WebNovels

Chapter 56 - Bab 56 – Bayangan Langkah dan Sekutu Baru (Revisi Terbaru)

Bab 56 – Bayangan Langkah dan Sekutu Baru (Revisi Terbaru)

Setelah laporan keuangan Bitcapital dan Bitwhale dipaparkan, Arvid menggeser proyektor meja ke tampilan peta geopolitik interaktif. Di layar holografik, zona pengaruh teknologi dan ekonomi global bergerak dinamis—warna biru menandai wilayah dominasi Nava dan Melon, merah untuk Tiongkok, ungu untuk Amerika Serikat, dan hijau untuk Uni Eropa.

---

Langkah Negara Pesaing

Tiongkok (AIH Corporation & Baihua Group):

Mendorong dominasi melalui OceanMind Project di Afrika Timur.

Mengintervensi logistik laut dan udara yang menyentuh jalur-jalur vital Bitcapital.

Menyasar simpul data dan pelabuhan digital di Teluk Guinea serta Sub-Sahara.

Uni Eropa:

Meluncurkan Blok Data Netral yang dipimpin Jerman dan Prancis.

Mengatur pembatasan ekspor AI ke negara Afrika non-anggota.

Semakin waspada terhadap hubungan Nava–Melon dengan NSA dan Komando Siber AS.

---

Status Keluarga Nava dan Melon

Keluarga Nava dan Melon bukan sekadar penguasa korporasi. Mereka adalah alat strategis Amerika Serikat untuk menjaga dominasi digital di Afrika dan Atlantik Selatan. Perlindungan yang mereka terima mencakup pengawalan militer, perisai hukum internasional, dan hak akses satelit dari Washington.

Namun, satu hal menjadi pengecualian: Red Queen.

AI legendaris ini bukan milik Pentagon. Red Queen sepenuhnya dikembangkan dan dikendalikan oleh Bitwhale, tanpa intervensi dari badan militer atau intelijen mana pun. Ia adalah milik murni Nava dan Melon, eksklusif dalam ekosistem Bitwhale.

> "Red Queen bukan instrumen negara. Ia ratu dalam jaringan kami sendiri. Dan hanya kami yang punya kuncinya."

Meski canggih dan digunakan oleh 1,6 miliar pengguna, kekuatan Red Queen masih terbatas—ia tak bisa menembus dunia luar atau sistem eksternal yang tidak terhubung ke platform Bitwhale.

---

Diskusi Rahasia: Arvid Nava dan Samuel Melon

Di malam yang tenang, ruang kaca kedap sinyal memantulkan cahaya peta digital dunia. Samuel Melon dan Arvid Nava berbicara dalam frekuensi yang tak bisa disadap.

> Samuel: "Tiongkok sudah mulai menyusup ke simpul data kita di Teluk. Kita butuh pijakan baru. Di Eropa."

> Arvid: "Kau berpikir soal Bosch?"

> Samuel: "Mereka punya akar tua. Tambang minyak, tanah jarang, dan warisan legal yang tak bisa dicabut. Semua itu mereka tanam sejak era kolonial."

> Arvid: "Tapi mereka bukan orang kita. Mereka Eropa. Mereka alergi pada jejak Washington."

> Samuel: "Karena itu kita undang sebagai mitra, bukan bawahan. Biarkan mereka merasa ini juga permainan mereka. Bukan invasi Amerika."

> Arvid: "Dan Pentagon?"

> Samuel: "Selama kita tak mengalihkan komando Red Queen pada mereka, Pentagon tak peduli. Mereka hanya ingin satu hal: dominasi tetap berjalan."

---

More Chapters