cerita novel tersebut, sehingga lebih mudah memperkirakan langkah apa yang bisa diambil nantinya untuk keselamatannya.

Evelyn menyusuri ramainya orang berlalu lalang, tidak berbeda dengan pasar tradisional di dunianya dulu, pikirnya. Dia kemudian mendekati para wanita yang berbelanja sambil bergosip di sebuah toko roti.

Dari pembicaraan itu, dia mendengar bahwa beberapa hari lagi akan diadakan perjamuan ulang tahun raja yang ke 50 tahun. Dan juga 2 hari kemudian akan diadakan pernikahan antara Putra Mahkota dan putri tunggal Marquess Lovell.

Evelyn tidak menyangka alur cerita sudah sampai sejauh ini.

Itu artinya beberapa minggu yang dihabiskan nya di kediaman merupakan waktu yang digunakan Evelyn didalam novel untuk mengganggu Emely. Dan puncaknya dia akan meracuni Emely tepat saat perjamuan ulang tahun raja, yang berakhir Emely koma dan pernikahannya dengan Pangeran Mahkota ditunda selama beberapa waktu.

Evelyn tahu setelah ini dia akan di undang ke perjamuan ulang tahun raja itu sebagai bentuk kehormatan bangsawan.

Pamannya mungkin akan membawanya ke sana sekarang karena usianya sudah lebih dari 20 tahun. Ia juga jarang menghadiri perjamuan resmi atau bersosialisasi karena rumor buruknya.

Padahal di usia itu, harusnya para pemuda dan pemudi sudah menikah atau paling tidak sudah mempunyai tunangan. Bahkan debutante nya dulu pun dirayakan di kediaman Gregory ketika gadis itu sudah berusia 17 tahun.

Evelyn yang merasa urusannya mencari informasi sudah selesai pun bergegas menuju kereta tempat Karl dan mungkin Ginna juga sedang mencarinya.

Sesampainya dia di ujung ibukota yang sepi, dia memelankan langkah nya sambil menatap waspada ketika merasakan ada seseorang di dekatnya dan benar saja, tiba-tiba sebuah serangan datang dari belakang.

Seorang pria berjubah hitam menyerang sambil menatap dingin ke arahnya. Evelyn balas menyerang dengan mengayunkan kaki nya ke arah pria tersebut yang berhasil di tangkap dengan menggunakan satu tangan.

Kekuatan Evelyn tidak terlalu besar, dia sedikit kesulitan saat melawan pria tersebut. Tapi tanpa diduga pria itu sepertinya tidak menggunakan seluruh kekuatan nya.

Keduanya terlibat pertarungan yang lumayan sengit, Evelyn memperhatikan pria tersebut menyerang sambil terlihat menghindari serangan Evelyn ke arah dada sebelah kirinya.

Dengan cepat, Evelyn berusaha menyerang area dada yang dia yakini sebagai titik vital pria itu dan akhirnya pria itu terjatuh.

Evelyn menatap dingin sambil menodongkan belati kearah leher pria tersebut. Belati itu didapatnya dari sistem sebagai alat bertahan hidup karena bisa menyesuaikan dengan kehendak pemiliknya.

Untuk saat ini, Evelyn hanya mahir menggunakan belati karena pedang baginya terlalu berat dan kurang praktis.

Ia tidak terlalu jelas melihat fitur wajah pria itu karena kondisi penerangan yang minim. Tapi satu hal yang ia perhatikan, mata pria itu berwarna biru, dingin dan tajam.

Keduanya saling menatap selama beberapa saat sampai kemudian terdengar suara telapak kaki beberapa orang sedang berlari menuju tempat mereka.

Pria itu memanfaatkan kondisi Evelyn yang sedikit lengah kemudian menyeretnya menuju dinding dibalik sebuah gubuk sambil membekap mulut gadis itu.

"Sstt... jangan berontak." Ucap pria itu sambil dengan waspada memperhatikan keadaan sekitar.

Evelyn diam menunggu suara orang-orang diluar berlalu, dalam benaknya dia bisa menebak bahwa pria ini sedang diburu oleh orang-orang itu.

Dia lega karena pria ini kemungkinan bukan orang suruhan salah satu musuh keluarganya, Marquess Lovell atau bahkan suruhan pemeran inti di dalam novel.

Mata tajam pria itu mengamati penampilan Evelyn dengan sedikit penerangan yang ada, mata kuning keemasan gadis ini tampak bersinar.

Karena jarak yang begitu dekat ia juga bisa melihat tahi lalat hitam di bawah mata kirinya, walau tertutup cadar, dia sekilas bisa menebak gadis ini pasti cantik.

Dia mencibir sedikit, jika mereka berpikir mereka bisa mempengaruhinya dengan mengirim gadis cantik, maka mereka salah besar.

Syukurnya dia membawa gadis ini kesini, karena jika gadis ini salah satu orang suruhan mereka, dia bisa langsung membunuhnya disini tanpa memberinya kesempatan memanggil rekan-rekannya.

"Siapa yang menyuruhmu."kata pria itu setelah mendengar bahwa orang-orang itu sudah berlalu pergi. Tanpa diduga gadis ini sepertinya tidak berniat membunuhnya.

Evelyn diam mencerna dan seketika ia marah mendengar tuduhan itu, dia memberontak berusaha melepaskan diri.

Pria itu membalas, kemudian tanpa diduga menarik tudung dan cadar yang dikenakan Evelyn, membuat wajah dan rambut perak gadis itu terlihat dengan berantakan.

Evelyn yang marah pun menyerang pria itu kearah dada tempatnya terluka. Pria itu mengerang kesakitan dan melepaskan cengkeraman nya dari Evelyn.

Lukanya kelihatan parah, pakaian hitam di area dada nya sudah sedari tadi basah akan darahnya sendiri. Evelyn diam sambil menatap dingin pria yang kesakitan itu.

"Siapa kau." Tanya Evelyn dengan dingin.

Pria itu mendongak dan menatap wajah cantik dan rambut berkibar Evelyn dengan tertegun. Kemudian dia bersuara, "Kau suruhan mereka atau bukan." Ucap pria itu dingin.

"Mereka siapa maksudmu, kau bahkan belum menjawab pertanyaanku. Dengar Tuan, aku tidak mengenalmu dan tidak memiliki urusan apapun denganmu, kaulah yang datang dan tiba-tiba menyerang ku. Jadi sekarang biarkan aku pergi." Ucap Evelyn dengan dingin dan berusaha pergi.

Ini hari pertamanya keluar kediaman dan kesialan langsung menghampirinya.

"Tunggu, setelah dua kali menyakitiku kau bahkan ingin berlalu pergi?" Ucap pria itu dengan dingin.

"Itu salahmu." Ucap Evelyn dingin.

Ting!!!

Notifikasi sistem muncul.

Lakukan perbuatan baik hari ini : membantu orang yang kesusahan

Hadiah : 500 koin sistem

Evelyn kemudian menghela nafas menenangkan diri, sebenarnya dia agak kasihan dengan pria tersebut, dia terlihat sangat lemah walau masih memancarkan aura mengintimidasi.

Dan setelah mendapatkan misi sistem, dia membulatkan tekad untuk sedikit membantu dan mendapatkan koin. Koin sistem bisa digunakannya untuk menukar barang apapun yang dia butuhkan nanti.

"Apa yang kau inginkan?" Ucap Evelyn datar.

"Letakkan benda ini didekat pintu keluar ibukota, sebar masing-masing berjarak 5 meter dari sini ke arah selatan." Ucap pria itu sambil mengeluarkan beberapa keping kayu dari saku jubahnya.

Kepingan kayu itu kecil berbentuk segi empat berwarna hitam dengan warna emas dibagian sudutnya, ia menyerahkannya kepada Evelyn.

Dia bertaruh dengan mempercayai gadis itu sekarang karena walaupun dua kali menyerang, gadis itu tidak berusaha untuk membunuhnya.

Bahkan jika gadis ini tidak melakukan apa yang diminta, dia tidak akan khawatir ketahuan ataupun tertangkap karena hanya anak buahnya yang mengerti kode dibalik kepingan kayu itu.

Evelyn mengambil lencana itu dari nya dan melakukan apa yang diminta pria itu, kemudian berlalu pergi setelah dengan samar dia dengar suara telapak kaki lagi. Mungkin itu anak buahnya, atau jika bukan, dia tidak ingin berurusan dengannya lagi.

Dan setelah setengah jalan, dia mendapatkan notifikasi sistem lagi bahwa misi yang dijalankan nya berhasil.

Tanpa ragu, dia menukarnya dengan keterampilan bela diri karena takut hal seperti ini terjadi lagi. Hari ini bisa dikatakan ia beruntung karena pria itu sedang terluka sehingga tidak sepenuhnya mengeluarkan kekuatannya.

Gadis itu mengubah bentuk belatinya menjadi lebih kecil dan menjadikannya sebagai cincin, benda ajaib yang didapatkannya dari sistem.

Evelyn sampai ke kereta pertama kali rusak, disana terlihat Ginna sudah kelimpungan mencarinya dan menangis setelah melihatnya kembali dengan selamat.

Ginna dan Karl serta prajurit lain meminta maaf karena telah lalai melindungi nona nya dan Evelyn mengatakan bahwa itu bukan salah mereka. Dialah yang langsung pergi tanpa memberikan kesempatan untuk Karl mengawalnya, dan kemudian mereka bergegas pulang.

Dirumah, para pelayan melihat perubahan didalam diri nona mereka setelah bangun dari komanya. Dahulu kepribadian Nona mereka itu sombong dan emosional. Tapi semenjak bangun dari koma, nonanya itu segera meminta maaf dengan tulus kepada semua pelayan yang pernah disakitinya.

Bahkan beberapa pelayan pernah dicambuk karena tidak sengaja menumpahkan air ke meja kopi kesayangannya. Pernah juga menyisir rambutnya dengan tidak cukup lembut pun diberi hukuman sehingga jarang ada yang mau melayani Evelyn dengan sukarela kecuali Ginna.

Sekarang, mereka yang dulunya takut karena kerap disiksa atas kesalahan kecil pun lambat laun menjadi lebih nyaman tapi semakin menghormati nona mereka yang menjadi jauh lebih bijaksana, pintar dan anggun.

Keesokan harinya, pamannya datang dan Evelyn langsung membicarakan mengenai bisnisnya dengan Tuan Tim.

Pamannya terkejut dan memuji bakat Evelyn ketika melihat desain perhiasan yang sangat indah itu. Walaupun ia heran karena selama menjaga Evelyn, dia tidak pernah tahu keponakannya itu berbakat dalam menggambar.

Tapi dia berpikir mungkin karena kematian kakaknya serta Evelyn yang tidak ingin dekat dengan pamannya itu menyebabkan Evelyn menjadi pribadi yang emosional, tertutup dan sulit diatur. Karena bakat menggambar yang identik dengan kesabaran dan kelembutan, sangat tidak mencerminkan seorang Evelyn.

Untungnya pamannya menyetujui tanpa bertanya lebih jauh dan akan ikut serta mengelola jika hasil kerajinan Tuan Tim bagus dan bernilai jual. Dan Evelyn bertugas membuat desain-desain perhiasan itu.

Sekarang tugas memberikan kebahagiaan kepada orang orang disekitarnya pun mulai terlaksana, dengan begini, wilayahnya bisa lebih makmur dan membuka beberapa lapangan kerja lagi bagi rakyat miskin.

Malam harinya setelah mengantarkan bahan-bahan yang diperlukan Tuan Tim, datang surat ber stempel kerajaan yang berisi undangan perjamuan ulang tahun raja dan pernikahan putra mahkota yang akan dimulai lima hari lagi.

Mereka akan pergi dua hari dari sekarang dan menginap di salah satu penginapan untuk tamu kerajaan yang berada tidak jauh dari istana.

Perjalanan menuju Istana membutuhkan waktu sekitar tujuh jam menggunakan kereta kuda, tidak terlalu jauh karena wilayah Gregory bukanlah wilayah dekat perbatasan walaupun wilayah itu terkesan agak tertutup.

Sebagai bangsawan kerajaan, akan tidak sopan jika menolak undangan kerajaan bahkan hal itu bisa di anggap penghinaan bagi kerajaan, jadi sebisa mungkin Evelyn akan datang sambil meminimalisir keberadaannya di perjamuan itu.

Dan ketika sampai dengan hari perjamuan, mereka semua pergi. Paman dan bibinya pergi menggunakan kereta kuda resmi keluarga Gregory dan Evelyn beserta Ginna dan beberapa pelayan lain menggunakan kereta resmi kedua. Sedangkan Daniel, pemuda itu akan menyusul dengan kereta lain lagi.

Dalam perjalanan, Evelyn tidak henti henti mengagumi bangunan klasik khas kerajaan itu. Dari jauh, dia melihat mereka akan melewati gerbang istana yang berwarna emas, serta kemegahan bangunan istana yang berwarna putih keemaasan itu.

Mereka menginap disatu tempat penginapan tapi berbeda kediaman dengan paman dan bibinya. Penginapan dengan tempat diadakannya perjamuan berada dalam satu wilayah luas yang sama, hanya saja sedikit jauh jika berjalan kaki sehingga mereka diharuskan memakai kereta khusus tamu, jadi hanya memerlukan waktu lima menit untuk sampai.

Disana juga ada bangsawan lain yang juga satu wilayah penginapan. Diantaranya ada Duke Reinhard dari Timur, Marquess Gerardo dari Barat ,Duke Scott dari Selatan serta banyak bangsawan sekelas count, viscount dan baron dari seluruh wilayah kerajaan.

Ada juga perwakilan dari kerajaan tetangga seperti Kerajaan Phelim yang terkenal akan Akademi Sihirnya, Kerajaan Oswald yang terkenal akan sistem pertahanannya, dan Kerajaan Leighton yang terkenal akan perekonomiannya yang maju.

Ke-empat kerajaan tersebut berada di benua Nomaden, yang merupakan bagian dari benua tropis dan subur.

More Chapters