utaan tahun berlalu bagai kedipan mata. Adrian, yang kini lebih sering menyebut dirinya Sang Sovereign, mulai terbiasa dengan eksistensi barunya. Ia belajar bahwa ia memiliki dua wujud. Wujud sejatinya adalah penampakan kosmik, tubuh yang terbuat dari galaksi dan nebula, sebuah entitas yang menyatu dengan ruang—The Void Sovereign. Wujud ini ia gunakan untuk mengamati dan memahami.
Wujud keduanya adalah pemadatan dari kehendaknya yang absolut, manifestasi dari kekuatan Jiren dalam dirinya. Sebuah bentuk humanoid yang kokoh, dengan mata yang membara oleh tekad murni—Bentuk Kehendak.
Dari singgasananya di dimensi saku yang ia sebut Nexus, ia menyaksikan alam semesta mulai menggeliat. Ia melihat kelahiran para raksasa angkasa, para Celestial, yang bangkit dari energi purba World Forge. Mereka adalah arsitek, pandai besi kosmik yang membentuk galaksi. Adrian mengamati mereka dalam diam, merasakan tujuan dingin mereka: menilai, menumbuhkan, atau menghapus. Ia tidak ikut campur. Belum.
Ia masih membawa luka dari dunianya yang hancur, sebuah dunia yang dinilai dan divonis oleh ciptaannya sendiri. Ia tidak akan membiarkan sejarah terulang.