WebNovels

Chapter 18 - 19 ANITA BERULAH

saat ini Anita sudah berada di rumah Maura. ia tidak terima karena kejadian kemarin membuat Erlan marah besar kepadanya.

"MAURA, KELUAR KAMU!" teriak nya sambil terus menggedor-gedor pintu rumah. pokok nya, hari ini ia harus berbicara dengan Maura dan Maura harus meminta maaf karena kejadian kemarin.

"HEI, MAURA! kamu itu dimana sih?" omel nya karena masih belum ada jawaban dari dalam rumah. dia mondar mandir kesana kemari sambil menahan kesal dan emosi yang masih tersisa.

setelah beberapa menit menunggu akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari rumah tersebut dan menuju ke sekolah Nusa Bangsa untuk menemui anak nya dan mungkin disana ia bisa bertemu dengan Maura.

walaupun, sebenarnya ia sedikit ragu untuk menemui Erlan karena sepertinya Erlan masih sangat marah dan kecewa padanya.

"sebaiknya ke rumah Mas Reno saja aku bakal ceritain semuanya tentang kejadian semalam dari pada ke sekolah yang belum tentu akan bertemu dengan Erlan dan ia malah makin marah kepada ku." batin nya yang langsung mutar balik arah untuk menuju rumah Reno.

selama di perjalanan ia sedang berpikir keras bagaimana mengatur kata-kata agar Reno percaya dan tidak menyalahkan dirinya.

setelah hampir 30 menit di perjalanan akhirnya, ia sampai di rumah Reno. namun, disana ada anak dan istri sah nya Reno. "mau ngapain mereka disana? bukannya sudah selesai dan mau bercerai, kenapa harus kemari lagi?" batin nya bertanya tanya.

dia berjalan dengan pelan sambil tersenyum ke arah mereka bertiga.

"hai Mas, eh, kamu?" ucap nya dengan berpura pura kaget. kalau soal drama Anita adalah ahli dari semuanya.

Anita langsung menggandeng lengan Reno dengan mesra dan sengaja bergelendotan manja disana. ia sengaja ingin pamer dan menunjukkan kemesraan ke mereka berdua.

"murahan!" sinis Gio.

"maksud kamu apa ya? saya dan Papa kamu akan menikah sebentar lagi jadi wajar dong kalau saya mesra mesraan dengan calon suami saya." jawab Anita dengan kesal.

bisa bisanya ia dikatain seperti itu. engga adik, engga abang sama saja! mulut nya sama-sama pedas dan sangat nyelekit.

"calon suami dari hasil merebut?" ucap Gio dengan pelan namun masih terdengar di telinga mereka apalagi Anita. ia langsung terpancing emosi mendengar ucapan Gio.

"saya ini cinta pertama Papa kamu!"

"ohh ya? bukan nya Tante udah nyelingkuhin Papa terus Tante menikah dengan selingkuhan Tante namun sayang, harus kdrt dan berakhir cerai." jawab Gio dengan nada yang meremehkan.

bila ada yang mengusik Mama nya habis lah dia.

"liat anak kamu Mas," adu Anita sambil mendayu dayukan suaranya dan memasang wajah se-menyedihkan mungkin.

"biarkan saja" jawab Reno dengan pasrah.

ntah kenapa, dia mulai merasa tidak ada rasa dengan Anita. apa mungkin ia telah sadar kalau yang dia lakukan itu salah? atau mungkin dia sudah mulai mencintai istri nya?

"kalau begitu kami berdua pamit Mas, dan ingat apa yang kita katakan tadi." pamit Bela. dia langsung menggandeng lengan putra nya dan pergi dari rumah Reno.

dia sudah benar-benar muak melihat tingkah Anita dan juga suaminya. dia bukan gamon tapi lebih ke sakit hati karena telah diperlakukan seperti ini dan dia juga tidak ada niatan untuk balas dendam karena, apa yang sudah terjadi, terjadilah.

untuk saat ini dan seterusnya, dia hanya ingin fokus kepada anak-anaknya dan ingin menebus waktu yang selama ini tidak pernah ia berikan.

karena dari dulu ia selalu gila bekerja dan bekerja untuk mencari uang kini sekarang ia fokus walaupun sudah terlambat namun, apa salah nya ia menebus sedikit sedikit untuk mengobati rasa tersebut.

"kita jemput Maura dulu ya Mah?"

Bela langsung mengangguk dengan cepat. baru kali ini dia menjemput anak nya setelah sekian lama tidak pernah. terakhir, saat Maura duduk di bangku sekolah dasar kelas dua itu pun cuma satu kali.

"pasti Maura senang banget karena hari ini dijemput sama aku dan juga Mama." ucap Gio sambil tersenyum manis ke arah Mama nya.

"maafin Mama yang selama ini engga pernah ada waktu buat kalian yang Mama pikirin cuma uang, uang dan selalu uang. kalian pasti selalu ngerasa kesepian berlimpah uang namun kalian kekurangan kasih sayang. maafkan Mama ya nak?" ucap Bela dengan penyesalan yang luar biasa.

memang benar yaa? penyesalan selalu datang di akhir dan kalau awal namanya pendaftaran.

Gio tersenyum. "yang terpenting saat ini kita udah bersama sama dan Mama udah engga sedih lagi. aku dan Maura pasti udah maafin Mama yang terpenting adalah, Mama jangan nangis lagi yaa? Gio selalu ngerasa ga berguna kalau liat Mama nangis." ucap Gio dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

ia suka punya keluarga yang lengkap namun, gara gara keluarga yang lengkap Mama nya harus tiap hari nangis dan tersiksa. lebih baik, ia melepaskan dan punya keluarga yang saling menyayangi tanpa ada tekanan batin di dalamnya.

itu lebih menyenangkan dari pada memaksakan yang memang sudah tidak mungkin untuk diperjuangkan dan dipaksakan.

kini mereka telah sampai di sekolah Nusa Bangsa.

"nah, itu Maura mah" tunjuk Gio.

"dia dengan siapa itu? kok tumben banget sama laki laki biasanya jarang bisa ngobrol berdua kaya gitu." ucap Mama sambil terus melihat ke arah Maura dan laki laki yang sedang ngobrol dengan anaknya.

"itu namanya Erlan Mah, mau turun?"

"ohh anak baik yang pernah datang ke Rumah Sakit. nanti aja deh, biarin dulu mereka berdua ngobrol seperti nya ada hal yang penting ntar kalau kita keluar malah jadi nya terganggu."

Gio hanya mengangguk saja. "sudah pasti Maura akan senang karena dia sedang berbicara dengan orang yang memang ia cintai." batin Gio sambil tersenyum dengan melihat ke arah Maura.

"kamu kenapa senyum senyum gitu?"

"eh, engga Mah. aku cuma senang aja ngeliat Mama dan Maura bahagia aku juga sudah pasti akan ikut bahagia melihat kalian."

apa yang dikatakan Gio sebenarnya tidak sepenuhnya bohong karena dia saat ini benar benar bahagia melihat kedua wanita yang ia sayangi bahagia dan ada rasa lega.

"kamu sudah punya pacar?"

Gio langsung gelagapan ia bingung ingin menjawab apa kalau sudah diberi pertanyaan seperti ini. "belum Mah, aku juga masih muda dan belum kepikiran buat nyari pacar atau pacaran."

"muda gimana? umur udah mau 23 tahun kok. yang masih muda itu adik kamu." omel Bela yang membuat Gio terkekeh.

"santai aja Mah, ntar tiba tiba Gio langsung bawa calon istri ke hadapan Mama."

tuk tuk tuk.

kaca mobil diketuk dari luar.

dan saat dibuka sudah terpampang jelas muka perengat perengut Maura.

"kenapa aku engga dipanggil sih?" omel Maura yang langsung masuk ke dalam mobil Gio ia juga tidak lupa salim kepada Mama dan Abang nya.

"loh, bukannya seneng bisa ngobrol sama cowo yang kamu sukai yaa?" ejek Gio yang langsung mendapatkan cubitan dari Maura. bisa bisanya ia berbicara secara terang terangan disaat ada Mama nya disamping. ini mulut nya Gio bisa di lem aja engga sih? bocor amat!

Bela tersenyum menggoda, "ohh, cowo itu disukain sama Maura?" ucap Mama nya sambil mencolek colek lengan anak perempuannya. tidak terasa, anak anak nya sudah pada dewasa memang waktu sangat cepat berlalu.

"ihh, Mamaa!"

"HAHAHHAAHA" tawa Gio dan Mama nya secara bersamaan. mereka memang paling suka melihat Maura sudah kesal karena akan lucu.

BERSAMBUNG.

silahkan komen bawel bawel kaliaann, aku tunggu yaaww!

More Chapters