Langkah mereka bergema di lorong panjang yang membelah inti Fraktura menuju gerbang keluar Blackscript. Lorong itu tidak seperti yang mereka lewati saat datang—lebih bersih, lebih terang, dan lebih… kosong.
Elira berjalan di sisi Lied, matanya menyapu ukiran kata di dinding. "Kalimat-kalimat ini… tidak lengkap," gumamnya. Beberapa ukiran hanya berupa potongan kata, seolah seseorang telah menghapus separuh cerita.
Kael menghunus senjata. "Kosong seperti ini artinya jebakan, atau…"
"…atau sesuatu sudah memakan semua isinya," potong Lied.
---
Realitas Mulai Stabil
Di luar lorong, mereka melihat hamparan dataran putih polos—tanpa langit, tanpa bayangan. Ruang ini adalah zona penetral, wilayah yang biasanya digunakan Fraktura untuk memulihkan struktur narasinya.
Mereka bisa merasakan sesuatu: tidak ada distorsi, tidak ada pergeseran teks, bahkan suara langkah mereka terasa terlalu jernih.
Terra-∞ mengirimkan pesan singkat di kepala Lied:
> "Stabilitas penuh ini tidak alami. Seseorang mengendalikan denyut dimensi ini."
---
Isyarat dari Luar
Tiba-tiba, di kejauhan, sebuah retakan hitam memanjang di udara. Retakan itu tidak berbentuk tulisan atau simbol naratif—melainkan garis murni ketiadaan, seperti luka di atas kertas putih.
Retakan itu berdenyut… dan dari dalamnya terdengar suara rendah:
> "Yang tertulis hanyalah kulitnya. Aku datang untuk merobek inti semesta."
Suara itu bukan milik Veyndar. Bahkan Terra-∞ pun terdengar lebih berat saat berkata,
> "Itu… bukan entitas narasi. Itu sesuatu yang menggerogoti fondasi realitas kita."
---
Meninggalkan Blackscript
Mereka mempercepat langkah menuju gerbang keluar. Saat melangkah melintasi portal, Lied menoleh sebentar ke arah retakan itu.
Untuk sepersekian detik, ia melihat sesuatu dari dalamnya—mata berwarna putih polos, menatapnya dari balik kehampaan.
---
Begitu mereka keluar, mereka mendapati diri di ruang transit antar-dimensi. Kael berkata pelan, "Kita sudah keluar… tapi rasanya seperti kita baru saja masuk ke bab yang jauh lebih berbahaya."
Lied hanya menatap ke depan, merasakan bahwa apa pun yang menunggu mereka di luar Blackscript… tidak akan memberi mereka waktu untuk bernapas.