Jembatan cahaya bergetar saat Kurator Bayangan mengangkat tangan. Dari ujung jarinya, tinta hitam menetes dan mengalir membentuk pena raksasa yang melayang di udara.
"Di sini, setiap kalimat adalah senjata," gumamnya. "Dan kau sudah masuk dalam draft terakhir."
Ryn menelan ludah. Pena kecilnya sendiri berkilau samar, seperti menyadari bahaya.
---
Paragraf Pertama
Kurator menulis di udara:
> "Langit runtuh, dan ribuan panah hujan menusuk sang penantang."
Segera, langit benar-benar runtuh. Potongan awan keras seperti batu menghujani Ryn. Ia merunduk, menulis cepat:
> "Panah berubah menjadi kelopak bunga yang terbakar sebelum menyentuh tanah."
Awan hancur menjadi kelopak merah yang berputar, jatuh lembut. Udara kembali tenang—untuk sementara.
---
Tebasan Narasi
Kurator menggores cepat:
> "Jembatan di bawahnya retak dan runtuh, menyeretnya ke kehampaan."
Cahaya di bawah kaki Ryn pecah. Ia hampir jatuh, tapi menulis:
> "Jembatan tumbuh akar-akar cahaya yang mengikatnya ke dimensi ini."
Akar bercahaya menembus kehampaan, menopang langkahnya.
---
Pertarungan Pikiran
Setiap kalimat jadi adu kecepatan.
Kurator mencoba membuat badai tinta pekat yang membutakan, tapi Ryn mengubahnya menjadi hujan bintang.
Kurator menulis seekor naga kabut, Ryn menulis bahwa kabut itu membawa bau bunga yang menidurkan musuhnya sendiri.
Setiap perubahan membawa resiko—terlalu lambat berarti narasi lawan menguasai kenyataan.
---
Luka Pertama
Kurator tersenyum tipis, lalu menulis pelan:
> "Tinta di pena sang penantang mengering, memaksanya terdiam."
Ryn tertegun—pena di tangannya mulai retak. Panik, ia menulis dengan sisa tinta:
> "Dari retakan pena, mengalir cahaya murni yang tak pernah pudar."
Ledakan cahaya menyilaukan melempar Kurator mundur.
---
Kata Terakhir
Lorong menuju Fraktura mulai berdenyut lebih terang. Ryn tahu ia tidak bisa berlama-lama.
Dengan napas terengah, ia menulis:
> "Kurator Bayangan tertidur, terperangkap dalam cerita yang ia tulis sendiri."
Tubuh Kurator memudar menjadi huruf-huruf yang beterbangan lalu hilang. Jembatan kembali stabil, dan pintu menuju Fraktura terbuka sepenuhnya.
Ryn melangkah masuk—meninggalkan dunia baris kosong di belakangnya.