Bab 31 – "Langkah Kecil, Viral Besar"
Beberapa hari setelah rapat besar studio, Milim mulai serius menggarap TikTok. Ia membuat dua akun:
@milimnava (akun pribadi)
@miliniumclips (akun studio)
Untuk akun pribadi, Milim iseng mengunggah video makeup, vlog singkat, dan video reaksi kocak. Sedangkan akun studio digunakan untuk memotong video panjang YouTube menjadi cuplikan pendek yang lebih mudah dikonsumsi pengguna mobile.
Yang mengejutkan, salah satu video lama dari tahun 2016 justru meledak di TikTok. Klip tersebut adalah kolaborasinya bersama YouTuber legendaris ElRubius, saat Milim tampil dalam siaran streaming bareng secara online. Dalam klip itu, Milim terlihat kesulitan berbicara dalam bahasa Spanyol:
"¡Hola! Me... gusto... Minecraft mucho... quesooo?"
ElRubius sampai terbatuk tertawa, lalu membalas, "Milim baru saja bilang dia suka Minecraft keju. Aku setuju!"
Klip yang sudah terkubur dua tahun itu kini tiba-tiba viral.
Komentar membanjir di TikTok:
"INI legend collab. Kembalikan era 2016!!"
"Milim makin imut pas grogi ngomong Spanyol!"
"Buat yang baru lihat, ini waktu Milim masih sering streaming bareng ElRubius!"
View-nya menembus 2 juta dalam 48 jam.
Klip lainnya yang ikut viral adalah ketika Milim berkunjung ke Indonesia, mencoba makanan khas lokal. Dalam salah satu video, ia terlihat duduk santai di pinggir jalan sambil memegang piring penuh siomay dan batagor.
"Ini... ini tuh... Makanan favorit baru gue! Gue rela pindah ke sini asal tiap hari ada ini!"
Komentar dari netizen Indonesia pun meledak:
"Milim rasa anak kos Bandung."
"Buat dia nyobain rujak cingur, plis!"
Dan tentunya, video saat Milim main Minecraft dan rumahnya diledakkan creeper—klasik, kocak, dan selalu berhasil membuat orang tertawa. Judul klip itu?
"Milim VS Creeper = hancur jiwa raga"
Hasilnya? 1,6 juta views hanya dalam dua hari.
"Gila juga," komentar Rei sambil menyimak statistik. "Video lama bisa hidup lagi."
Celine menambahkan, "Konten 2016 itu penuh nostalgia, apalagi Milim punya momen-momen legendaris yang banyak orang lupa."
Milim hanya nyengir sambil membuka laptop. "Berarti kita gali semua folder lama. Cari yang aneh, yang gagal, yang bikin malu. Dunia harus lihat semua kebodohan masa lalu gue!"
Arvid tertawa. "Dan kita cari editor khusus nostalgia. Ini bisa jadi seri tersendiri."
---
Beberapa hari setelah gebrakan TikTok mereka viral, Milim dan tim mulai menyambut gelombang baru perubahan: 7 orang karyawan baru resmi direkrut untuk membantu ekspansi studio ke berbagai platform.
Hari itu, suasana kantor sangat hidup. Ruang interview disulap jadi area semi-santai. Rei dan Celine membantu proses administrasi, sementara Milim mengambil peran utama dalam sesi wawancara.
Satu demi satu kandidat masuk. Ada yang jago motion graphic, ada juga yang fasih mengatur komunitas Reddit. Namun, perhatian Milim tertuju saat seorang pemuda masuk dengan ransel lusuh dan mata tajam penuh semangat.
Namanya Azka, umur 21 tahun, mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual. Tapi yang menarik bukan cuma portofolio desainnya, melainkan satu bagian dari CV-nya yang membuat Milim berhenti membaca.
> "Pengalaman: Membuat prototipe platform NFT untuk seniman digital lokal. Mengelola komunitas Web3 kecil. Menulis skrip smart contract."
Milim mengangkat alis. "Kamu kuliah desain, tapi ngerti crypto?"
Azka tersenyum, agak malu-malu. "Belajar sendiri, Kak. Sempat ikut hackathon juga. Tapi susah cari tim yang serius…"
Milim diam sejenak, lalu melirik ke arah Arvid yang duduk membaca dokumen interview.
"Arvid," kata Milim pelan, "Kita baru saja nemu harta karun."
Arvid mendongak. Matanya menyipit, menilai Azka. "Kamu paham smart contract Solidity?"
"Cukup paham. Saya juga bisa bikin visualisasi sistem DApp biar lebih user-friendly."
Milim langsung bangkit dari kursinya, berdiri di depan Azka. "Gini. Kita ada proyek kripto internal. Masih prototipe, belum kita buka ke siapa-siapa. Tapi kalau kamu bersedia gabung ke tim Arvid, kita akan kasih kamu ruang buat berkembang. Serius."
Azka menelan ludah. "Saya… saya mau."
Milim tersenyum. "Kita bukan perusahaan besar, tapi kita gerak cepat. Di sini, bakat nggak kita biarin nganggur. Dan kalau kamu bisa bantu Arvid, itu akan bantu semua orang di studio ini."
Celine dari belakang menambahkan, "Oh iya, kita juga ada dapur dan kopi gratis."
Semua tertawa.
---
Beberapa jam setelah wawancara selesai, Milim mencoret satu hal besar di papan tulis studio:
"Tim Crypto Dimulai."
Dan di sudut kecil papan, ia menulis kecil:
"Jangan biarkan bakat bagus terbuang di tempat yang salah."
---
Beberapa hari setelah Azka bergabung, proyek CoreVibe semakin berkembang. Walaupun proyek ini adalah inisiatif pribadi Arvid, ia tak segan untuk melibatkan Milim dalam prosesnya. Gedung baru yang menjadi markas proyek tersebut terletak beberapa blok dari Milinium Studio, hanya tiga lantai, namun fungsinya sangat penting bagi masa depan Arvid dan timnya.
Arvid membeli gedung ini dari uang pribadi, menggunakan modal yang sudah ia kumpulkan dari berbagai usaha sebelumnya. CoreVibe adalah proyek crypto yang ia bangun untuk menciptakan sistem reward bagi kreator dan fans secara lebih transparan. Dengan visi untuk mendemokratisasi dunia kreator, Arvid tidak ingin bergantung sepenuhnya pada platform-platform besar seperti YouTube atau TikTok. Ia ingin sistem yang bisa memberi keuntungan langsung kepada fans dan kreator.
Tapi meskipun ini proyek pribadi Arvid, Milim selalu ikut terlibat, bahkan lebih dari yang Arvid duga. Milim percaya bahwa apa yang Arvid kerjakan bisa memberi dampak besar bagi komunitas mereka, dan ia ingin membantu sesegera mungkin.
Suatu sore, di ruang rapat gedung CoreVibe, Arvid sedang berdiskusi dengan timnya. Laptop-laptop terbuka, berbagai grafik dan kode tersusun rapi di layar. Azka, salah satu programmer yang baru bergabung, sedang memberi presentasi.
> "Prototype token-nya udah berjalan. Cuma masih internal, jadi kita bisa ngetes sistem reward dulu di kalangan fans loyal Milim Eye," jelas Azka, sambil menunjuk grafik yang menunjukkan alur token.
Arvid mengangguk, namun sebelum ia sempat memberi komentar, pintu ruang rapat terbuka. Milim masuk dengan wajah cerah, tangannya membawa secangkir kopi.
> "Gue cuma mau lihat progresnya," kata Milim sambil duduk di kursi yang ada di ujung meja.
Arvid tersenyum, "Gue tahu lo pasti penasaran. Ini memang lebih besar dari yang kita kira. Kalau bisa terhubung langsung dengan kreator dan fans, kita bisa benar-benar ubah cara kita semua berkarya."
Milim menatap layar besar, kemudian berkata, "Bener banget. Gue dukung penuh proyek ini. Kalian udah ngelakuin hal yang keren. Kalau ini berjalan lancar, kita gak cuma punya studio konten, tapi juga ekosistem mandiri."
Arvid mengangguk, merasa senang karena Milim juga ikut terlibat. "Makanya, gue gak mau jalan sendirian. Dengan bantuannya Milim, kita bisa pakai jaringan besar dan kredibilitas yang udah kita bangun untuk bawa ini ke depan lebih cepat."
Milim tersenyum, "Gue nggak masalah bantuin, asal sistemnya adil dan nggak ada yang dirugikan. Kita bukan buat platform besar, tapi buat komunitas yang ngedukung kita dari awal."
Beberapa anggota tim, termasuk Azka dan programmer lainnya, mulai berdiskusi lebih dalam tentang integrasi awal ke sistem yang lebih besar. Mereka ingin menciptakan program reward yang ringan, tidak mengganggu jalannya konten utama mereka, tapi cukup menarik untuk membuat pengikut mereka berpartisipasi.
> "Yang penting, ini bisa jadi pendapatan jangka panjang tanpa tergantung platform luar. Kita yang kontrol," Arvid menambahkan, memberikan semangat.
Milim mengangguk setuju. "Gue setuju. Dan kita bakal bawa ini ke subscribers kita dulu. Kalau mereka suka, baru kita scaling up. Dan kalau ada masalah, kita bisa langsung handle, nggak perlu khawatir soal pihak ketiga."
Mereka berdua sepakat. Proyek ini akan berjalan berdampingan dengan Milinium Studio, tapi tetap terpisah dalam ekosistemnya. Arvid akan terus mengelola CoreVibe, sementara Milim membantu dengan kontak dan sumber daya yang bisa mempermudah integrasi token tersebut dengan komunitas mereka.
---
Di Gedung Milinium Studio, Milim kembali bekerja seperti biasa, namun pikirannya terus melayang ke arah proyek baru yang sedang ia bantu bersama Arvid. Ia merasa bahwa CoreVibe bisa memberi dampak besar—terutama dalam memberi penghargaan yang lebih adil bagi kreator yang sudah lama bergantung pada platform besar.
Arvid tak pelit dengan informasi dan sumber daya. Bahkan, ia berbicara dengan Milim tentang setiap langkah yang mereka ambil, memperjelas visi mereka. Proyek ini adalah jalan yang mereka tempuh bersama, dan Milim tahu bahwa jika CoreVibe berhasil, studio mereka bisa berkembang lebih jauh lagi.
> "Lo ngerti banget, kan?" kata Milim, menyandarkan diri di meja kerja setelah rapat selesai. "Gue nggak cuma bantu buat Crypto-nya, tapi buat masa depan kita juga."
Arvid menatap Milim dan tersenyum, "Bukan cuma masa depan kita, tapi masa depan semua kreator. Ini bukan cuma soal uang, Milim. Ini soal kontrol."
Milim tersenyum kembali. "Makasih udah ngajak gue. Gue yakin ini bakal jadi hal besar."
Dengan demikian, CoreVibe tetap menjadi proyek pribadi Arvid, namun dengan dukungan kuat dari Milim dan seluruh tim di Milinium Studio. Sebuah sinergi yang menguntungkan kedua belah pihak, sambil membawa ekosistem mereka ke arah yang lebih mandiri dan berkembang.
---