Melalui retakan itu, sebuah kekuatan yang jauh lebih kuno dan mengerikan daripada Extant atau Anti-Monitor mulai merembes masuk: The Great Darkness. Ini bukan entitas dengan bentuk fisik, melainkan sebuah kesadaran primordial dari ketiadaan absolut, sebuah antitesis dari semua ciptaan. The Great Darkness adalah apa yang ada sebelum segalanya, dan yang menginginkan segalanya kembali menjadi ketiadaan itu lagi.
The Great Darkness mulai memengaruhi realitas secara halus pada awalnya. Mimpi buruk kolektif menyerang setiap makhluk hidup di seluruh Multiverse. Harapan memudar, digantikan oleh keputusasaan yang mendalam. Para penjahat super menjadi lebih kejam, para pahlawan merasa lebih lelah, dan bahkan bintang-bintang mulai meredup. Bukan kehancuran fisik, melainkan kehancuran spiritual dan eksistensial.
Di Bumi, Justice League dan liga-liga lainnya merasakan dampaknya. Superman merasa sulit untuk terbang, semangatnya terasa berat. Wonder Woman merasakan ikatan dengan kehidupan melemah. Batman, yang selalu berjuang melawan kegelapan dalam dirinya, kini merasakan kegelapan yang tak terbayangkan mencoba menelannya. Barry Allen merasakan Speed Force berkedip-kedip, seolah sumber energinya sendiri mulai takut.
Elara Vance, di Aethel Tech, adalah yang pertama mendeteksi anomali pada tingkat ini. Sensornya tidak bisa mengidentifikasi sumbernya, tetapi data menunjukkan penurunan tajam dalam energi vital di seluruh Multiverse.
"Ini bukan gelombang anti-materi," bisik Elara, merinding. "Ini ... kehampaan yang terasa. Ini menghisap kehidupan dari realitas itu sendiri!"