WebNovels

Chapter 28 - Bab 28 – Arus yang Tak Terlihat

Pintu Air Emas berdiri di hadapan Arka, menjulang seperti gerbang para dewa. Air yang membentuknya tidak jatuh seperti air terjun biasa, melainkan mengalir ke atas, seolah melawan hukum alam. Di balik pintu itu, cahaya berkilauan memantul seperti ribuan keping koin emas yang berputar di arus tak berujung.

Sosok bermata emas, yang sejak awal menjadi penguji Arka, menatapnya dengan serius."Sekali kau melangkah, arus ini tidak akan membiarkanmu kembali. Kau akan melihat kebenaran… bahkan jika kebenaran itu menghancurkanmu."

Arka menggenggam tombak emasnya. "Kalau itu jalannya, aku akan melaluinya."Ia melangkah, dan tubuhnya segera ditelan cahaya.

Perjalanan di Dalam Arus

Arus di balik pintu itu bukan air biasa. Saat Arka melangkah, kakinya tidak menginjak tanah, melainkan mengambang di dalam lorong arus transparan yang mengalir dengan kekuatan luar biasa.

Namun anehnya, ia tidak tenggelam. Nafasnya ringan, tubuhnya terasa melayang. Di sekelilingnya, bayangan-bayangan dari masa lalu berkelebat: wajah ibunya, ayahnya yang terikat rantai, desa yang dulu ia tinggalkan.

Arka mencoba menyentuh salah satu bayangan itu, namun tangannya justru tertarik masuk. Ia melihat kejadian masa lalu saat ia masih kecil, menangis di tepi sungai, sementara ayahnya berlayar pergi dengan wajah penuh beban.

"Ayah… kau tahu sesuatu yang aku tidak tahu, ya?" gumamnya.

Bayangan itu memudar, dan arus membawanya semakin dalam.

Pertemuan dengan Penjaga Arus

Di tengah arus, cahaya mulai meredup. Arka melihat sosok raksasa dari air, setengah manusia setengah ular naga, dengan sisik berkilau seperti emas cair. Matanya berwarna hijau giok, menatap lurus ke dalam hati Arka.

"Aku adalah Penjaga Arus Tak Terlihat," suaranya bergema, membuat arus di sekeliling bergetar. "Siapa pun yang melangkah sejauh ini harus membayar harga untuk melihat kebenaran."

Arka mengangkat tombaknya. "Kalau aku harus bertarung, aku siap."

Penjaga itu tersenyum samar. "Kau salah. Ini bukan pertarungan fisik. Ini ujian pengorbanan. Arus ini mengalir dari ribuan sungai kecil arus kehidupan setiap makhluk. Untuk melewati arus ini, kau harus melepaskan sesuatu yang kau anggap paling berharga."

Arka terdiam.Ia memikirkan tombak emasnya, kekuatannya, bahkan nyawanya… tapi ia tahu itu bukan yang dimaksud Penjaga. Yang paling berharga baginya adalah janji untuk menyelamatkan ayahnya, janji yang menjadi bahan bakar perjalanannya sejak awal.

Pilihan yang Menyakitkan

"Apa maksudmu… aku harus meninggalkan janjiku?" tanya Arka, suaranya bergetar.

Penjaga mengangguk. "Jika kau terus membawa janji itu, kau tidak akan melihat jalan yang sebenarnya. Sungai Emas akan mengikatmu pada satu tujuan, dan itu akan membutakanmu dari arus yang lebih besar. Dunia ini lebih luas dari hanya satu orang."

Hati Arka memberontak. Bagaimana mungkin ia melepaskan janji itu? Ayahnya adalah alasannya berjuang. Tapi di sudut pikirannya, ia teringat kata-kata bayangannya di ujian ketiga:

"Kau takut tak akan pernah cukup kuat… tapi juga takut menemukan bahwa tujuanmu salah."

Akhirnya, Arka menutup mata dan berkata pelan, "Kalau melepaskan janji ini bisa membawaku lebih dekat ke kebenaran… aku akan melakukannya. Tapi aku tak akan berhenti mencintai ayahku."

Arus Membuka Jalan

Begitu kata-kata itu terucap, cahaya emas menyelimuti Arka. Tombak emasnya bergetar, lalu berubah bentuk bilahnya memanjang, ujungnya berkilau lebih terang dari sebelumnya.

Penjaga Arus tersenyum lebar. "Kau telah memilih. Arus ini akan membawamu ke pusat Sungai Emas… tempat di mana semua rahasia bertemu."

Arus di sekelilingnya mulai berputar cepat, membentuk pusaran raksasa yang menariknya ke dalam. Arka memejamkan mata, dan saat ia membukanya kembali, ia berada di tepi danau emas yang luas, di tengahnya berdiri sebuah pulau kecil dengan menara hitam menjulang.

Di puncak menara itu, ia melihat siluet seseorang… siluet yang entah kenapa, membuat darahnya berdesir.

"Itu… ayah?"

More Chapters