Ketika dunia disibukkan dengan "Iron Man Fever" dan Tony Stark semakin tenggelam dalam gaya hidup playboy miliardernya, Alexander Thorne mengamati dengan ketertarikan yang semakin besar. Ia melihat bagaimana Tony, dengan segala kejeniusan dan karismanya, juga merupakan magnet bagi masalah—masalah yang seringkali dapat dimanfaatkan oleh Alexander.
Kasus Ivan Vanko, seorang fisikawan Rusia yang termotivasi oleh dendam pribadi, segera menarik perhatian Alexander. Vanko, dengan kemampuannya menciptakan teknologi arc reactor mini dan senjata bertenaga listrik yang canggih, adalah variabel baru yang menarik. Alexander menyadari bahwa Vanko adalah ancaman bagi Tony, dan ancaman bagi Tony bisa menjadi peluang bagi Thorne Industries.
Alexander tidak tertarik untuk merekrut Vanko secara langsung; ia terlalu tidak stabil dan terlalu mencolok. Namun, ia tertarik pada teknologi Vanko. Melalui jaringan intelijennya yang gelap, yang menjangkau agen-agen rahasia dan pasar gelap teknologi, Alexander mulai melacak jejak Vanko. Ia tahu bahwa Stark Industries dan pemerintah AS akan berupaya menangkap Vanko dan menyita teknologinya. Alexander hanya perlu berada di sana untuk memanen remah-remahnya.