Bab 59 – Darah, Serangan, dan Red Queen 2.0
Hari ke-5 setelah penandatanganan perjanjian CAA–Israel
Dunia Membara. Setelah publikasi besar-besaran tentang kerjasama CAA dengan Israel, reaksi global menggelegar. Umat Islam di berbagai negara Timur Tengah, Asia Tenggara, dan sebagian Afrika mengecam keras keluarga Nava, Melon, dan Bosch. Mereka dianggap "pengkhianat berdarah Yahudi" yang mendanai penindasan rakyat Palestina.
---
Puncak Kemarahan: Upaya Pembunuhan Milim Nava
> Lokasi: Monaco – Kawasan Belanja Mewah, Pukul 14.20 Waktu Lokal
Milim Nava, salah satu Co-Founder Bitwhale, yang dikenal sebagai arsitek utama Red Queen dan wajah publik korporasi teknologi itu, sedang berjalan santai tanpa pengawalan berat. Ia ingin menikmati waktu pribadi setelah menandatangani kontrak perluasan jaringan digital di Eropa Selatan.
Tiga peluru ditembakkan.
Satu meleset. Satu menghantam kaca toko. Satu menggores bahu pengawalnya.
Milim bereaksi cepat. Dengan pengalaman dasar pertahanan diri dan kecerdasan spasial luar biasa, ia menggunakan pantulan kaca etalase untuk melacak posisi penembak, lalu menarik pistol otomatis mini dari sabuk tersembunyi dan membalas tembakan.
Tembakan tepat ke leher pelaku—tewas di tempat.
Penyerang adalah pria muda dari Aljazair, terafiliasi dengan jaringan ekstremis yang menyebut dirinya "Sayap Islam Pembebas Quds."
---
Ledakan Reaksi Dunia
Video detik-detik upaya pembunuhan dan aksi heroik Milim menjadi viral:
2,3 miliar penayangan dalam 18 jam.
Tagar global: #SaveMilim #MilimShotBack #RedQueenLives
Masyarakat internasional bereaksi keras. Jutaan pendukung Bitwhale, investor global, serta komunitas teknologi dan AI menyalahkan ekstremisme dan menyuarakan kekecewaan terhadap komunitas Muslim global.
Akibatnya, Islamofobia meningkat tajam di beberapa wilayah, khususnya kota-kota di Eropa dan Afrika yang memiliki infrastruktur Bitwhale.
Milim muncul dalam siaran langsung 6 jam pasca kejadian:
> Milim (dengan luka kecil di pelipis dan suara mantap):
"Aku tidak hanya hidup untuk Bitwhale, tapi untuk semua yang percaya bahwa kebebasan berpikir harus dilindungi. Aku tidak akan mundur."
---
Langkah Keamanan Ekstrem: Dana USD 1 Miliar
Keluarga Nava, Melon, dan Bosch segera menyuntikkan dana darurat:
USD 1 miliar dialokasikan untuk sistem keamanan lapis tiga di seluruh kantor Bitwhale dan fasilitas teknologi keluarga.
Red Queen 2.0 resmi diaktifkan—sistem AI pemantau serangan urban dan biologis dalam skala mikro.
Semua eksekutif keluarga kini dikawal oleh unit tempur pribadi terlatih.
Perluasan jaringan pengamanan ke 31 kota prioritas di Afrika, Eropa, dan Timur Tengah.
---
---
Dunia Islam: Terpecah Antara Reaksi Emosional dan Rasional
Serangan terhadap Milim Nava di Monako menjadi titik balik. Dunia Islam terbelah:
Kelompok moderat seperti Indonesia, Turki, Mesir, dan Yordania mengecam keras aksi terorisme. Mereka menyatakan bahwa kekerasan hanya memperburuk perjuangan Palestina dan membahayakan Muslim global.
> Presiden Turki menyatakan:
"Kita melawan penindasan, bukan membenarkan peluru terhadap seorang anak perempuan, siapa pun dia."
Kelompok radikal di Suriah, Irak, dan Jalur Gaza menyebut Milim sebagai "boneka Yahudi" dan "ikon zionis teknologi." Selebaran dan video dari beberapa faksi garis keras menyebar di media sosial, menyebut serangan itu sebagai "peringatan pertama".
---
Amerika Serikat: Menghidupkan Kembali Intervensi Timur Tengah
> Washington DC, akhir 2017
Presiden Amerika Serikat menggelar konferensi pers darurat:
> "Setelah serangan yang menargetkan warga sipil berteknologi tinggi, kami memutuskan untuk memperkuat kehadiran di Timur Tengah, sebagai bagian dari komitmen global melawan terorisme."
Dengan dalih keamanan digital dan anti-ekstremisme, Amerika memulai operasi gabungan baru di:
Afghanistan
Irak Barat
Yaman Selatan
CIA dan NSA juga diberi mandat untuk mendeteksi jejaring teror digital yang disebut telah menyusup ke beberapa universitas dan NGO di Afrika Utara.
---
Kekerasan terhadap Muslim: Gelombang Islamofobia Baru
> Data Human Rights Watch, akhir 2017:
Peningkatan 60% insiden kebencian anti-Muslim di Inggris, Jerman, dan Prancis.
Di Chicago dan Berlin, masjid dilempari molotov.
Di Swedia, seorang wanita Muslim dipukuli di halte bus karena mengenakan hijab.
Di India, Islamofobia dilaporkan meningkat, dengan milisi sipil Hindu menargetkan komunitas Muslim di kota-kota kecil.
Media mainstream Amerika dan Eropa ramai memberitakan "Radikalisme Baru Dunia Islam", membuat persepsi publik terhadap umat Muslim kembali memburuk.
---
Milim: Dari Korban Menjadi Simbol Perlawanan
Meski sempat mengalami trauma, Milim Nava tampil dalam wawancara televisi Eropa:
> "Saya bukan politisi, bukan tentara. Saya hanya anak dari keluarga Yahudi yang percaya masa depan ada di tangan digital. Saya akan hidup dan melawan dengan ilmu, bukan senjata."
Fans Milim membanjiri media sosial dengan dukungan. Tagar #JusticeForMilim dan #WeAreWithMilim trending di Twitter dan Facebook, sementara Bitwhale mengklaim lonjakan pengguna dan simpatisan baru di Amerika dan Israel.
---
Red Queen 2.0: Tembok Digital Baru
Menanggapi serangan fisik dan digital, keluarga Nava dan Melon mengaktifkan protokol keamanan terbaru:
Red Queen 2.0 — sistem pertahanan siber berbasis pembelajaran aktif dan biometrik real-time.
Kantor-kantor pusat Bitwhale, Melon Holdings, dan Bosch kini dilengkapi deteksi senjata, drone respons cepat, dan firewall biologis—teknologi terbaru hasil kolaborasi rahasia dengan Israel dan MIT.
---
> Apakah Anda ingin dilanjutkan ke reaksi Israel secara internal, atau perkembangan aliansi Arab yang berusaha menanggapi pengaruh global keluarga Nava dan Melon?