WebNovels

Chapter 131 - BAB 132 : BAGAIMANA BISA SISTEM NGEBUG

Bug dalam Sistem [ERROR: 404]

[SISTEM] mengalami bug parah, memaksa Kai untuk mengandalkan instingnya sebagai 'Dewa Penulis' Fan Fiction ini.

​Setelah Zoro kembali ke latihannya, dan Nami berjalan menuju Sunny's Kitchen, Kai akhirnya bisa menyendiri dan mencoba memanggil [SISTEM] lagi. Ia ingin mendapatkan update misi yang lebih jelas.

​Kai: "Sistem, berikan status report misi saat ini. Tujuan selanjutnya, tolong."

​Namun, kali ini, yang muncul di benaknya adalah serangkaian glitch visual dan audio yang menyakitkan.

​[SISTEM]: [ERROR] Protect and guide Monkey D. Luffy to Raftel.

​[SISTEM]: [Peringatan: Data Korup] Tujuan selanjutnya adalah [KAI/KAITO: Cari resep Ramen di Dressrosa.]

​[SISTEM]: [Arahan Prioritas Utama] [PILIH FATNER SEBAGAI WAIFUMU, BUKAN LUFFY.]

​[SISTEM]: [GLITCH: NONSENSE] The One Piece is actually a very rare brand of [CENSORED] and the key is hidden in [DATA HILANG]. Segera kumpulkan 7 Dragon Ball.

​Kai mencengkeram kepalanya lagi, kali ini lebih erat. Informasi yang masuk benar-benar kacau. Ramen? Memilih Fatner sebagai waifu? Mengumpulkan Dragon Ball?

​"Apa-apaan ini?! Sistem ngawur!" gumam Kai keras-keras.

​[SISTEM]: [CRITICAL ERROR] Your purpose is to write this story. Your purpose is to fulfill the plot holes. Your purpose is to be the DEWA PENULIS.

Tuliskan akhir bahagia untuk Chopper.

​Di tengah kekacauan itu, satu kalimat terakhir menancap di benak Kai: Your purpose is to be the DEWA PENULIS.

​Kai menyadari, bahwa entah karena bug atau glitch parah, ia tidak bisa lagi mengandalkan arahan dari dunia asalnya. Ia tidak lagi hanya seorang karakter yang dipaksa mengikuti alur.

​"Baik," kata Kai sambil tersenyum miring, berdiri tegak dan menatap lautan luas. "Jika Sistem sudah error dan menunjukku sebagai Dewa Penulis cerita ini... Tapi kenapa bisa error sih, aku sungguh tak percaya sistem "

​Dia menoleh ke arah Luffy yang masih tertidur di kepala kapal.

​"...Maka aku sendiri yang akan menentukan jalan cerita dan nasib kita! Bukan Ramen, bukan Waifu, dan tentu saja, bukan Dragon Ball! Kita akan ke Pulau Manusia Ikan sesuai alur, dan aku akan menulis petualangan terhebat!"

​Apakah ini adalah momen kebangkitan karakter yang SISTEM inginkan? Saya siap melanjutkan cerita dengan Pulau Manusia Ikan sebagai tujuan mereka!

Tekad baru Kai sebagai 'Dewa Penulis' yang harus mengatasi tantangan alur utama.

​ Menuju Pulau Manusia Ikan

​Dengan tekad yang membara, Kai berjalan menuju kemudi di mana Franky sedang asyik memoles kayu kapal, sementara Usopp sedang memperbaiki beberapa dial.

Nami berdiri di meja peta, masih terlihat curiga, tetapi fokus pada pekerjaannya.

​"Nami, setelah kita mengisi log pose, kita akan berlayar lurus ke bawah, kan?" tanya Kai, suaranya kini terdengar penuh otoritas, sangat berbeda dari keraguan sebelumnya.

​Nami menoleh, sedikit terkejut dengan nada Kai. "Tentu saja. Log Pose kita sudah mengarah ke Pulau Manusia Ikan di bawah Garis Merah. Kenapa kau bertanya? Kau sudah tahu tujuannya, kan?"

​"Aku hanya memastikan," jawab Kai sambil tersenyum misterius. Aku harus memastikan alur utama tidak menyimpang karena instruksi 'Ramen' sialan itu.

​Franky, si tukang kapal, mengangkat kepalanya yang berbentuk bintang. "Kau tahu, bro, di sana akan SUPER berbahaya! Bahkan bajak laut paling tangguh pun takut melewati lautan di bawah sana. Kau yakin tidak mau melompat sekarang?"

​"Aku yakin seribu persen," potong Kai. "Luffy butuh aku di sana. Dan aku tahu persis apa yang akan terjadi."

​Saat mengucapkan kalimat itu, sebuah pop-up kecil yang terdistorsi muncul di sudut penglihatan Kai.

​[SISTEM]: [PANDUAN ALUR PENTING] Di Pulau Manusia Ikan, pastikan Luffy...

​[GLITCH] ...Membeli soft ice cream rasa anggur...

​[GLITCH] ...Tidak berkelahi dengan Hody Jones, tapi bertukar kartu Pokemon...

​[GLITCH] ... JANGAN SAMPAI LUFFY MEMUSNAHKAN NOAH!

​Sistem kembali memberikan arahan konyol yang diselingi satu instruksi krusial. Kai mengabaikan Ice Cream dan Pokemon, namun kalimat terakhir itu sangat penting.

​Ah, jadi aku harus memastikan Noah selamat? Alur cerita akan kacau jika benda itu hancur.

​Kai berjalan menuju Nami. "Nami, saat kita tiba di sana, akan ada satu situasi kritis. Percaya padaku, kita akan menghadapi bajak laut yang sangat kuat, dan mereka akan berusaha menghancurkan segalanya.

Kita harus melindungi kapal kuno bernama Noah."

​Nami meletakkan kompasnya, matanya menyipit penuh keraguan. "Noah? Kapal kuno? Bagaimana kau tahu nama kapal yang bahkan belum kita lihat?

Aku sudah bilang, kau punya rahasia, Kai!"

​Kai mencondongkan tubuhnya ke depan, tatapannya kini bukan lagi seorang transmigrator yang bingung, melainkan Dewa yang mengatur takdir.

​"Aku tahu, Nami. Karena aku sudah membaca peta seluruh dunia ini, sebelum peta itu ditulis. Percayalah, ini untuk keselamatan semua orang. Aku tidak peduli dengan uangmu atau impianmu. Tapi aku akan melindungi Kaptenmu dan alur cerita ini."

​Nami terdiam. Ada sesuatu dalam tatapan Kai yang membuatnya merinding, sesuatu yang jauh melampaui ambisi seorang bajak laut biasa.

​ Persiapan kru untuk memasuki Pulau Manusia Ikan, sembari menyoroti peran baru Kai sebagai 'Dewa Penulis'.

​"Aku tahu, Nami. Karena aku sudah membaca peta seluruh dunia ini, sebelum peta itu ditulis. Percayalah, ini untuk keselamatan semua orang. Aku tidak peduli dengan uangmu atau impianmu. Tapi aku akan melindungi Kaptenmu dan alur cerita ini."

​Nami memandang Kai selama beberapa detik yang terasa sangat panjang. Keraguan di matanya perlahan berubah menjadi rasa ingin tahu yang dingin. Dia adalah navigator terhebat, seorang wanita yang mengandalkan logika dan cuaca. Tapi kata-kata Kai barusan melanggar semua logika.

​"Melindungi alur cerita?" ulang Nami dengan nada mengejek, mencoba menutupi kegelisahannya. "Dengar, Kai. Di lautan ini, tidak ada 'alur cerita'. Yang ada hanya kemauan Kapten dan bahaya yang tak terduga.

Jika kau berani mencoba mengendalikan kami, kau akan kulempar ke laut sebelum kita sampai ke dasar."

​Tiba-tiba, suara biola Brook terdengar dari belakang. Musisi Straw Hat Pirates itu berdiri dengan senyum di tengkoraknya.

​"Yohohoho! Ada apa ini? Suasana hati yang tegang akan merusak suasana musik! Nona Nami, jangan terlalu keras pada Tuan Kai," ujar Brook.

​Nami menoleh, "Ini serius, Brook! Dia bicara tentang masa depan dan kapal yang belum pernah kita dengar!"

​"Masa depan, ya?" gumam Brook, memegang biola. "Aku sudah mati dan hidup lagi. Aku tahu bahwa takdir adalah musuh yang jauh lebih kuat daripada Bajak Laut mana pun.

Jika Tuan Kai ini adalah utusan Takdir, maka kita harus mengamatinya. Toh, Kapten Luffy menerima semua orang dengan mudah. Yohohoho!"

​Mendengar dukungan tak terduga dari Brook, Kai menghela napas lega. Ia tahu, di antara semua kru, Brook adalah yang paling terbuka terhadap hal-hal yang tidak logis.

​Sanji keluar dari dapur, membawa beberapa minuman untuk Nami dan Robin, matanya langsung tertuju pada Kai.

​"Hei, kau, pria aneh! Jangan buat Nami-swan-ku kesal! Tapi, jika benar kita harus melindungi kapal kuno, aku akan bersiap untuk memasak makanan yang bisa meningkatkan energi tempur kita!" seru Sanji dengan hati yang berapi-api.

​Robin, yang selama ini diam membaca buku di kursi santai, menutup bukunya. Dia tersenyum tipis ke arah Kai.

​"Sebuah kapal kuno... Noah," gumam Robin. "Kau tahu Poneglyph?" tanyanya lembut pada Kai.

​Kai menggeleng. "Tidak. Aku hanya tahu ceritanya. Tapi aku tahu kuncinya untuk menyelamatkan kapal itu."

​[SISTEM]: [Arahan Terselubung] Gunakan kekuatan Haki yang belum kau kembangkan untuk... [GLITCH]

​Kai mengabaikan arahan Haki yang belum ia kuasai. Aku harus berpegang teguh pada alur yang kuingat.

​"Kuncinya adalah percobaan bunuh diri konyol Kapten kita," bisik Kai, hanya didengar oleh Robin, Nami, dan Brook. "Dia adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkannya."

​Nami dan Robin saling pandang. Mereka tahu, ketika Luffy benar-benar bertekad, ia akan melakukan hal paling gila demi melindungi orang lain.

​"Baiklah, aku akan mencatat 'Noah' di peta risiko," putus Nami, akhirnya menyerah. "Tapi, satu langkah yang salah, Kai, dan kau yang akan menjadi target pertamaku."

Menunjukkan reaksi Luffy dan Zoro terhadap informasi tentang 'Noah'? reaksi Luffy saat ia mendengar tentang kapal kuno 'Noah' dan peran penting yang harus ia mainkan di dalamnya.

​Luffy, yang sejak tadi tertidur lelap di kepala Sunny, tiba-tiba terbangun dengan mata berbinar-binar setelah mendengar kata-kata terakhir Kai. Dia berlari ke tengah dek, di mana kru sedang berkumpul dalam ketegangan.

​"Kau bilang kapal kuno?!" seru Luffy, wajahnya penuh kegembiraan yang naif, seolah-olah Kai baru saja mengumumkan ada restoran daging gratis di bawah laut. "Kapal itu pasti keren! Apakah ia bisa melaju lebih cepat dari Sunny?"

​Nami menghela napas panjang, frustrasi dengan ketidakseriusan Kaptennya. "Bukan itu intinya, Luffy! Kai bilang kau harus menghancurkan... eh, maksudku, menyelamatkan kapal itu!"

​Kai menyambar cepat, menatap Luffy dengan sorot mata yang serius, mencoba menyampaikan informasi sepenting ini tanpa perlu campur tangan [SISTEM] yang sudah error. Entah sampai kapan dan ada rasa ragu bagi kai bagaimana nasib dirinya di dalam tulisannya sendiri jika SISTEM yang menculiknya tak mampu mengembalikannya ke dunia nyata. tapi melihat tokoh kesukaannya di hadapannya. perasaan takut berubah, ia yakin hanya perlu memerankannya. nyatanya ia sudah melihat hidupnya kini berubah setelah mengenal SISTEM. setelah bagaiman SISTEM TELAH MEMBERI MOBIL DAN RUMAH MEWAH DI KEHIDUPAN NYATA NYA.

​"Luffy, dengarkan baik-baik," kata Kai, tangannya memegang bahu Luffy. "Kapal itu bernama Noah. Kapal itu sangat besar, sebesar pulau. Dan ketika krisis datang di bawah laut nanti, kau adalah satu-satunya yang bisa menghentikannya agar tidak menghancurkan semua orang."

​Luffy memiringkan kepalanya, matanya yang besar berkedip-kedip. Dia menyimak dengan aneh.

​"Hmmmm," gumam Luffy. "Kapal besar... menyelamatkan banyak orang..." Dia kemudian tersenyum lebar, senyum khasnya yang dipenuhi kegilaan.

​"SHISHISHISHI!

Kedengarannya SUPER seru! Jadi, nanti aku akan bertarung dengan kapal sebesar pulau, ya? Kapal itu pasti sangat kuat!"

​Kai dan seluruh kru hanya bisa terdiam melihat reaksi simple itu.

​"Dia sama sekali tidak bertanya bagaimana kita tahu," bisik Nami kepada Usopp.

​"Dia tidak pernah bertanya apa-apa tentang apa pun," balas Usopp putus asa.

​Luffy melanjutkan dengan mata penuh imajinasi. "Aku akan jadi penyelamat mereka! Tapi, kita harus cepat sampai di sana! Aku sudah lapar, dan pertarungan dengan kapal besar pasti membutuhkan banyak makanan!"

​Ia kemudian melompat ke arah Sanji. "Sanji! Masak! Aku butuh daging sebelum kita menyelam!"

​Sanji, yang hatinya sudah terpancing oleh semangat Kapten, mengangguk penuh semangat, melupakan kekesalannya pada Kai. "Baik, Kapten! Tapi kita akan menyajikan hidangan laut, Kapten! Karena kita di lautan!"

​Zoro, yang berdiri di pinggir, menganggukkan kepalanya. Dia hanya fokus pada inti permasalahannya: pertarungan.

​"Jika dia harus bertarung dengan kapal sebesar pulau untuk melindungi tempat itu, biarkan saja," ujar Zoro tenang. "Itu sudah jadi tugas Kapten. Setidaknya kau memberinya peringatan, Penulis."

​Zoro menggunakan sebutan 'Penulis' untuk Kai, seolah-olah ia juga menangkap aura aneh dan mengetahui peran tersembunyi Kai, namun memilih untuk tidak peduli, selama itu menguntungkan Kaptennya.

​Kai membalas tatapan Zoro dengan hormat. Zoro selalu tahu ke mana alur harus mengalir.

​Kini, Thousand Sunny sudah siap dengan semangat Kaptennya, dan Kai berhasil menetapkan kembali alur cerita utama di benak kru. langsung menuju ke bawah laut, ke tempat aksi di Pulau Manusia Ikan?

Thousand Sunny mulai menyelam dan momen internal Kai saat ia menyadari bahwa perannya sebagai 'Dewa Penulis' tidak berarti ia kebal terhadap bahaya.

​ Penyelaman Dimulai

​Atmosfer di Thousand Sunny berubah drastis. Franky dan Usopp sibuk menyesuaikan gelembung pelapisan khusus yang disiapkan oleh Rayleigh.

Nami berdiri di meja peta dengan wajah tegang, dan Luffy berteriak kegirangan di dek.

​"Tahan napas semuanya!" seru Franky, dengan gaya SUPER-nya. "Kita akan menembus Garis Merah!"

​Kapal itu bergetar hebat saat gelembung pelapis terbentuk sempurna, dan tak lama kemudian, mereka mulai meluncur ke bawah, meninggalkan cahaya permukaan.

Dunia di luar jendela berubah menjadi biru tua yang pekat, diterangi oleh bioluminesensi makhluk-makhluk laut yang aneh dan megah.

​Kai berdiri di samping jendela, menyaksikan pemandangan yang seharusnya ia 'tulis' atau 'prediksi', tetapi terasa sangat nyata.

​[SISTEM]: [CRITICAL ERROR] Kai, kau harus menuliskan adegan di mana Franky bertemu robot berkepala nanas... [GLITCH]

​Kai mengabaikan suara bug dari Sistem. Ia tidak lagi peduli dengan side quest konyol yang mungkin akan merusak alur cerita utama.

Fokusnya adalah memastikan Noah selamat.

​Aku adalah Dewa Penulis di sini. Aku tahu setiap adegan, setiap dialog, setiap pukulan.

​Namun, saat ia berpegangan pada rel kapal, sebuah pemikiran dingin menusuknya:

​Tapi... aku bukan tokoh utama.

​Jika plot membutuhkan seseorang terluka atau dikorbankan untuk memotivasi Luffy, mengapa harus karakter lain? Bukankah karakter tambahan seperti dirinya seorang transmigrator adalah yang paling mudah disingkirkan oleh penulis aslinya?

​[SISTEM]: [Peringatan: Plot Twist] Di bawah laut, kau akan bertemu dengan [KAI/KAITO: Mantan teman sebangkumu dari dunia asal].

Dia adalah agen Pemerintah Dunia.

​Kai tersentak. Mantan teman sebangku? Mungkinkah ada transmigrator lain yang juga dipaksa masuk ke dalam cerita ini?

​"Seorang musuh dari dunia asalku..." gumam Kai, matanya membesar. Jika itu benar, maka ancamannya bukan lagi Bajak Laut biasa.

​Ini bukan lagi sekadar mengikuti alur. Ini adalah perjuangan untuk bertahan hidup di dalam cerita yang kutulis.

​Tiba-tiba, Brook berteriak. "Kapten! Ada sesuatu yang datang!"

​Dari kegelapan, muncul bayangan raksasa. Itu adalah monster laut yang sangat besar, mengincar gelembung pelapis Sunny.

​"Kita diserang!" teriak Usopp panik.

​Luffy, dengan seringai di wajahnya, bersiap melompat keluar, tetapi dihentikan oleh Kai.

​"Tunggu, Luffy!" perintah Kai. "Jangan buang energimu untuk monster acak! Biarkan Franky dan Usopp yang mengurusnya dengan senjata. Kita harus menjaga gelembung ini tetap utuh!"

​Ini adalah ujian pertama Kai sebagai 'Dewa Penulis' yang tahu alur: Menghemat energi Kapten untuk pertarungan penting yang akan datang.

​"Kau benar, Kai!" Luffy tertawa, mengikuti perintah itu tanpa perlawanan, terkejut karena Kai bisa memprediksi kekuatannya dengan tepat. "Kalau begitu, Franky, giliranmu!"

More Chapters