WebNovels

Chapter 139 - BAB 140: HADIAH BESAR

Kehancuran fasilitas terlihat dampak besar yang ditimbulkan di seluruh Pulau Dressrosa.

SMILE Runtuh

​Di ruang kendali, Law tidak membuang waktu. Dengan bantuan Zoro, mereka memasang bahan peledak di titik-titik vital mesin utama pabrik SMILE.

​"Ini dia akhirnya," ujar Law, menyeringai puas. "Penghancuran mesin pembuat Buah Iblis tiruan."

​Zoro mencabut pedangnya. "Aku yang akan menyalakan sekeringnya. Ini akan menjadi ledakan besar."

Kekacauan

​Saat Law dan Zoro berhasil melarikan diri, pabrik SMILE di bawah tanah meledak dengan dahsyat. Ledakan itu tidak hanya menghancurkan mesin, tetapi juga menciptakan serangkaian gempa bumi dan keretakan besar yang menjalar ke permukaan.

​Di seluruh Dressrosa, kegembiraan festival seketika berubah menjadi kepanikan.

​Di Koloseum: Gempa itu merusak arena, memaksa otoritas untuk menghentikan semua pertarungan. Ini secara tidak langsung membebaskan Luffy dan Sabo untuk melanjutkan rencana mereka.

​Di Istana Doflamingo merasakan ledakan itu. Wajahnya berubah dari seringai menjadi kemarahan absolut. Dia tahu bisnisnya dengan Kaido telah dihancurkan, dan dia langsung menargetkan Trafalgar Law.

​Saat Law dan Zoro keluar dari reruntuhan, Law menerima panggilan dari Kai.

​"Law! Pabrik sudah hancur! Sekarang, dengarkan baik-baik!" suara Kai terdengar mendesak melalui Den Den Mushi. "Doflamingo sangat marah! Dia akan memanggil klon benangnya dan Angkatan Laut! Ikuti instruksi yang kuberikan sebelumnya!"

​Law tahu ini adalah saatnya untuk menjalankan rencana pelarian yang telah diatur Kai.

​"Zoro! Kita harus berpisah! Kau pergi ke kota dan cari bantuan! Aku akan pergi ke tempat yang kuanggap paling aman!" perintah Law, meskipun dia sebenarnya menuju ke lokasi yang paling berbahaya jembatan layang Istana.

​Zoro, yang merasakan urgensi dalam suara Law, mengangguk dan melompat ke atap-atap kota.

​Law bergerak menuju jembatan layang. Saat ia tiba, ia disambut oleh kejutan yang jauh lebih besar dari yang ia duga: Doflamingo yang asli dan Laksamana Angkatan Laut, Fujitora (Issho), sudah menunggunya.

​"Fufufu! Kau tidak akan lari dariku, Law!" tawa Doflamingo.

​Law menyadari bahwa dia sendirian melawan dua musuh terkuat. Dia ingat peringatan Kai: Jangan biarkan dirimu sendiri sendirian melawan Laksamana Angkatan Laut di Istana.

​Tepat saat Law bersiap untuk menghadapi takdirnya, Kai mengaktifkan Haki Penulis untuk intervensi terakhir yang mengikat alur cerita.

​[HAKI PENULIS: AKTIF]

​Tujuan: Ciptakan 'Gangguan Visual Mendadak' (ledakan kembang api tak terduga) di dekat tempat Luffy, dan 'Dorongan Insting' yang membuat Luffy yakin Law dalam bahaya.

​Di tempat lain, Luffy yang baru saja keluar dari Koloseum, tiba-tiba melihat ledakan kembang api raksasa di kejauhan, persis di atas lokasi Law.

​"Itu pertanda! Law dalam bahaya!" seru Luffy.

​Luffy segera berlari, memanfaatkan gempa yang terus terjadi. Ia tidak tahu, kembang api itu hanyalah hasil manipulasi plot Kai untuk menggerakkannya.

​Di jembatan, Law melihat Luffy berlari ke arahnya. Ia menyeringai.

​"Tepat waktu, Kapten Topy Hitam," gumam Law. "Penulis itu benar-benar menuliskan kedatanganmu."

​Dengan munculnya Luffy yang tepat waktu, Law terhindar dari kehancuran total, dan pertarungan sesungguhnya di Dressrosa siap dimulai.

​Kini, Luffy telah bergabung dengan Law untuk melawan Doflamingo dan Fujitora, pertarungan di jembatan layang ini, Tim Pengamanan Senjata (Nami, Usopp, dll.) yang kini harus bergerak memperkenalkan plot twist meta-narasi. Saat Luffy dan Law bersiap menghadapi gabungan kekuatan Doflamingo dan Laksamana Fujitora, waktu tiba-tiba terasa berhenti bagi Kai.

Hadiah yang Tidak Normal

​Luffy baru saja tiba di Jembatan Layang, bergabung dengan Law untuk menghadapi dua musuh terkuat. Saat Doflamingo bersiap melancarkan serangan benang mautnya, dan Fujitora memanggil meteor dari langit, Kai yang berdiri di atap terdekat, tiba-tiba merasakan dunia di sekelilingnya membeku.

​Suara gemuruh pertempuran hilang. Hanya ada keheningan absolut.

​Di benaknya, sebuah pop-up Sistem muncul, lebih besar dan lebih kuat dari yang pernah ia lihat.

​[SISTEM: PEMBERITAHUAN DARURAT]

​[MISI: PENGAMANAN ALUR DRESSROSA, TAHAP 1 SELESAI]

​Pengamanan Sandera (Caesar) & Penghancuran Pabrik SMILE: Berhasil.

​Intervensi Reuni Krusial (Luffy & Sabo): Berhasil.

​Penempatan Ulang Kru dan Senjata (Meriam Kuno): Berhasil.

​KINERJA: SUPERIOR. ALUR UTAMA KEMBALI STABIL.

​Biasanya, hadiah Sistem adalah peningkatan kecil pada Haki Penulis atau informasi plot. Kali ini, hadiahnya sangat besar dan tidak proporsional dengan risiko yang ia ambil.

​[HADIAH: UNLOCK ABILITY: HAKI PENULIS TINGKAT TERTINGGI]

​JUDUL BARU: ANCHOR PLOT (PENJANGKAR PLOT)

​Deskripsi: ANCHOR PLOT memungkinkan semua manipulasi plot (termasuk plot hole dan filler) menjadi permanen dan fisik dalam radius 50 meter. Perubahan yang dibuat tidak akan menghilang saat Anda meninggalkan area.

​Tambahan Hadiah: Peningkatan Drastis pada HAKI PENULIS (Efisiensi penggunaan energi berkurang 80\%).

​Kai membaca hadiah itu, tetapi ia tidak merasakan kemenangan. Sebaliknya, ia merasakan dingin yang aneh.

​Efisiensi penggunaan energi berkurang 80%?

Kemampuan permanen?

​Ia telah mendapatkan kekuatan yang memungkinkannya mengubah lingkungan fisik secara permanen (misalnya, membuat Meriam Kuno itu menjadi senjata standar yang berfungsi sempurna, atau membuat lubang di dinding pabrik tetap ada). Ini adalah kekuatan yang terlalu besar.

​Mengapa Sistem memberiku kekuatan sebesar ini sekarang? Kai merenung. Sistem tidak pernah murah hati. Ini bukan hadiah, ini... kompensasi.

​Kai merasakan ada yang salah dengan core Sistem itu sendiri. Rasanya seperti sebuah program yang rusak, mencoba membuang semua resource yang dimilikinya ke satu entitas (Kai) agar alur cerita tidak sepenuhnya hancur.

​"Sistem ini tidak hanya error, tapi Sistem ini sedang sekarat, dan mereka berusaha membuatku menjadi jangkar tunggal yang menopang seluruh dunia fiksi ini," pikir Kai dengan cemas.

SISTEM memberinya tujuan baru, melampaui sekadar membantu Luffy menjadi Raja Bajak Laut. Ia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Sistem itu.

​Kai menghela napas. Dia kini bukan lagi sekadar partner Bajak Laut. Dia adalah Penjaga Plot tunggal di lautan yang kacau.

​"Baiklah. Jika kau ingin aku menjadi jangkar plot, Sistem," bisik Kai, merasakan kekuatan Anchor Plot yang baru di tangannya. "Aku akan melakukannya. Tapi aku akan mencari tahu kebenaran di balik tabir ini."

​Tiba-tiba, waktu kembali berjalan. Suara gemuruh ledakan, jeritan Doflamingo, dan meteor Fujitora kembali memenuhi udara.

​Kai melompat dari atap, kini dengan kekuatan yang melampaui batas prediksi.

​"Luffy! Law! Aku datang!" seru Kai, yang sekarang memiliki kekuatan untuk mengunci kemenangan mereka di Dressrosa.

​Kini, Kai telah mendapatkan kekuatan barunya dan rahasia kelam tentang Sistem.

Menggunakan Anchor Plot

​Luffy dan Law baru saja berhadapan dengan Doflamingo dan Laksamana Fujitora di jembatan layang. Baku hantam dimulai, tetapi bagi Kai, ini adalah malapetaka.

​Anchor Plot yang baru ia dapatkan terlalu kuat. Setiap ide yang terlintas di benaknya kini berpotensi menjadi kenyataan permanen.

​Aku tidak bisa membuat kesalahan! panik Kai. Jika aku menciptakan lubang hitam permanen di sini, seluruh dunia fiksi ini akan runtuh!

​ Overload Meta-Narasi

​Di tengah gemuruh serangan Gomu Gomu no Gatling Luffy dan Room Law, otak Kai bekerja dengan kecepatan gila.

​[SISTEM]: [Peringatan] Donflamingo mengunci Law! Dia akan melumpuhkan target untuk Laksamana! [GLITCH]

[SISTEM]: [Koreksi] Buat penghalang permanen di depan Law! Gunakan batu dari tanah!

[SISTEM]: [ERROR] Terlalu banyak permintaan! Struktur plot tidak stabil!

​Suara Sistem yang saling bertabrakan, ditambah dengan kekuatan Anchor Plot yang baru, membuat Kai pusing.

Ia tidak bisa lagi membedakan antara instruksi yang benar dan glitch yang merusak.

​Aku tidak bisa menggunakan kekuatan permanen sekarang. Aku akan merusak kota ini selamanya!

Mengandalkan Perspektif Sempurna

​Kai menutup matanya, mengabaikan semua suara dari Sistem yang sekarat. Dia harus kembali ke inti penulisannya membuat keputusan yang terasa paling memuaskan secara naratif, bukan yang paling kuat secara kekuatan.

​Apa yang akan ditulis oleh seorang Penulis yang baik di sini?

​Law harus diselamatkan, tetapi tidak terlalu mudah. Dia harus melarikan diri secara heroik.

​Fujitora harus didorong mundur, tetapi dia tidak boleh terlihat lemah.

​Luffy harus dibiarkan bertarung sendirian, demi perkembangan karakternya.

​Kai membuka matanya. Ia menyalurkan Haki Penulis yang kini ia rasa jauh lebih efisien, hanya untuk membuat perubahan temporer yang halus.

​[HAKI PENULIS: AKTIF (Tingkat Perfektif)]

​Tujuan: Ciptakan 'distraksi sinematik' yang logis dan 'pintu keluar yang dramatis'.

​Saat Doflamingo menggunakan benangnya untuk mengikat Law dan bersiap menyerahkannya kepada Fujitora, Kai mengaktifkan intervensinya.

​Tiba-tiba, dari arah kota, muncul sekelompok besar Mainan yang kembali menjadi Manusia (efek dari penghancuran pabrik SMILE), berlarian ke jembatan, panik dan bingung mencari kerabat mereka yang menjadi mainan selama sepuluh tahun.

​Ini adalah gangguan plot yang logis yang dibuat oleh kehancuran pabrik!

​"Lihat! Mainan hidup kembali!" teriak seorang warga sipil. Kekacauan visual melanda area jembatan.

​Fujitora, yang memiliki kode etik yang kuat, langsung teralihkan. "Warga sipil dalam bahaya! Aku tidak bisa bertarung di sini!"

​Doflamingo berteriak marah. "Sial! Apa-apaan gangguan ini?!"

​Dalam kekacauan itu, Kai menggunakan intervensi terakhir. Ia mendorong sedikit bahu Law (efek dorongan angin kecil), memberikan momentum yang cukup bagi Law untuk membebaskan diri dari benang yang mengikatnya dan melarikan diri.

​"Sekarang, Law! Lari!" seru Kai melalui Den Den Mushi.

​"Aku akan kembali, Doflamingo!" seru Law, memanfaatkan kekacauan itu untuk kabur, meninggalkan Luffy sendirian.

​Luffy, yang sudah terbiasa berpisah, menyeringai lebar. "Tidak masalah! Aku akan mengurusnya! Aku datang untuk memukulmu, Doflamingo!"

​Kai menyadari bahwa kebingungannya telah menghasilkan keputusan yang terbaik. Dia tidak menggunakan kekuatan besarnya, tetapi perfektif naratifnya membuat plot twist yang terasa paling pas untuk cerita.

​Fujitora mundur untuk mengurus warga sipil. Doflamingo kini fokus pada Luffy. Law melarikan diri, sesuai dengan rencana untuk memancing Doflamingo ke Istana.

​Kai kini siap untuk melompat ke arena pertarungan untuk memimpin Babak Akhir Dressrosa. Ia tidak lagi percaya pada Sistem, melainkan pada instingnya sendiri sebagai Penulis cerita yang harus diakhiri dengan gemilang.

​Kini, Luffy telah ditinggalkan sendirian dan siap menghadapi Doflamingo. Law telah melarikan diri dan akan bertemu dengan kru lainnya.

Doflamingo, atau Law dan Tim Pengamanan Senjata akan berkoordinasi untuk serangan balik.

More Chapters