WebNovels

Chapter 17 - The Unified Division Meeting (Part 2)

Farhan baru saja akan menutup pertemuan ketika Furqon mengangkat tangannya sekali lagi. Semua mata di ruangan beralih padanya, menunggu apa yang ingin dia sampaikan.

"Ada satu saran lagi," kata Furqon dengan nada serius. "Daripada kita hanya bergantung pada simulasi berbasis data di markas, bagaimana jika kita memanfaatkan Fortex Tower di dimensi Georgia sebagai alat simulasi real-time?"

Ruangan itu hening sesaat. Beberapa anggota tampak berpikir keras, sementara yang lain terkejut dengan usulan Furqon.

"Fortex Tower?" tanya Dr. Amira, memecah keheningan. "Kita tahu bahwa menara itu dirancang untuk mengumpulkan data dari dimensi sekitarnya, tetapi bagaimana Anda berpikir menara itu bisa digunakan untuk simulasi real-time?"

Furqon berdiri, menjelaskan idenya dengan lebih terperinci. "Menara itu memiliki kemampuan untuk memetakan fluktuasi energi di dimensi Georgia secara langsung. Jika kita memodifikasi sistem pemantauannya sedikit saja, kita bisa mengubahnya menjadi pusat simulasi yang mengamati dan memprediksi pergerakan anomali secara waktu nyata. Ini akan memberikan kita gambaran yang lebih akurat dibandingkan simulasi berbasis data statis."

Farhan memiringkan kepalanya, mempertimbangkan saran itu. "Menarik. Tapi apakah tidak terlalu berisiko? Kita harus memastikan bahwa modifikasi itu tidak mengganggu fungsi utama menara sebagai alat pengumpul data."

"Saya yakin itu bisa dilakukan tanpa masalah besar," jawab Furqon dengan yakin. "Sistem menara sudah cukup fleksibel. Kita hanya perlu menambahkan beberapa modul prediktif yang bekerja paralel dengan fungsi utamanya. Selain itu, dengan adanya data real-time, kita bisa lebih cepat mengambil langkah mitigasi jika anomali mulai membesar."

Dr. Jarir, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. "Itu memang ide yang brilian, Furqon. Tapi bagaimana dengan komunikasi? Apakah menara itu mampu memberikan data real-time kembali ke markas tanpa jeda waktu yang signifikan?"

"Untuk itu," tambah Furqon, "kita perlu memastikan saluran komunikasi lintas dimensi antara menara di Georgia dan sistem di markas berfungsi optimal. Jika diperlukan, kita bisa memperkuat jaringan dengan menambahkan pemancar tambahan di dimensi kita untuk mempercepat transmisi."

Dr. Amira mengangguk, tampak setuju dengan logika Furqon. "Itu masuk akal. Jika kita bisa mendapatkan prediksi yang lebih akurat, kita juga bisa merancang langkah-langkah pencegahan yang lebih efisien. Tapi kita perlu tim teknis untuk segera bekerja pada modifikasi tersebut."

Farhan menatap ruangan dengan tegas. "Baik, mari kita tambahkan ini ke rencana kita. Furqon, Anda akan memimpin tim teknis untuk memodifikasi Fortex Tower. Pastikan Anda bekerja sama dengan Divisi Teknologi Dimensi untuk penguatan jaringan komunikasi."

"Saya mengerti," jawab Furqon dengan percaya diri.

"Kalau begitu," lanjut Farhan, "kita tidak hanya memiliki simulasi berbasis data di markas, tetapi juga simulasi langsung dari dimensi Georgia. Ini akan menjadi keuntungan besar untuk memahami dan menangani anomali ini."

Zafran, yang sejak tadi mendengarkan dengan cermat, tersenyum tipis. "Dengan dua pendekatan ini, kita bisa menyempitkan kemungkinan kesalahan. Langkah ini bisa membawa kita lebih dekat untuk menyelesaikan masalah."

Farhan mengangguk setuju. "Benar. Sekarang, jika tidak ada lagi yang ingin ditambahkan, pertemuan kita selesai. Kita semua tahu apa yang harus dilakukan. Saya ingin pembaruan dalam dua hari ke depan."

Semua anggota Unified Division bangkit dari kursi mereka, siap untuk kembali ke tugas masing-masing. Di tengah kesibukan, Furqon dan Zafran saling bertukar pandang.

"Kamu baru saja membuat langkah besar," kata Zafran sambil menepuk bahu Furqon.

Furqon hanya tersenyum kecil. "Hanya melakukan apa yang harus dilakukan."

Keduanya keluar dari ruang pertemuan dengan semangat baru. Di balik tantangan besar yang mereka hadapi, mereka tahu bahwa kerja keras mereka di Unified Division adalah kunci untuk menyelamatkan lebih dari satu dunia.

More Chapters