Bab 30: Rapat Kreatif dan Seribu Ide
Pagi itu, suasana ruang meeting Milinium Corp berbeda dari biasanya. Milim duduk di atas kursi dengan posisi santai, mengenakan hoodie lusuh tapi penuh percaya diri. Di sekelilingnya ada Celine, Rei, Arvid, dan beberapa staf konten inti yang kini sudah menjadi keluarga sendiri.
"Jadi begini," Milim membuka pembicaraan sambil menyalakan proyektor kecil. "Kita udah punya banyak video di channel—gameplay, vlog, reaksi, semuanya. Tapi aku kepikiran sesuatu."
Rei melirik. "Apa lagi, Milim? Jangan bilang ide gila lagi."
Milim nyengir. "Bukan gila. Visioner. Kita harus mulai potong-potong video lama jadi clip pendek."
Celine menaikkan alis. "Kayak teaser?"
"Bukan cuma teaser," jawab Milim. "Lebih ke potongan lucu, momen kocak, atau reaksi spontan. Terus kita sebarin ke Facebook, Twitter, bahkan Instagram. Buat narik perhatian orang-orang yang belum kenal kita. Tahun depan, siapa tahu muncul platform baru buat video pendek. Kalau kita udah punya bahan, tinggal adaptasi."
Arvid yang biasanya diam pun angkat suara, "Kita belum pernah fokus ke itu. Bisa jadi fondasi konten viral kita ke depannya."
Milim menunjuk layar, memutar contoh: kompilasi dirinya teriak karena jumpscare. Semua tertawa.
"Mulai sekarang, setiap video panjang kita wajib punya versi potongan pendek. Jangan nunggu viral dulu. Biar nanti pas ada tren video pendek, kita udah siap dari sekarang."
---
2 Juli 2018.
Milim sedang duduk di ruang kerjanya di Milinium Corp, menatap layar laptop yang penuh dengan berbagai video klip dari game. Tangan kanannya terus menggerakkan mouse dengan gesit, mencari klip terbaik untuk dipotong dan diposting. Matanya berbinar penuh antusiasme, sementara di seberang meja, Rei sedang memeriksa email masuk.
"Rei! Lihat ini!" seru Milim tanpa menoleh, sambil menekan tombol play pada video yang baru saja selesai diedit. "Ini bakal jadi video viral! Aku yakin banget!"
Rei mendongak dan melihat ke layar laptop Milim. "Apa sih, Milim? Lagi-lagi video pendek?"
Milim tersenyum lebar. "Iya, video pendek banget! 36 detik aja, cuma momen lucu dari karakter game yang kocak banget. Gimana, menurutmu?"
Rei mengernyitkan dahi dan duduk lebih tegak. "Tapi, Milim... YouTube kan belum ada fitur video pendek gitu, kan? Semua orang masih pada buat video panjang di sana, bukan kayak gini."
Milim tertawa, lalu menggoyangkan jari telunjuknya ke udara dengan percaya diri. "Kamu nggak ngerti, Rei. Ini yang bakal jadi tren! Video pendek itu gampang ditonton, nggak perlu waktu lama, dan bisa langsung bikin orang ketawa dalam sekejap."
Rei tertawa kecil, meskipun masih ragu. "Ya, kalau itu sih, bisa jadi... Tapi nggak mungkin YouTube bakal berubah total kayak gitu, kan? Fitur video pendek masih jauh banget deh."
Milim menatap Rei dengan wajah serius. "Percaya deh, Rei. Suatu hari nanti YouTube bakal buka fitur untuk video pendek. Dan kalau itu terjadi, kita sudah siap dengan semua konten lucu ini! Kita bisa jadi yang pertama!"
Rei mengangguk pelan, sedikit terkesima dengan keyakinan Milim. "Jadi kamu beneran yakin, ya? Kalau YouTube nanti bakal ngeluarin fitur kayak gitu?"
Milim menatap layar laptop dan mengklik tombol save pada video klip tersebut. "Aku yakin banget! Video pendek bakal lebih populer daripada video panjang dalam beberapa tahun ke depan. Orang-orang bakal lebih suka nonton yang cepat dan lucu, apalagi yang bisa bikin mereka ketawa."
Rei tertawa, setengah bercanda. "Kamu memang punya cara pandang yang unik, Milim. Siapa tahu, kamu benar dan kita bisa jadi pelopor video pendek di YouTube."
Milim tersenyum lebar, sangat percaya diri. "Aku udah siapin semuanya. Kalau nanti YouTube buka fitur video pendek, kita udah punya banyak konten keren buat diunggah. Kita bakal jadi yang pertama!"
Rei hanya bisa menggeleng sambil tersenyum. "Kamu dan ide-idenya, Milim. Tapi, oke deh, aku ikutan aja. Kita lihat saja nanti."
---
Juli 2018.
Milim duduk di meja rapat dengan laptop terbuka, sementara di sekelilingnya, Rei, Celine, Arvid, dan beberapa anggota tim lainnya sudah duduk, siap untuk mengevaluasi hasil kerja mereka selama enam bulan pertama tahun ini. Di layar proyektor, terlihat slide dengan judul: Evaluasi Pertengahan Tahun Milinium Corp - 2018.
Milim membuka rapat dengan senyuman lebar. "Oke, teman-teman! Ini adalah evaluasi tengah tahun, mari kita lihat apa yang sudah kita capai sejauh ini!"
Rei membuka catatannya, lalu berbicara, "Di TikTok, kita mulai mendapatkan perhatian yang lebih banyak. Konten kita cukup viral dan engagement-nya bagus. Beberapa video challenge yang kita buat mendapatkan respon luar biasa."
Milim mengangguk. "Betul! TikTok jadi platform yang menarik perhatian banyak orang, dan kita baru saja mulai membangun audiens di sana. Tapi, kita harus tetap konsisten dan kreatif agar bisa terus berkembang."
Celine mengangguk sambil melihat layar proyektor, "Lalu bagaimana dengan YouTube? Apa kita sudah mendekati target kita untuk Milim Eye dan Milinium Plays?"
Arvid menjawab, "Untuk Milim Eye, kita sudah mencapai sekitar 1,8 juta subscriber. Untuk Milinium Plays, kita sudah berada di angka 10.830.000 subscriber. Walaupun target kita di akhir tahun adalah 12 juta, kita sudah lebih dari setengah jalan. Pencapaian ini cukup signifikan."
Milim tersenyum puas, "Ini pencapaian yang luar biasa. Aku senang dengan progres kita di YouTube. Tahun depan, kita harus mengincar lebih banyak konten eksklusif dan kolaborasi dengan kreator lain."
Celine menambahkan, "Bagaimana dengan Instagram? Kita ingin targetkan 5 juta follower pada akhir tahun, kan?"
Milim membuka Instagram di ponselnya dan menunjukkan layar. "Kita sudah tembus 2,8 juta follower di akun milimnava12. Ini sudah lebih dari target yang kita tentukan di awal tahun. Aku yakin, kita bisa capai 5 juta follower lebih cepat dari yang diperkirakan."
Rei melihat layar dengan kagum, "Wow, itu pencapaian yang luar biasa. Konten foto dan behind the scenes kita benar-benar dapat respons positif, ya?"
Milim mengangguk, "Iya, engagement-nya juga bagus, dan kita mendapat lebih banyak tawaran untuk kerja sama dengan brand. Instagram jadi platform yang sangat mendukung, kita bisa terus memperluas audiens di sana."
Arvid melirik catatan kecilnya, "Di TikTok dan Instagram, kita memang perlu konsistensi. Tapi, di YouTube kita juga perlu menambah variasi konten. Kita harus buat lebih banyak video yang viral dan membawa audience baru."
Milim mengangguk dengan semangat, "Betul! Kita sudah mulai mengembangkan konten yang lebih bervariasi, dan kita akan terus berinovasi. Untuk pertengahan tahun ini, kita sudah berada di jalur yang benar."
Celine tersenyum dan berkata, "Kita pasti bisa capai target 5 juta follower di Instagram dan 12 juta subscriber di Milinium Plays pada akhir tahun nanti. Kita sudah mulai membangun momentum yang bagus."
Milim menatap timnya dengan penuh semangat, "Aku percaya dengan kalian semua. Terima kasih untuk kerja kerasnya sejauh ini. Kita sudah ada di titik yang sangat baik untuk memulai paruh kedua tahun ini. Mari kita teruskan dan capai target-target besar kita!"
Tim bertepuk tangan dan rapat pun berakhir dengan energi positif. Semua tahu bahwa meskipun target besar masih menunggu, mereka sudah berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan besar mereka.
---
Setelah membahas capaian pertengahan tahun, rapat Milinium Corp berlanjut. Kini, topik yang dibahas adalah masalah internal, terutama mengenai kenaikan gaji dan reorganisasi tim agar lebih efisien.
Milim menatap timnya, wajahnya serius. "Sekarang, kita harus bicara tentang bagaimana cara kita meningkatkan efisiensi kerja di studio dan memberi penghargaan atas kerja keras kalian semua."
Rei mengangguk, "Benar. Kami sudah mulai merasa kalau beban kerja semakin berat, dan kadang sulit untuk membagi perhatian antar platform yang kita kelola."
Celine menambahkan, "Kita juga mulai berpikir untuk memperkuat tim dan mengorganisasi ulang beberapa bagian untuk memastikan kita lebih fokus pada masing-masing platform. Dengan jumlah karyawan yang terbatas, kita perlu penyesuaian."
Milim mengangguk sambil merapikan kertas catatan di mejanya. "Oke, berikut usulan saya. Kita akan menaikkan gaji untuk semua karyawan yang sudah bekerja keras. Seiring dengan berkembangnya perusahaan, kalian semua pantas mendapatkan penghargaan atas kontribusi kalian."
Rei tersenyum lebar. "Akhirnya, kenaikan gaji yang sudah lama kami tunggu-tunggu!" katanya dengan nada bercanda, membuat yang lain tertawa.
Milim melanjutkan, "Selain kenaikan gaji, kita juga akan melakukan reorganisasi studio agar pekerjaan lebih efisien. Tim konten akan lebih fokus pada produksi video dan foto, sementara divisi media sosial dan analisis akan dipisah agar lebih spesifik. Tim yang menangani platform TikTok, Instagram, dan YouTube akan diberi fokus penuh."
Arvid menambahkan, "Saran saya, kita perlu menambah beberapa karyawan untuk menangani platform seperti Twitter, Reddit, dan juga TikTok lebih efektif. TikTok khususnya, itu platform yang berkembang cepat dan kita harus beradaptasi dengan cepat di sana."
Milim menyetujui. "Itu ide bagus. Kita akan merekrut tujuh orang baru. Tiga untuk TikTok dan Instagram, dua untuk Twitter dan Reddit, dan dua lagi untuk analisis data yang lebih mendalam. Tim kita sekarang butuh lebih banyak tenaga untuk menangani semua platform ini dengan lebih fokus."
Celine menyarankan, "Kita harus mulai mencari kandidat yang tidak hanya berpengalaman, tetapi juga punya kreativitas yang tinggi, terutama dalam beradaptasi dengan tren media sosial terbaru."
Rei ikut menambahkan, "Dengan tujuh karyawan baru, kita bisa memisahkan beberapa tugas yang sekarang terlalu berat dan membagi pekerjaan lebih spesifik. Itu akan membuat tim kita lebih efisien."
Milim menatap ke layar proyektor yang menampilkan struktur organisasi lama dan usulan struktur baru. "Jadi, untuk efisiensi, kita akan lebih banyak fokus pada pembagian peran yang jelas. Setiap orang akan punya tanggung jawab lebih besar sesuai dengan platform yang mereka tangani. Dan dengan tambahan tujuh orang, kita bisa melayani lebih banyak platform tanpa mengorbankan kualitas."
Arvid bertanya, "Apakah kita juga akan menambah fasilitas studio? Jika kita merekrut lebih banyak orang, kita mungkin butuh ruang kerja yang lebih besar."
Milim mengangguk. "Tentu, itu bagian dari rencana. Kita akan menambah ruang kerja dan beberapa alat produksi baru agar proses kerja lebih cepat dan efisien."
Celine tersenyum puas, "Jadi, kita akan memiliki tim yang lebih besar dan lebih terstruktur. Ini langkah yang baik untuk memajukan Milinium Corp."
Milim berdiri dan melihat ke arah seluruh tim. "Kita sudah jauh dari saat kita pertama kali mulai. Ini langkah besar bagi kita, dan aku percaya dengan kerja keras kalian semua, kita bisa mencapai lebih banyak lagi. Terima kasih atas semua usaha kalian. Ini baru permulaan!"
Semua yang hadir di ruangan itu saling bertukar pandang, merasa semangat dengan perubahan besar yang akan datang. Mereka tahu, dengan tim yang lebih besar dan terorganisir, Milinium Corp akan semakin maju menuju kesuksesan.
Masih 2 Juli 2018, setelah rapat reorganisasi dan ekspansi tim selesai.
Setelah pemaparan struktur tim baru dan rencana rekrutmen, Milim melanjutkan pembahasan terakhir: kenaikan gaji dan laporan pendapatan studio.
Milim mengetuk meja ringan. "Untuk poin terakhir, mari kita bahas angka."
Celine membuka file di laptop dan menampilkan grafik pendapatan. "Pendapatan total studio dari Januari sampai akhir Juni 2018 sudah mencapai 2,6 juta dolar, dengan mayoritas dari YouTube adsense, sponsor brand, dan merchandise."
Rei menambahkan, "Itu belum termasuk penghasilan dari konser digital dan live show yang kita buat lewat platform partner."
Milim tersenyum bangga. "Karena pertumbuhan luar biasa ini, semua karyawan tetap akan mendapatkan kenaikan gaji rata-rata 22% mulai bulan depan. Untuk tim konten inti, kenaikan bisa mencapai 30% tergantung kontribusi."
Beberapa karyawan yang hadir saling berbisik dengan ekspresi senang. Rei menepuk bahu Celine sambil berbisik, "Kita bisa liburan panjang akhir tahun ini."
Milim menambahkan, "Bonus akhir tahun juga sedang kita hitung. Tapi yang pasti, kalian akan puas."
Suasana rapat berubah jadi lebih santai setelah kabar baik itu.
---
Setelah Rapat – Sore Hari
Rapat telah selesai, para karyawan mulai keluar satu per satu dari ruang rapat. Milim masih duduk sambil mengecek catatan ketika Arvid menghampirinya.
"Milim," katanya dengan suara sedikit pelan. "Ada satu hal lagi. Off the record."
Milim mengangkat alis. "Hmm? Apa lagi, Arvid?"
Arvid duduk di kursi di sampingnya. "Selama beberapa bulan terakhir, aku lagi coba riset dan kembangkan proyek... crypto."
Milim menoleh cepat. "Crypto? Kamu serius?"
"Ya. Aku lagi eksperimen dengan sistem token berbasis komunitas. Nama kerjanya sekarang 'CoreVibe'. Fokusnya ke sistem reward bagi kreator dan fans. Mereka bisa saling dukung dengan cara transparan, gak tergantung platform adsense doang."
Milim terdiam beberapa detik. "Kamu udah sejauh apa?"
"Prototype token-nya udah jalan. Masih internal. Tapi kalau kamu izinkan, aku mau integrasi kecil ke ekosistem kita. Coba tes awal ke subscriber loyal. Cuma program reward ringan dulu, gak ganggu alur kerja utama kita."
Milim melipat tangan dan menyandarkan diri ke kursinya. "Kalau bisa jadi tambahan pendapatan jangka panjang... dan kita kontrol sistemnya, kenapa enggak?"
Arvid tersenyum kecil. "Itu yang aku harapkan. Kita gak bisa selamanya bergantung ke platform luar. Dengan sistem sendiri, fans bisa punya 'andil' dalam pertumbuhan studio."
Milim berdiri dan mengulurkan tangan. "Oke. Tapi aku mau laporan rinci minggu depan. Dan... pastikan itu aman secara legal."
"Deal," kata Arvid sambil menjabat tangan Milim. "Milinium Corp akan punya cabang baru yang revolusioner."
Mereka berdua saling tersenyum—langkah-langkah besar baru saja dimulai.
---
Lanjutan – Ruang Meeting Studio Milinium, 2 Juli 2018, Sore Hari
Setelah pembahasan proyek crypto berakhir, ruangan rapat mulai sepi. Hanya tersisa Milim dan Arvid yang masih duduk, berbagi pandangan serius namun santai.
Milim menyilangkan tangan dan menatap papan tulis digital yang menampilkan struktur tim saat ini. "Kita makin besar, Vid. Dan sebelum makin ribet, aku mau kita resmikan struktur saham Milinium Studio."
Arvid menoleh dengan minat. "Akhirnya ya?"
Milim mengangguk. "Mulai Agustus, aku akan tetap pegang mayoritas saham—52%. Tapi kamu, Arvid, aku beri 25%. Kamu bukan cuma co-founder, tapi juga penggerak sistem produksi, platform digital, dan ya, proyek crypto yang sekarang makin matang."
Arvid mengangkat alis, sedikit terkejut. "Kamu yakin?"
"Yakin," jawab Milim mantap. "Tanpa kamu, kita nggak bakal bisa running seefisien sekarang. Dan aku tahu kamu gak pernah mikir pendek. Sisanya: Rei 10%, Celine 5%, dan 8% lagi dibagi buat early team yang ikut dari tahun pertama."
Arvid mengangguk pelan. "Aku apresiasi itu, Lim. Dan dengan struktur ini, keputusan besar tetap di tangan kamu, tapi aku masih bisa kawal arah teknis dan pengembangan."
Milim berdiri dan membuka slide lain. "Kita bakal daftarin brand ini jadi entitas resmi akhir tahun. Tahun depan targetnya masuk produksi IP original, mulai dari animasi, sampai potensi merchandise."
Arvid menyeringai. "Berarti mimpi kita dari tahun 2016 mau diwujudkan juga."
"Dengan tim baru juga," sambung Milim. "Kita naikkan gaji rata-rata sebesar 20% mulai kuartal keempat. Dan kita buka 7 posisi baru—fokus ke pengelolaan media sosial: TikTok, Twitter, Reddit. Kita udah terlalu sibuk buat tangani semuanya sendiri."
Arvid menambahkan, "Kita bisa pakai sistem manajemen konten otomatis juga untuk postingan cross-platform. Aku udah develop dasarnya."
Milim menepuk pundaknya. "Kita benar-benar jadi media powerhouse sekarang."
"Dan proyek crypto itu," ujar Arvid pelan, "akan kita rilis tahap alpha awal tahun depan. Mungkin bisa jadi sistem royalti transparan buat kreator."
Milim tersenyum. "Kalau berhasil... kita bukan cuma studio, kita jadi fondasi ekonomi kreator digital."
---