Cahaya keemasan dari retakan di lantai semakin menyilaukan. Di hadapan mereka, tiga bayangan yang dulu sekadar imajinasi kini bergerak dengan nyawa sendiri. Mereka tidak hanya mirip—mereka adalah Lied, Elira, dan Kael… dalam kemungkinan hidup yang berbeda.
Lied alternatif menatapnya dengan sorot mata getir. "Aku tidak akan membiarkanmu menulis ulang diriku. Aku memilih untuk melupakan semua… dan itu adalah kebebasanku."
Elira versi dingin menambahkan, suaranya tajam seperti pecahan kaca, "Kelembutan hanya melemahkan. Aku tidak akan membiarkan rasa itu membusuk di dalam diriku."
Kael versi pengkhianat memegang pedang gelap yang berdenyut seperti urat hidup. "Kesetiaan hanyalah beban. Bertahan hidup lebih penting daripada janji."
---
Pertarungan Dimulai
Lantai bercahaya bergelombang, menciptakan arena yang berubah bentuk setiap detik. Kadang mereka berdiri di tepi jurang, kadang di tengah medan perang, kadang di atas air yang memantulkan bintang. Setiap pergantian medan membuat pijakan mereka goyah, tapi para alter-ego itu melangkah dengan pasti, seolah dunia berubah mengikuti keinginan mereka.
Lied melancarkan tebasan pedang energi, tapi dirinya yang lain menangkis dengan teknik yang sama persis—hanya lebih cepat, lebih licin.
Elira mencoba membentuk perisai cahaya, namun versi dinginnya membelahnya dengan tombak yang seolah terbuat dari ketidakpercayaan.
Kael berhadapan dengan dirinya yang memilih bertahan hidup di sisi kegelapan—serangan mereka bagaikan cermin, tapi setiap tebasan dari versi gelap Kael mengandung kilatan emosi yang pernah ia buang.
---
Ujian Sejati
Suara pena kembali menggema di atas mereka:
> "Ini bukan soal siapa yang terkuat… tapi siapa yang kalian izinkan untuk tetap ada."
Lied menyadari bahwa setiap kali mereka melukai lawan, serpihan cahaya keluar dari tubuhnya—dan masuk ke dalam dirinya sendiri. Setiap serpihan adalah kenangan, keputusan, dan perasaan yang pernah ia buang atau lupakan.
Saat tebasan terakhir hampir mendarat, Lied berteriak:
"Berhenti! Kita tidak akan menghapus mereka… kita akan mengakui mereka!"
---
Penggabungan
Alih-alih menghabisi alter-ego itu, mereka meraih tangan mereka. Cahaya keemasan meledak, retakan di lantai menutup, dan sosok-sosok itu larut menjadi arus cahaya yang masuk ke tubuh asli mereka. Lied merasakan beban dan kekuatan baru bercampur menjadi satu. Elira menunduk, matanya berkilat, sementara Kael tersenyum tipis untuk pertama kalinya sejak mereka masuk ke Spiraeum.
Suara pena terdiam sesaat, lalu bergema lagi:
> "Maka kalian telah memilih… bukan penghapusan, tapi penerimaan. Lanjutkan, penulis-penulis takdir."
Di hadapan mereka, jalan bercahaya terbentang menuju inti pena raksasa—tempat ujian terakhir menunggu.