WebNovels

Chapter 3 - Bab 3

BAB 3: RAHASIA DI BALIK PAVILIUN TERPENCIL

Kyna akhirnya dipindahkan ke sebuah paviliun tua yang nyaris runtuh di sudut paling jauh kediaman keluarga. Tempat itu berdebu, lembap, dan dingin—cocok untuk "sampah" seperti dirinya menurut pandangan Davre. Namun, bagi Kyna, ini adalah tempat yang sempurna. Jauh dari pengawasan mata-mata Zyrus yang licik dan Amora yang jahat.

Malam itu, bulan purnama menyinari halaman paviliun yang ditumbuhi semak berduri. Kyna duduk bersila di atas batu besar. Ia memejamkan matanya, mengaktifkan teknik pernapasan "The Void" yang ia bawa dari kehidupannya sebagai Hiro.

Wush...

Udara di sekitarnya mendadak menjadi sangat dingin. Partikel debu yang melayang di udara mulai bergetar hebat. Di telapak tangan Kyna, "Benang Debu" yang tadi pagi terlihat rapuh kini mulai bercahaya dengan pendar perak yang aneh. Benang itu tidak lagi lemas, melainkan bergerak-gerak seperti ular yang lapar.

"Di dunia ini, mereka mengandalkan kekerasan roh," gumam Kyna dengan nada dingin. "Mereka tidak tahu bahwa kehampaan adalah ibu dari segala materi."

Tiba-tiba, semak-semak di belakangnya bergerak. Kyna tidak menoleh, namun salah satu benang debunya melesat secepat kilat, berhenti tepat satu milimeter di depan leher seseorang.

"Kakak Kynaaa! Ini Eira!" suara cempreng itu memecah kesunyian.

Kyna segera menarik kembali benangnya. Ia melihat Eira yang kecil dan lucu merangkak keluar dari semak-semak dengan gaun yang kotor terkena tanah. Anak itu membawa bungkusan kain berisi roti manis yang masih hangat.

"Eira... apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kyna, suaranya sedikit melunak.

"Eira bawa roti! Ibu Yuna tidak kasih kakak makan, jadi Eira ambil diam-diam dari dapur!" Eira menyeringai lebar, menunjukkan wajah konyolnya meski lututnya sedikit lecet. "Eira juga mau lihat benang kakak yang lucu!"

Kyna menatap adiknya yang polos itu. Di keluarga yang penuh dengan orang-orang kejam seperti Zyrus dan Ryu, hanya bocah kecil ini yang berani melintasi paviliun terlarang demi dirinya.

"Makanlah bersamaku," ucap Kyna sambil mengusap kepala Eira. Di dalam hati, ia bersumpah. Siapapun yang berani menyentuh adiknya, akan ia hancurkan hingga menjadi debu yang paling halus.

Tiba-tiba, suara langkah kaki berat terdengar dari arah gerbang paviliun. Itu adalah Ryu, adik keempatnya yang dikenal tegas dan licik. Ia datang dengan tangan bersedekap, menatap Kyna dengan tatapan meremehkan.

"Jadi di sini kau bersembunyi, sampah?" ujar Ryu dingin. "Besok adalah latihan fisik pertama untuk seluruh anak keluarga. Ayah memerintahkanmu hadir. Jangan sampai kau mati hanya karena satu pukulan dariku."

Kyna hanya tersenyum tengil tanpa berdiri dari duduknya. "Satu pukulan? Ryu, pastikan saja kakimu tidak gemetar saat berdiri di depanku besok."

Ryu mendengus, merasa terhina oleh sikap tenang Kyna, lalu pergi dengan kemarahan yang tertahan. Kyna kembali menatap benang debunya. Latihan fisik besok adalah panggung pertamanya untuk menunjukkan bahwa Teknik the Void Dari dunia lain Telah kembali.

Urutan Ranah Kekuatan (The Path of Supreme)

* Initial Spark (Level 1-10): Tahap awal membangkitkan benih energi roh.

* Soul Weaver (Level 11-20): Mulai membentuk dan mengendalikan bentuk Roh.

* Astral Core (Level 21-30): Memadatkan energi dalam pusat tubuh.

* Void Walker (Level 31-40): Mampu menyentuh dimensi tipis antara ruang.

* Divine Resonance (Level 41-50): Bersatu dengan energi alam semesta.

* Apex Ancient (Level 51-60): Kekuatan legendaris yang setara dengan leluhur kuno.

* Supreme (Puncak Tertinggi): Ranah yang hanya bisa dicapai oleh mereka yang melampaui batas manusia.

More Chapters