Aliansi tetap berjalan mulus tanpa gangguan plot yang tidak perlu.
Skema yang Lebih Dalam
Thousand Sunny berlabuh secara diam-diam di teluk terpencil di dekat Dressrosa. Pulau itu tampak indah dan tenang, tetapi ketegangan di antara kru terasa.
Law dengan cepat membagi rencana: Luffy, Zoro, Kin'emon, dan dirinya sendiri akan pergi ke kota. Sisa kru akan menjaga kapal dan Caesar Clown, yang harus mereka gunakan sebagai sandera.
"Ingat," Law menekankan, "kita akan bertemu di air mancur di depan Istana dalam tiga jam. Tidak ada yang boleh menimbulkan keributan. Target utama kita adalah pabrik SMILE."
Pengamanan Kapal
Saat Law dan tim penyerang bersiap turun, Kai menghentikan mereka.
"Tunggu dulu, Law," kata Kai, sambil menatap kapal Sunny dengan serius. "Rencanamu cacat. Kau tidak memikirkan side plot."
"Apa maksudmu, Penulis?" balas Law, kesal karena rencananya selalu dikritik.
"Dressrosa adalah markas besar Doflamingo. Dia memiliki pengawasan yang lengkap. Kapal ini, dengan logo Bajak Laut Topi Jerami, akan ditemukan dalam waktu dua puluh menit. Dan aliansi kita akan hancur sebelum sempat memulai," jelas Kai.
Kai tahu, Sunny akan diserang, memaksa Sanji dan yang lain melarikan diri dan akhirnya terpisah. Dia harus mencegah plot hole yang menyebabkan pemisahan prematur ini.
Menyembunyikan Alur
Kai melangkah ke pantai. Dia menutup matanya, memfokuskan Haki Penulis pada kapal dan lingkungan sekitarnya.
[HAKI PENULIS: AKTIF]
Tujuan: Ciptakan 'Efek Visual Hiding' di sekitar Thousand Sunny, membuatnya terlihat seperti puing-puing karang yang tidak penting. Ciptakan 'Bau Tidak Sedap' di area pelabuhan untuk mengusir patroli.
Saat Kai membuka mata, keajaiban plot pun terjadi. Kapal Thousand Sunny tidak benar-benar menghilang, tetapi pandangan siapa pun yang melihatnya akan tertipu, melihatnya sebagai gundukan batu karang besar yang ditumbuhi lumut.
Selain itu, bau busuk yang samar-samar, seperti bangkai ikan, menyebar di sekitar teluk.
"Apa-apaan ini?!" seru Usopp, memegangi hidungnya.
"Ini adalah kamuflase plot," kata Kai, menghela napas. "Kapal ini aman selama dua hari. Tidak ada mata-mata Doflamingo yang akan membuang waktu di tempat seaneh ini."
Law menatap kapal yang kini tampak seperti batu karang kotor. "Kekuatan yang mengerikan. Kau bisa memanipulasi persepsi sekelompok orang..."
Mengamankan Senjata
"Sekarang, tim kapal!" perintah Kai kepada Sanji, Nami, Chopper, Robin, dan Kin'emon. "Luffy dan Law akan menimbulkan kekacauan. Tugas kalian bukan hanya menjaga sandera dan kapal."
Kai menatap Sanji dan Nami. "Misi kalian adalah Mencari dan Mengamankan Senjata Utama yang ada di pulau ini."
"Senjata apa?" tanya Nami.
"Pabrik SMILE akan hancur. Doflamingo tidak akan menyerah tanpa perlawanan besar. Dia memiliki senjata rahasia di area yang jarang dijaga," bisik Kai. "Aku akan 'menulis' jalur aman untuk kalian. Pergi ke bagian belakang pulau, di mana tersembunyi sebuah Meriam Kuno yang bisa menjadi kunci untuk pertahanan kita."
Aku harus memastikan mereka tidak terpisah sia-sia dan memiliki kontribusi plot yang berarti, pikir Kai.
Sanji tersenyum. "Misi rahasia yang melibatkan senjata! Aku suka itu! Aku akan melindungi Nami-swan di sepanjang perjalanan!"
"Baiklah," putus Law, yang kini tampak sepenuhnya percaya pada bimbingan Kai. "Luffy, Zoro, ayo kita pergi. Dan ingat, Lakukan persis seperti yang dikatakan Penulis itu."
Dengan rencana baru yang dimodifikasi oleh Dewa Penulis, aliansi terbagi. Tim penyerang utama menuju kota yang ramai, sementara tim kapal, kini menjadi tim pengamanan senjata, bergerak ke sisi lain Dressrosa, siap untuk menghadapi tantangan side plot yang telah diatur oleh Kai.
Kini alur telah terbagi menjadi dua:
Tim Penyerang Utama (Luffy, Law, Zoro): Di Dressrosa, siap untuk chaos di Koloseum.
Tim Pengamanan Senjata (Kai, Sanji, Nami, dll.): Di sisi lain pulau, mencari Meriam Kuno.
Tim kedua yang dipimpin oleh Kai, si 'Dewa Penulis', dalam misi rahasia mereka untuk mengamankan senjata penting di Dressrosa.
Menembus Punggung Dressrosa
Tim Pengamanan Senjata (Kai, Sanji, Nami, Usopp, Chopper, Robin, Kin'emon, dan Caesar Clown yang terikat) bergerak diam-diam menjauhi pusat kota. Mereka mengikuti jalur terpencil yang anehnya sepi, dipandu oleh intuisi Kai.
"Kai, kau yakin kita ke arah yang benar?" tanya Nami, memegang peta. "Jalur ini tidak ada di peta mana pun. Kita malah menuju ke kaki pegunungan di sisi pulau yang terlarang."
"Jalur yang benar tidak pernah tercatat di peta, Nami," jawab Kai, matanya memancarkan ketenangan.
"Pikirkanlah: di mana kau menyembunyikan mainan kesayanganmu? Di tempat yang paling tidak mungkin dicari. Doflamingo akan melakukan hal yang sama."
Perjalanan mereka terhenti di sebuah jembatan batu sempit yang melintasi jurang dalam. Di ujung jembatan, berdiri dua belas prajurit bersenjata dari kru Donquixote, berpatroli dengan serius.
"Sial! Kita ditemukan!" bisik Usopp, bersembunyi di balik Robin.
"Kita tidak boleh bertarung di sini," kata Sanji, menyiapkan kakinya. "Suara ledakan akan menarik perhatian lebih banyak lagi. Kita harus cepat."
Membungkam Plot Minor
Kai tahu ini bukan waktunya untuk pertarungan besar. Mereka harus bergerak cepat agar alur utama yang melibatkan Luffy di Koloseum bisa dimulai.
"Biarkan aku yang urus," kata Kai. Ia menutup mata, memfokuskan Haki Penulis-nya pada para prajurit.
[HAKI PENULIS: AKTIF]
Tujuan: Ciptakan 'Efek Kantuk Ekstrem' dan 'Rasa Bosan Tiba-Tiba' pada prajurit patroli. Tuliskan 'Jalur Celah Rahasia' di bawah jembatan.
Dalam sekejap, para prajurit di ujung jembatan mulai menguap lebar-lebar.
"Hah... patroli malam sungguh membosankan," gumam salah satu prajurit, matanya sayu.
"Aku merasa sangat mengantuk... ayo kita istirahat lima menit saja," jawab temannya, dan dalam hitungan detik, kedua belas prajurit itu sudah tertidur pulas, bersandar pada tembok jembatan.
"A-apa yang terjadi?!" Nami tercengang.
"Itu adalah Plot Hole yang kubuat untuk mereka," jelas Kai. "Para prajurit ini hanyalah filler cerita. Sekarang, kita tidak bisa melewati mereka. Ada celah di bawah jembatan, ikuti aku!"
Kai menunjuk ke bawah jembatan, di mana sebuah celah kecil yang sebelumnya tidak terlihat tiba-tiba tampak seperti jalur rahasia yang sengaja dibuat untuk mereka.
Meriam Kuno dan Taktik Pertahanan
Mereka menyelinap melalui celah rahasia dan tak lama kemudian, tiba di sebuah gua tersembunyi yang menghadap langsung ke laut.
Di dalam gua itu, tersembunyi sebuah objek raksasa.
Itu adalah Meriam Kuno yang sangat besar, berkarat, dan tampak kuno, tetapi memiliki kekuatan hancur yang tak tertandingi jika berhasil ditembakkan.
"Itu dia!" seru Kai. "Meriam Kuno! Senjata pertahanan rahasia Doflamingo jika ada kapal perang besar menyerang Dressrosa."
Kin'emon, sebagai seorang samurai, langsung mengenali nilai strategis senjata itu.
"Jika kita mengendalikan ini, kita bisa melindungi kapal dan menembaki musuh dari jarak jauh!"
Kai menjelaskan rencananya: "Doflamingo akan menggunakan Mugiwara (Topi Jerami) yang tersisa sebagai sandera dan umpan. Dengan Meriam ini, kita punya daya tawar dan kemampuan untuk melindungi diri kita sendiri dari armada angkatan laut atau musuh tak terduga."
"Baiklah, aku akan membuatkan kunci untuk menembakkannya!" seru Usopp, matanya bersinar. "Aku adalah penembak jitu, dan aku akan mengendalikan Meriam Kuno ini!"
Peta Rahasia
Saat tim sedang memeriksa Meriam, Kai merasakan perubahan plot yang mendadak: Tim utama Luffy sedang terpisah dan mengalami kekacauan. Luffy ditarik ke Koloseum, Zoro tersesat, dan Law sibuk dengan taktik.
Kai segera mengeluarkan Den Den Mushi pribadinya. Dia harus memastikan aliansi tidak lupa dengan misi mereka.
[HAKI PENULIS: AKTIF]
Tujuan: Kirimkan 'instruksi bawah sadar' kepada Law untuk mengingat target pabrik SMILE di bawah Koloseum. Tuliskan 'dorongan kuat' pada Zoro untuk mencari Law.
Kai kemudian berbicara kepada Nami dan Sanji: "Kalian harus tetap di sini dan menguasai Meriam ini. Luffy dan yang lain sedang dalam masalah di kota. Mereka lupa dengan misi pabrik SMILE."
"Kita harus membantu mereka!" seru Sanji.
"Tidak, Sanji. Tugasmu lebih penting: Lindungi senjata dan awasi Caesar! Law sudah bergerak. Aku akan bergerak ke kota untuk memastikan aliansi tidak bubar dan membawa mereka ke jalur yang benar.
Aku harus memastikan mereka bertemu dengan seseorang yang akan membantu mereka."
Dengan Meriam Kuno berhasil diamankan dan alur kunci di kota berhasil diintervensi dari jauh, Kai kini meninggalkan tim Pengamanan Senjata untuk menjalankan misi pribadinya: menjadi Penyelamat Aliansi di pusat kekacauan Dressrosa.
Kini, Kai bergerak sendirian menuju kota. Apakah Anda ingin melanjutkan dengan intervensi Kai untuk membantu Zoro yang tersesat, atau langsung menuju ke Koloseum di mana Luffy sedang beraksi?
Sekaligus krusial dari Kai untuk menyelamatkan Zoro dari keniatan alaminya untuk tersesat di kota Dressrosa.
Menyelamatkan Sang Ahli Nyasar
Kai bergerak cepat memasuki kota Dressrosa. Jalanan dipenuhi dengan kegembiraan festival dan musik flamenco, tetapi Kai hanya merasakan getaran kekacauan plot yang akan datang.
Dia tahu persis apa masalah terbesar aliansi saat ini: Roronoa Zoro.
Melacak Kekacauan
Kai menutup matanya di tengah kerumunan, memfokuskan Haki Penulis-nya. Dia tidak perlu mencari tanda-tanda pertarungan; dia mencari tanda-tanda arah yang benar-benar salah.
[HAKI PENULIS: AKTIF]
Tujuan: Lacak sinyal 'terlalu jauh dari tujuan' yang paling kuat di Dressrosa.
Dalam benaknya, Kai melihat peta mental. Sementara Law sedang bergerak ke satu arah, Zoro terpantau berada di arah yang berlawanan total, menuju ke kebun mawar raksasa di pinggiran kota.
"Dia sudah menyimpang 180 derajat dari Law," gumam Kai. "Jika aku tidak mengintervensi, dia akan berakhir di negara sebelah. Aku harus menciptakan umpan plot yang sempurna."
Sake dan Pertarungan
Kai berlari menuju area yang paling ramai, tempat Zoro terakhir terlihat. Ia tahu, satu-satunya yang bisa mengalahkan insting nyasar Zoro adalah insting lain yang lebih kuat: sake enak dan potensi pertarungan.
Kai memfokuskan kekuatannya.
[HAKI PENULIS: AKTIF]
Tujuan: Ciptakan 'iklan neon' non-fisik yang menampilkan nama 'Kedai Sake Terbaik Dunia' yang mengarah ke lokasi Trafalgar Law. Ciptakan 'suara gaduh perkelahian' yang samar dari arah yang sama.
Tiba-tiba, di atas sebuah bangunan tua di depan Zoro, muncul kilatan cahaya warna-warni yang hanya bisa ditangkap secara samar oleh indra yang sangat kuat.
Tulisannya berbunyi: "KEDAI SAKE TERBAIK DUNIA: LURUS TERUS! DI TEMPAT PERKELAHIAN HEBAT!"
Zoro, yang tadinya menatap kebun mawar dengan ekspresi serius, tiba-tiba membalikkan badan, matanya menyala.
"Sake terbaik dunia?!" seru Zoro. "Dan perkelahian hebat?! Ini pasti takdir! Kompas sialan, kali ini aku percaya instingku!"
Zoro segera melompat ke atap, berlari kencang ke arah yang ditunjukkan oleh iklan neon palsu yang dibuat Kai.
Penulis Mengawasi
Kai mengawasi dari kejauhan, tersenyum puas.
Sempurna. Aku berhasil mengubah alur cerita minornya dari 'tersesat selamanya' menjadi 'tersesat ke tempat yang benar'.
Tiba-tiba, Zoro muncul di atap di dekat Kai. Zoro melihat Kai.
"Hei, Penulis!" seru Zoro. "Apakah kau tahu di mana perkelahian hebat itu? Aku tidak mau melewatkannya!"
"Tentu saja aku tahu," jawab Kai, tenang. "Terus saja ikuti nalurimu. Kau akan menemukan Law dan pertarungan besar yang akan membuatmu puas. Sekarang pergilah!"
Zoro mengangguk, puas dengan jawaban itu. Dia percaya bahwa Kai, dengan kekuatan prediksinya, telah memvalidasi arah tujuannya.
Tanpa membuang waktu, Zoro melompat lagi, melanjutkan 'perburuan sake dan duel' yang sebenarnya mengantarnya tepat ke lokasi Law.
Memperkuat Law
Kai, setelah memastikan Zoro sudah di jalur yang tepat, mengambil langkah terakhir intervensinya.
"Sekarang Law akan mendapatkan Zoro sebagai bantuan, tetapi dia akan menghadapi salah satu perwira Doflamingo yang terkuat," gumam Kai. "Aku harus mempermudah alur Law."
Kai kembali menggunakan Haki Penulis untuk terakhir kalinya sebelum dia harus bergabung dengan tim penyerang lainnya.
[HAKI PENULIS: AKTIF]
Tujuan: Tuliskan 'rasa curiga mendalam' pada Law terhadap Fujitora dan Doflamingo. Berikan 'kejelasan singkat' pada Law tentang lokasi pabrik SMILE.
Di tengah kota, Law yang sedang melarikan diri tiba-tiba merasakan firasat buruk yang mendalam tentang kehadiran Angkatan Laut dan rencana yang jauh lebih besar dari yang ia duga.
Semua yang dikatakan 'Penulis' itu benar. Aku tidak boleh lengah.
Dengan aliansi yang kini lengkap Luffy di Koloseum, Zoro menuju Law, dan tim kapal yang menjaga senjata Kai kini siap untuk beralih ke peran koordinator lapangan.
Kini, tim utama sudah terbagi dan semua elemen penting telah diamankan. Law sudah mendapatkan Zoro, dan mereka siap menuju pabrik SMILE.
Perspektif Kai saat ia menyusul Zoro dan Trafalgar Law, bertindak sebagai koordinator taktis yang tidak terlihat di tengah kota Dressrosa.
Mengamankan Alur Law
Kai bergerak cepat melintasi atap-atap kota Dressrosa. Ia tidak terburu-buru seperti Luffy, melainkan bergerak dengan perhitungan, membiarkan aliansi Law dan Zoro bertemu secara alami sebuah proses yang telah ia pastikan.
Law dan Zoro kini bertemu di area padat dekat pusat kota. Law segera menjelaskan rencana pabrik SMILE kepada Zoro, dan Zoro, yang sudah terfokus pada "pertarungan hebat" yang dijanjikan Kai, langsung setuju.
Gladius
Saat Law dan Zoro bergerak menuju pabrik, mereka dihadang oleh salah satu perwira Doflamingo, Gladius, yang memiliki kemampuan Buah Iblis untuk membuat segala sesuatu yang disentuhnya meledak.
"Trafalgar Law! Donquixote-sama memerintahkan agar kalian ditangkap hidup-hidup!" teriak Gladius, membuat jalanan di sekitarnya meledak.
"Sial! Kita tidak punya waktu untuk ini!" gerutu Law.
Zoro, dengan semangat bertarung, mencabut pedangnya. "Aku yang akan mengurusnya. Ini bagian dari pertarungan hebat yang dijanjikan Penulis itu!"
Intervensi Taktis
Kai melihat dari atap sebuah katedral.
Dia tahu Zoro bisa mengalahkan Gladius, tetapi pertarungan itu akan memakan waktu terlalu lama dan menarik perhatian yang tidak perlu, merusak rencana strategis Law untuk bergerak diam-diam.
Kai mengaktifkan Haki Penulis untuk memberikan bantuan taktis yang cepat dan halus.
[HAKI PENULIS: AKTIF]
Tujuan: Ciptakan 'Gangguan Sensori Minor' pada Gladius, membuatnya melupakan cara kerja serangan 'tekanan jarak jauh' selama 5 detik. Tuliskan 'inspirasi taktis tiba-tiba' pada Law.
Saat Gladius bersiap untuk meledakkan tanah di bawah kaki Zoro, Law tiba-tiba mendapat ide.
"Zoro, RUANG!" perintah Law, tangannya membentuk Room.
Zoro, yang biasanya tidak suka bekerja sama, secara naluriah bergerak.
Law memindahkan Zoro dengan cepat ke belakang Gladius, tepat sebelum Zoro melancarkan serangan cepat. Namun, Gladius, yang tiba-tiba merasa pusing dan bingung, lupa cara menggunakan serangan tekanan jarak jauhnya, dan malah mencoba meledakkan area di sekitarnya.
"ONIGIRI!"
Tebasan Zoro yang cepat dan kuat menghantam punggung Gladius, membuatnya terluka parah dan pingsan.
Pertarungan selesai dalam waktu kurang dari satu menit.
"Selesai," kata Zoro datar, menyarungkan pedangnya. "Terlalu cepat. Padahal Penulis bilang ini akan hebat."
Law memandangi Gladius yang roboh, lalu menatap Zoro. "Zoro, bagaimana kau bisa secepat itu di area yang aku pindahkan?"
"Aku tidak tahu. Rasanya seperti ada yang memberiku dorongan," jawab Zoro, menggaruk kepala.
Law menatap ke atap-atap. Dia tahu, itu pasti ulah "Penulis" itu. Dia bukan hanya meramalkan, dia mengarahkan pertarungan.
Setelah pertarungan singkat, Law, Zoro, dan Kin'emon (yang masih mencari tubuhnya) melanjutkan perjalanan mereka. Kai terus mengikuti dari atas, memastikan mereka tidak berbelok dari jalur yang benar.
Kin'emon, yang melihat sebuah toko kain di sudut jalan, tiba-tiba tersentak. "Tunggu! Aku merasakan tubuh bagian bawahku! Itu pasti ada di dalam toko ini!"
Law dan Zoro menghela napas. "Kita tidak punya waktu untuk ini, Samurai!" seru Law.
Kai tahu ini adalah alur kecil yang harus diselesaikan.
[HAKI PENULIS: AKTIF]
Tujuan: Tuliskan 'urgensi tak terhindarkan' pada Law untuk membantu Kin'emon, karena dia adalah kunci untuk masuk ke Istana.
Law tiba-tiba merasa terdorong untuk membantu Kin'emon. "Baiklah, kita bantu dia sebentar! Tapi cepat! Kita harus segera ke pabrik!"
Dengan intervensi Kai, Law terpaksa membuang waktu sejenak, tetapi sebagai gantinya, dia mendapatkan kesetiaan Kin'emon, yang akan sangat penting untuk membuka gerbang Istana nanti.
Kai tersenyum puas. Perannya sebagai koordinator taktis berhasil:
Gladius dinetralkan tanpa kerugian waktu yang besar.
Zoro tetap di jalur (walaupun dia sendiri tidak tahu).
Kin'emon mendapatkan kembali sebagian tubuhnya, memastikan dia bisa membantu di babak akhir.
Sekarang, alur utama sudah siap untuk Koloseum, pikir Kai, beralih fokusnya ke arena pertarungan di mana Luffy sudah menanti.
Kini, Law dan Zoro sudah berada di jalur yang benar menuju pabrik SMILE, setelah mengatasi rintangan kecil berkat intervensi Kai.
Luffy di Koloseum yang akan bertemu dengan wajah dari masa lalu, atau pertemuan Kai dengan Trafalgar Law untuk pembahasan strategi berikutnya.
