WebNovels

Chapter 14 - 15 BERTEMU BERTIGA

hari ini Gio berniat untuk menemui Reno. dia ingin meminta penjelasan yang sangat detail untuk memecahkan semua prasangka buruk yang ada dipikiran Gio dia cuma ingin mengenal, siapa Anita sebenarnya.

Gio sudah menentukan tempat dimana mereka akan bertemu bertiga. Reno, Anita dan juga dirinya dia sangat tidak asing dengan Anita namun, dia juga tidak kenal siapa itu Anita.

saat ini dia sedang duduk santai sambil menunggu kedatangan Papa nya.

"sudah lama?"

Gio menoleh ke arah mereka berdua dengan wajah yang sinis, "belum terlalu. silahkan duduk dan bisa langsung pesan makanan dahulu." ucap Gio yang berusaha sangat santai walaupun sebenarnya ia ingin mengacak-acak rambut Anita.

mengingat dia laki-laki dan Anita perempuan ia urung melakukan pemikiran aneh nya.

"langsung saja intinya, kamu mau ngapain ketemu Papa dan apa yang ingin kamu bicarakan dengan Papa?"

"apakah aku pernah bertemu dengan Anita sebelumnya?" jawab Gio sambil menatap Anita sebentar lalu mengalihkan tatapannya kembali ke arah Reno.

"yang sopan kamu Gio, Tante! dia lebih tua dari pada kamu."

"sudah Mas, mungkin dia belum terbiasa. tentu saja kamu pernah bertemu dengan Tante kan anak Tante satu sekolah dengan adik kamu bahkan, mereka satu kelas. kita sering bertemu saat kamu menjemput adik kamu dan Tante menjemput anak Tante." jelas Anita yang langsung membuat Gio terdiam bagaikan patung.

sekelas? satu sekolah dengan Maura?

"eum, Tante harap kamu bisa menerima saya."

Gio berdecih. apa tadi katanya, menerima dia? tidak akan dan tidak mau! dia hadir dalam hidup Papa nya saja sudah salah apalagi ingin masuk ke dalam keluarga mereka walaupun, memang sudah berhasil masuk dan sudah menghancurkan keluarga itu.

"sudah jelas semua nya kan? bagaimana dengan keadaan Maura? apakah dia sudah baik-baik saja dan sudah memaafkan Papa?"

kenapa kali ini dia memperdulikan Maura?

"baik, dan Gio harap Papa tidak muncul di hadapan Maura untuk saat ini."

"kenapa? dia kan Papa kamu." ucap Anita sambil mengelus-elus punggung Reno yang bermaksud untuk sabar dan tabah.

ia pikir Gio akan ber-empati dengan mereka? dia malah muak dan benci melihat kesenangan diatas penderitaan Mama nya yang selama ini selalu ditahan.

"itu bukan urusan kamu." jawab Gio dengan ketus dia tidak mau ada orang lain yang ikut campur dengan urusan keluarga nya, kalau tidak berkepentingan dilarang ikut campur apalagi mengeluarkan suara.

GUBRAK!

Reno yang sudah tidak tahan akan sikap anaknya langsung memukul meja itu dengan keras sambil menahan amarah. "kamu harus menghormati dia Gio! dia yang akan jadi Mama sambung kamu."

"Mama aku cuma satu Pah," Jawab Gio yang masih santai dan menahan agar tidak emosi dan tidak membuat keributan.

"tapi sebentar lagi dia akan menjadi Mama kamu juga."

"terserah, yang terpenting adalah Mama aku cuma satu dan tidak akan ada yang bisa menggantikan nya. paham? aku permisi."

dari pada semakin membuat suasana panas lebih baik Gio pamit dan meninggalkan mereka berdua. dia takut akan khilaf dan memukul Papa nya dan Gio tidak ingin melakukan itu karena Mama nya.

SEKOLAH NUSA BANGSA,

saat ini mereka ada kegiatan bersih-bersih sekolah karena besok ada pertandingan bola yang dimana sekolah lain akan datang ke sekolah mereka untuk bertanding atau hanya sekedar menonton saja.

pertandingan ini dilaksanakan pada setahun sekali sama seperti pertandingan basket kemarin.

"kamu engga ada niatan buat masuk OSIS?" Erlan bertanya sambil mencabut rumput-rumput liar yang ada di taman sekolah mereka. dia dan Maura memang ditugaskan untuk membersihkan taman.

"engga."

"kenapa?"

"cape" singkat, padat dan jelas.

apa yang dikatakan Maura memang tidak salah namun, dibalik rasa cape ada rasa seru karena sikap kebersamaan, dan malah bisa mendapatkan relasi yang sebanyak-banyak.

"kamu masuk OSIS biar di sukain sama murid cewe Nusa Bangsa kan?" tuduh Maura dengan menyenggol nyenggol lengan Erlan. lengan yang disenggol hati yang panas.

"bahkan aku jarang ber interaksi dengan perempuan kalau itu tidak penting aku tidak mau berbicara. cemburu?"

ditanya sebegitu langsung membuat Maura salah tingkah. tentu saja dia sangat cemburu namun, tidak mungkin ia mengatakan secara terang terangan kepada Erlan mengenai ia cemburu atau tidak karena status hubungan mereka berdua masih belum jelas.

"hei, kok malah diam? kamu cemburu?"

"e-engga kok. ngapain harus cemburu? itu kan hak kamu mau dekat dengan siapa pun."

demi apa Maura? lu benar-benar bijak dalam berkata kata walaupun sama sekali engga sinkron di hati lu yang terbakar api cemburu dan di otak yang ngomel-ngomel.

"hayii Erlan," sapa Safa yang langsung jongkok di samping Erlan.

baru saja di katakan ini udah ada saja contoh nya yang membuat Maura terbakar api cemburu. "aku mau ke tempat Karina dulu yaa," pamit Maura yang langsung meninggalkan Erlan dan Safa. dia mana kuat melihat mereka berdua!

Erlan yang sadar akan sikap Maura langsung melepaskan gandengan Safa dan mengejar Maura.

"keliatan banget cemburu nya." ejek Erlan yang saat ini sudah berada di samping Maura. ternyata, Maura sangat menggemaskan rasanya dia ingin melahap Maura saat ini juga.

"dih, siapa yang cemburu?" elak Maura yang berusaha mengatur ekspresi agar tetap terlihat baik baik saja walaupun rasanya mau salto dan ingin ngamuk ngamuk dengan Safa.

"kamu kan?"

"engga."

"engga? ngga salah lagi maksudnya?"

"apaan sih, udah sana sama kekasih hati nya aja ngapain kamu disini? kasian tuh kalau dia sendiri engga ada yang nemenin." ucap Maura sambil menunjuk Safa yang duduk sendirian di taman sambil bermain ponsel.

"cemburu nya lucu."

blush.

ucapan Erlan dengan wajah nya sama, sama sama manis dan bikin Maura terpikat. tidak ada salahnya memang Maura tergila gila dengan Erlan karena, dia tidak mungkin menikmati momen salting ini bersama Erlan.

"kan, lucu. pipi kamu langsung berubah jadi warna merah gitu kaya tomat."

"udah ih, sana!"

"engga mau."

"SANA GA?"

"aku engga mau sayangg." jawab Erlan dengan lembut benar benar sangat lembut saat masuk ke dalam hati, jantung dan paru paru.

"kok malah diam?" goda Erlan.

dia tahu kalau saat ini Maura sedang menahan salting nya dan Erlan semakin suka kalau Maura bersikap malu malu seperti sekarang ia terlihat tambah menggemaskan bahkan, sangat menggemaskan.

"aku cuma males ngomong sama kamu." cuma itu satu satunya alasan yang ada di pikiran Maura karena, saat ini pikiran dan hati nya hanya ada nama Erlan.

"kamu kalau salting jadi malas berbicara?"

SIALAN!

Erlan benar benar sangat menguji hati dan jantung nya.

"walaupun engga berbicara, wajah kamu tetap indah dan sangat cantik." puji Erlan. ia kalau menatap wajah Maura sama sekali tidak ada bosan bosannya bahkan, sekarang sudah berubah menjadi candu.

"diem deh,"

"okeii aku diem. KAN, DIAM AJA CANTIK NYA MASIH TIDAK BISA DIUTARAKAN."

AAAAAA!!!

Erlan benar-benar menguji iman dan hati nya.

BERSAMBUNG.

hayii teman temann 

kali ini romantisan antara Maura dan Erlan dulu yaa nanti setelah ini kita akan masuk ke dalam konflik konflik kecil.

More Chapters