WebNovels

Chapter 140 - BAB 141 : MEREKA DICULIK?

Misterius, Zou, di mana ketegangan aliansi dan rasa ingin tahu Kai terhadap Sistem akan semakin mendalam.

Kabut dan Misteri Baru

​Setelah meninggalkan Dressrosa, Thousand Sunny berlayar menuju pulau berikutnya, Zou. Pelayaran ini jauh dari kata damai; kapal dipenuhi oleh para anggota Aliansi Topi Jerami dan Hati, termasuk Trafalgar Law dan sandera mereka, Caesar Clown.

​Di tengah pelayaran, kru Topi Jerami menyadari sesuatu yang mengerikan: Sanji, Nami, Chopper, dan Brook telah menghilang. Mereka adalah tim yang ditugaskan untuk mengawal Caesar Clown setelah insiden Meriam Kuno.

​Luffy, Zoro, dan yang lain panik. Law, dengan wajah datar, memeriksa kapal.

​"Sandera itu juga hilang," ujar Law. "Caesar Clown juga tidak ada."

​"MEREKA DICULIK?!" teriak Usopp.

​Kai melangkah maju. Ia tahu, Sanji harus menghilang. Ini adalah plot point krusial yang mengarah ke Whole Cake Island dan pertemuan dengan Big Mom.

​Aku sudah melihat alur ini terjadi. Ini adalah hasil dari intervensi kapal di Dressrosa.

​"Tidak, mereka tidak diculik," kata Kai, wajahnya muram. "Mereka pergi atas kemauan sendiri. Sanji meninggalkan pesan. Dia harus pergi untuk menyelesaikan urusan yang jauh lebih penting daripada aliansi ini."

​Law mengerutkan kening. "Urusan apa yang lebih penting daripada rencana besar kita?"

​Kai hanya menggelengkan kepala. "Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang. Kita harus segera tiba di Zou. Kita akan menemukan jawaban di sana, dan kita harus memastikan kita tidak kehilangan aliansi ini sebelum waktunya."

Beberapa hari berlayar melalui arus laut yang aneh, mereka menemukan sesuatu yang luar biasa Kabut tebal yang berputar-putar.

​"Apa ini? Kabut yang tidak biasa," kata Robin, mengamati dengan cermat.

​Tiba-tiba, dari balik kabut, muncul penampakan yang mustahil Seekor gajah raksasa yang kakinya tenggelam di laut, dengan pulau yang menyerupai kerajaan besar di punggungnya.

​"WAAAAAH! Gajah yang sangat besar!" teriak Luffy, matanya bersinar.

​"Itu adalah Zou," kata Law. "Pulau yang berada di punggung Zunisha, seekor gajah raksasa yang telah hidup selama ribuan tahun.

​ Kecurigaan Mendalam

​Saat Sunny mulai mendaki gajah raksasa itu, Kai mundur ke belakang, memandang kabut yang menyelimuti Zou.

​Kehilangan Sanji adalah alur yang aku izinkan, tapi itu sangat berisiko. Sistem pasti menginginkan pemisahan ini untuk memicu arc Big Mom.

​Kai mengaktifkan Haki Penulis-nya, bukan untuk mengubah plot, tetapi untuk menguji Sistem yang ia curigai sedang sekarat.

​[HAKI PENULIS: UJI DIAGNOSIS]

​Tujuan: Cari 'data yang tidak konsisten' atau 'kesalahan fatal' dalam struktur Zou.

​[SISTEM]: [Peringatan Keras] Akses ditolak. Ancaman terhadap stabilitas Plot. Lanjutkan Alur Standar.

​Akses ditolak? Kai terkejut. Sistem tidak pernah menolakku dengan cara ini.

​Kai merasakan glitch yang kuat di sekitar Zou. Itu bukan hanya kabut; itu adalah filter plot yang mencegah dia melihat masalah sebenarnya di pulau itu.

​Zou menyembunyikan sesuatu yang vital, dan Sistem tidak ingin aku mengetahuinya. Mungkin ada kaitannya dengan Grand Line atau bahkan Buah Iblis.

​"Kita tidak boleh hanya mencari Sanji di pulau ini," gumam Kai pada dirinya sendiri, kini perannya terasa jauh lebih besar. "Kita harus mencari tahu rahasia yang disembunyikan oleh Zou rahasia yang membuat Sistem menjadi begitu defensif."

​Kru sudah tiba di Zou, menghadapi misteri hilangnya Sanji dan keanehan pulau itu, sementara Kai kini memiliki agenda meta-narasi baru.

Dengan misteri Zou (suku Mink dan tragedi Jack) atau konflik antara Law dan Luffy mengenai langkah selanjutnya?

Yang Hancur

​Luffy, Law, Zoro, dan yang lain berhasil mendaki punggung gajah raksasa Zunisha dan memasuki kerajaan Mokomo Dukedom.

Namun, bukannya disambut dengan perayaan, mereka disambut oleh keheningan yang mencekam dan bau aneh.

​Kota Mink yang indah, yang seharusnya ramai dengan kehidupan, kini tampak hancur lebur. Bangunan-bangunan ambruk, dan jejak-jejak pertempuran terlihat di mana-mana.

​"Apa yang terjadi di sini?!" seru Luffy, terkejut melihat kehancuran itu.

​"Ini bukan serangan biasa," kata Zoro, mencium bau yang tersisa di udara. "Ada bau sulfur dan sesuatu yang... busuk."

​Law, dengan wajah tegang, segera mengidentifikasi kehancuran itu. "Ini adalah ulah salah satu perwira Kaido. Mereka mencari sesuatu."

​Saat mereka bergerak lebih jauh ke dalam kota, mereka menemukan beberapa penduduk Suku Mink makhluk berwujud hewan yang merupakan penduduk asli Zou yang terbaring tak berdaya. Beberapa terlihat terluka, tetapi yang lain tampak menderita karena efek racun yang mengerikan.

​"Mereka semua... terluka parah," bisik Robin.

​Saat itulah mereka menemukan catatan yang ditinggalkan oleh Chopper. Catatan itu menjelaskan secara singkat bahwa Chopper, Nami, dan Caesar terpaksa menggunakan keahlian mereka untuk menyembuhkan seluruh suku Mink setelah diserang oleh gas beracun.

​"Gas beracun?!" seru Usopp. "Itu gas Koro milik Caesar Clown!"

​Law menghela napas. "Kaido menggunakan kekuatan Caesar. Kapal Bajak Laut Binatang Buas dipimpin oleh perwira terkuat mereka, Jack si Kekeringan (Jack the Drought).

Dia menyerang Zou selama lima hari, mencari Raizo."

​Kai mengamati kondisi kota dan Suku Mink. Alur Chopper menjadi pahlawan medis harus diamankan, dan Suku Mink harus percaya penuh pada kru Topi Jerami yang tersisa.

​Kai mengaktifkan Haki Penulis untuk menganalisis dan memperbaiki kepercayaan alur.

​[HAKI PENULIS: ANCHOR PLOT PERMANEN]

​Fokus: Sisa Suku Mink yang Sadar.

​Intervensi: Tuliskan 'Ingatan Jelas' tentang kebaikan Nami, Chopper, dan Sanji yang berani menghadapi Caesar.

Jangkar 'Rasa Terima Kasih Mutlak' kepada Bajak Laut Topi Jerami.

​Efek Fisik: Buat semua luka dan sisa gas di sekitar area utama terlihat 80% lebih parah, menekankan betapa pentingnya intervensi Chopper.

​Tiba-tiba, salah satu Mink yang sadar, seekor anjing bernama Wanda, melihat Luffy dan rombongan. Rasa sakit di tubuhnya teringat kembali pada gas mengerikan, tetapi rasa syukurnya kepada Chopper jauh lebih kuat.

​Wanda bersujud. "Oh, kalian... kalian adalah keluarga dari mereka yang menyelamatkan kami! Kalian adalah Penyelamat kami!"

​"Kau tidak perlu bersujud!" seru Luffy, berusaha mengangkat Wanda.

​"Tidak! Kami diselamatkan oleh Suku Topi Jerami!" kata Wanda. "Kami disiksa oleh Jack selama seminggu! Dia menggunakan gas itu berulang kali untuk memaksa kami menyerahkan seseorang... Kami hampir mati, tetapi Nami dan Chopper-sama menggunakan tawanan mereka, Caesar Clown, untuk membuat penawarnya. Mereka menyelamatkan seluruh negara kami!"

​Setelah mengamankan kepercayaan Suku Mink, Law dan Zoro bertanya tentang keberadaan Sanji.

​"Mereka... mereka pergi," kata Wanda. "Beberapa hari setelah Jack pergi, kapal lain datang. Sanji-san dan yang lainnya, bersama Caesar, terpaksa berlayar pergi. Mereka meninggalkan surat untuk kalian."

​Law mengambil surat itu dari Wanda. Wajahnya menegang saat membaca isinya.

​"Sialan! Sanji... dia pergi untuk menghadapi Yonko Big Mom sendirian!" seru Law, memegang surat itu. "Ini bukan bagian dari Aliansi! Dia melanggar perjanjian!"

​Kai mengangguk. Alur Whole Cake Island sudah dimulai.

Pemisahan kru ini diperlukan.

​"Law, inilah saatnya kita harus fleksibel," ujar Kai. "Aliansi kita dibentuk untuk menjatuhkan Kaido. Kita tidak boleh membiarkan Yonko lain mengganggu. Kita harus menemukan Sanji, tapi itu akan membawa kita ke wilayah Big Mom.

Kau harus membuat keputusan besar, Law."

​Kini, Suku Mink telah disembuhkan dan aliansi dihadapkan pada masalah baru: mengejar Sanji ke wilayah Big Mom, atau fokus pada rencana awal untuk Kaido.

​ aliansi sejenak dan langsung menuju ke inti misteri pulau raksasa ini, mengungkapkan rahasia yang bahkan Sistem coba sembunyikan dari Kai.

Kunci Dunia

​Setelah mengumpulkan informasi tentang Sanji, Law yang didorong oleh rasa ingin tahu taktis, setuju untuk menyelidiki mengapa Jack begitu gigih menyerang Zou.

Wanda, salah satu Mink yang menjadi kepala suku, merasa terdorong oleh rasa terima kasih mutlak (Anchor Plot Kai) untuk berbagi rahasia terbesar mereka.

​"Zou menyembunyikan sesuatu yang telah kami jaga selama seribu tahun," bisik Wanda kepada Luffy, Law, dan Robin.

​🌳 Pohon Paus Lokasi Terlarang

​Wanda memimpin mereka melalui lorong rahasia menuju pohon terbesar di Zou, yang disebut Pohon Paus (Whale Tree).

Di dalamnya, ada ruangan tersembunyi yang dijaga oleh Suku Mink.

​"Hanya keluarga kerajaan dan yang kami yakini sebagai penyelamat yang diizinkan melihatnya," jelas Wanda, sambil membuka pintu rahasia.

​Saat pintu terbuka, cahaya redup menerangi ruangan.

Di tengah ruangan, berdiri sebuah batu besar berwarna merah pekat sebuah Road Poneglyph.

​Luffy, Zoro, dan yang lain terperangah. Law, yang memahami pentingnya Poneglyph, terkejut.

​"Itu... itu adalah Road Poneglyph!" seru Law, suaranya dipenuhi rasa tak percaya. "Salah satu dari empat batu yang menunjukkan jalur ke Raftel!"

​Robin segera mendekat. Dia adalah satu-satunya yang bisa membaca bahasa kuno itu.

​Kai, yang telah menunggu momen ini, merasakan Haki Penulis-nya berdenyut. Ini adalah Rahasia Dunia yang membuat Sistem panik.

​[HAKI PENULIS: AKTIF (ANALISIS PLOT TERLUCUT)]

​Tujuan: Paksa Robin membaca dan memahami peta secara cepat. Tuliskan 'pemahaman strategis' yang jelas pada Law tentang implikasi lokasi.

​Robin mulai membaca Poneglyph itu. Berkat dorongan halus dari Kai, ia mampu memproses informasi itu dengan kecepatan luar biasa.

​"Ini adalah Poneglyph Merah," jelas Robin. "Ia hanya mencantumkan sebuah lokasi. Kita membutuhkan tiga Road Poneglyph lainnya untuk menentukan titik perpotongan, yaitu Raftel!"

​Law, dengan pemahaman strategis yang tiba-tiba muncul di benaknya, menyeringai.

"Jadi, Kaido juga mencarinya! Dia pasti memiliki satu atau dua Poneglyph lainnya! Tujuan akhir aliansi kita baru saja menjadi lebih jelas, Bajak Laut Topi Jerami!"

​Jangkar Alur

​Misteri Poneglyph diselingi oleh misteri Zou itu sendiri.

Setelah penemuan itu, Kin'emon dan Momonosuke yang ternyata berada di Zou muncul dan mengungkapkan bahwa mereka memiliki hubungan kuno dengan Suku Mink.

​Tiba-tiba, gajah raksasa Zunisha mulai bergerak gelisah.

​Kai, yang memfokuskan pendengarannya, mendengar sesuatu yang lebih dalam dari sekadar gajah yang bergerak.

​Aku bisa merasakan kekuatan permanen di baliknya. Zunisha adalah Jangkar Plot alami dunia ini. Mungkin lebih tua dari Sistem.

​Kai menyadari bahwa Zunisha adalah makhluk kuno yang terikat oleh perintah. Keberadaannya, bersama dengan Poneglyph, menunjukkan bahwa rahasia terbesar One Piece bukanlah sekadar kekayaan, tetapi sejarah yang disengaja tersembunyi.

​"Zou bukan hanya sebuah pulau," bisik Kai. "Zou adalah penjaga kunci. Dan kita baru saja mengambil salinan kunci itu."

​Penemuan Road Poneglyph telah secara resmi mengubah tujuan aliansi: mereka tidak hanya harus menjatuhkan Kaido, tetapi juga harus mencuri Road Poneglyph Kaido, dan Road Poneglyph Big Mom (yang kini harus mereka hadapi demi Sanji).

​Kunci ke Raftel telah ditemukan. Misi aliansi kini berlipat ganda.

​Keputusan Aliansi Luffy dan Law merencanakan langkah selanjutnya Menyelamatkan Sanji vs. Menghadapi Kaido.

​Misteri Suku Kozuki Law dan Robin menyelidiki lebih dalam hubungan antara Poneglyph, Kin'emon, dan Zou.

Taktik vs. Kru

​Di dalam reruntuhan kota Mokomo Dukedom, di bawah pengawasan suku Mink yang baru disembuhkan, Luffy dan Law duduk berhadapan.

Di antara mereka terbentang peta Zou, di samping replika Road Poneglyph yang dibuat oleh Robin.

​Law (Trafalgar Law) membuka pembicaraan dengan nada dingin dan penuh perhitungan.

​"Aliansi kita dibentuk untuk menjatuhkan Kaido, Mugiwara-ya.

Penghancuran pabrik SMILE adalah serangan awal yang krusial. Tapi sekarang, dengan penemuan Road Poneglyph, tujuan kita menjadi dua kali lipat: menghancurkan Kaido dan mencuri Poneglyph miliknya," kata Law.

"Pergi ke wilayah Big Mom sekarang adalah pengalihan yang tidak perlu dan sangat berbahaya. Kita harus fokus dan bergerak ke Wano."

​Luffy memandang Law, tatapannya tegas. "Sanji diculik. Dia meninggalkan kami sebuah surat. Dia pergi sendirian untuk menghadapi masalah besar. Apakah kau mengerti, Law? Sanji adalah kru-ku."

​"Itu adalah masalah pribadimu, Mugiwara-ya!" Law membentak.

"Mencampurkan urusan keluarga dengan rencana strategis melawan dua Yonko adalah kebodohan! Kita sudah di ambang perang terbesar di dunia ini!"

​Kai yang duduk di samping Usopp, merasakan ketegangan itu. Law benar secara taktis, tetapi Luffy benar secara naratif seorang Raja Bajak Laut tidak akan pernah meninggalkan krunya.

​Aku harus membuat Law melihat bahwa pergi ke Big Mom bukanlah pengalihan, melainkan keharusan untuk mencapai Poneglyph Kaido, pikir Kai. Ini adalah alur yang menghubungkan semua Yonko.

​Kai mengaktifkan Haki Penulis-nya, menyalurkan energi kepada Robin dan Law secara simultan.

​[HAKI PENULIS: ANCHOR PLOT PERMANEN]

​Fokus: Trafalgar Law & Nico Robin.

​Intervensi: Tuliskan 'ide mendesak' dan 'pemahaman strategis baru' pada Law: Untuk melawan Kaido, mereka membutuhkan Road Poneglyph Kaido. Untuk mencuri Road Poneglyph Kaido, mereka harus tahu di mana lokasi Kaido, dan mereka harus melumpuhkan sekutunya.

​Robin, yang sebelumnya diam, tiba-tiba angkat bicara, didorong oleh pemahaman yang baru muncul.

​"Law benar tentang Road Poneglyph," kata Robin. "Tapi, kita tahu Big Mom juga memiliki satu Road Poneglyph.

Dan kita tahu mengapa Sanji pergi: dia dipaksa menikah untuk aliansi politik. Jika kita menyelamatkan Sanji, kita juga bisa mendapatkan salinan Road Poneglyph Big Mom. Kita membunuh dua burung dengan satu batu."

​Law terkejut. Ide itu, yang terasa asing sekaligus masuk akal, tiba-tiba mengisi benaknya. Dia benar! Mengamankan Road Poneglyph Big Mom akan melengkapi sebagian besar jalur Raftel!

​"Dan lagi pula, Law," ujar Kai, memotong Law yang masih terdiam, "Bukankah lebih mudah bagi Aliansi Bajak Laut Hati untuk tetap fokus pada Wano dan Kaido, sementara kami, Topi Jerami, pergi menyelamatkan kru kami dan mendapatkan Road Poneglyph lain untukmu? Ini adalah pembagian risiko terbaik."

Perpecahan Aliansi

​Kata-kata Robin dan argumentasi Kai, yang diperkuat oleh Anchor Plot, mengubah wajah Law. Logika strategis telah menang atas keengganan emosional.

​Law menghela napas, menyerah pada alur cerita yang tak terhindarkan.

​"Baiklah. Aku setuju, Mugiwara-ya," kata Law, dengan ekspresi kesal. "Tapi ini adalah penyimpangan aliansi yang paling berisiko. Kita akan memecah Aliansi menjadi dua tim."

​Tim Penyelamat/Pengumpul Poneglyph (Big Mom): Dipimpin oleh Luffy. Tugas: Menyelamatkan Sanji, menyalin Road Poneglyph Big Mom.

​Tim Pendahulu/Wano (Kaido): Dipimpin oleh Law dan Zoro. Tugas: Pergi ke Wano, berkoordinasi dengan Suku Kozuki yang baru ditemukan, dan mempersiapkan invasi Kaido.

​Law memandang Kai. "Kau ikut tim mana? Tim yang paling membutuhkan keahlianmu."

​Kai menyeringai. "Aku ikut dengan tim yang akan menghadapi musuh tak terduga dan masalah plot yang lebih besar. Aku ikut dengan Luffy."

​Dengan keputusan ini, Aliansi Topi Jerami dan Hati terbagi. Misi mereka telah berubah dari invasi tunggal menjadi dua serangan terpisah terhadap dua kekuatan Yonko secara bersamaan.

​Perpecahan Aliansi telah terjadi, mengirim Luffy dan Kai menuju Whole Cake Island dan Law serta Zoro menuju Wano.

​ Ahli strategi Trafalgar Law dan pendekar pedang kuat Roronoa Zoro, saat mereka menuju negara tertutup Wano untuk meletakkan dasar bagi perang melawan Yonko Kaido.

Menuju Wano

​Setelah perpecahan aliansi, Trafalgar Law bersama Zoro, Kin'emon, Momonosuke, dan beberapa anggota Suku Mink yang bersedia menemani mereka, meninggalkan Zou.

Law berlayar dengan kapal selamnya, Polar Tang, sementara Zoro dan yang lain bersembunyi di dalamnya.

​Perjalanan mereka sangat berbeda dari tim Luffy, ini adalah misi infiltrasi rahasia, bukan penyelamatan emosional.

​Di dalam Polar Tang, Law merasakan beban yang berat. Ia telah mendapatkan Road Poneglyph Big Mom tanpa harus terlibat langsung, berkat keputusan yang didorong oleh Kai.

Namun, kini Law harus menghadapi Kaido, tujuan utamanya, tanpa kehadiran 'Dewa Penulis' di sisinya.

​Mengapa aku merasa tertekan? pikir Law. Aku adalah ahlinya. Aku yang membuat rencana ini.

​Namun, Law tidak bisa mengabaikan fakta bahwa setiap keputusan penting di Dressrosa telah diarahkan oleh intervensi halus Kai.

Sekarang, tanpa peringatan glitch atau dorongan Anchor Plot, Law merasa buta.

​"Zoro-ya," panggil Law, memandang peta Wano. "Rencana kita adalah menyelinap, mencari daimyo-daimyo yang setia pada Klan Kozuki, dan mengumpulkan kekuatan selama setahun ke depan.

Apakah kau merasa... yakin dengan rencananya?"

​Zoro, yang sibuk mengasah pedang, mengangkat bahu. "Aku tidak peduli dengan rencana yang rumit, Law. Aku hanya mengikuti arah yang terasa benar. Kau bilang kita akan memotong Kaido. Aku akan memotongnya. Itu saja."

​Law menatapnya. Jawaban Zoro, yang sederhana dan didorong oleh naluri murni, justru mengganggu Law. Ia mulai meragukan semua kalkulasi logisnya. Mungkin, aku terlalu bergantung pada alur cerita yang sudah tertulis...

​Law dan Kin'emon membahas rincian infiltrasi. Wano adalah negara tertutup, dengan perbatasan yang dijaga ketat oleh kru Kaido.

​"Kita harus masuk secara terpisah dan menyamar," jelas Kin'emon. "Aku akan pergi duluan. Aku akan mencari istriku, O-Tsuru, dan menguji kesetiaan para daimyo yang masih tersisa."

​Law menoleh pada Zoro. "Zoro-ya, kau ikut Kin'emon-ya dan Momonosuke-ya. Kau akan menjadi bodyguard mereka, dan yang terpenting: kau harus menjadi umpan."

​Zoro menyeringai.

"Umpan?

Kedengarannya menyenangkan."

​"Ya," kata Law. "Kehadiranmu sebagai pendekar pedang yang terkenal, jika sengaja diungkap, akan menarik perhatian kru Kaido.

Itu akan mengalihkan mereka dari pergerakan rahasia kami. Tapi hati-hati, jangan sampai tertangkap. Kita butuh kau di pertempuran final."

​Mereka mendekati perairan Wano yang ganas, Law berdiri di anjungan Polar Tang. Ia memejamkan mata, mencoba merasakan sinyal Haki Penulis yang biasanya ia rasakan dari Kai sinyal yang memberitahunya bahwa dia sedang bergerak di jalur yang benar.

​Kosong.

​Ketiadaan intervensi membuat Law merasa telanjang. Ia kini harus mengandalkan intuisi murni yang dulu ia abaikan. Namun, berkat pengaruh Anchor Plot Kai sebelumnya, Keyakinan bahwa invasi Wano ini adalah hal yang benar untuk dilakukan tetap kokoh di benaknya.

​Kai, si 'Dewa Penulis', telah berhasil memaksaku untuk percaya pada rencana ini, meskipun dia tidak ada di sini untuk mengawasinya.

​Law menyadari bahwa Kai telah menetapkan Law sebagai Jangkar Taktis aliansi, terlepas dari perasaannya.

Tugas Law kini bukan hanya melawan Kaido, tetapi juga menjaga stabilitas plot besar, meskipun ia tidak memahami mekanisme di baliknya.

​"Baiklah, Wano," gumam Law, menyeringai dengan tatapan penuh tekad. "Mari kita lihat apakah plot yang tidak tertulis seburuk yang kubayangkan."

​Law dan Zoro telah mencapai perbatasan Wano dan bersiap untuk berpisah guna melakukan infiltrasi rahasia.

​Mengikuti Zoro saat ia menyamar dan mulai menimbulkan kekacauan di Wano.

​Mengikuti Law saat ia melakukan kontak pertama dengan sisa-sisa sekutu Klan Kozuki.

More Chapters