Hari bersejarah itu akhirnya tiba. Tidak hanya Divisi Perjalanan Waktu yang hadir, tetapi seluruh divisi dari Fortex Intelligence berkumpul di fasilitas rahasia untuk menyaksikan uji coba pertama mesin waktu. Ruangan observasi utama penuh dengan ilmuwan, teknisi, dan anggota berbagai divisi, semuanya antusias untuk melihat teknologi canggih yang selama ini hanya menjadi konsep di atas kertas.
Mesin waktu kecil, model pertama atau prototipe yang mereka rancang, berdiri di tengah ruangan. Pancaran biru dari inti energinya menciptakan aura misterius sekaligus menakjubkan. Meski ukurannya jauh lebih kecil dari yang dibayangkan kebanyakan orang, semua yang hadir tahu bahwa ukuran bukanlah segalanya—yang terpenting adalah teknologi dan potensi yang dimilikinya.
Furqon dan Zafran, sebagai ketua Divisi Perjalanan Waktu, berdiri di barisan depan. Mereka mengenakan seragam resmi mereka, tanda otoritas sekaligus tanggung jawab besar yang mereka pikul. Gibran, salah satu rekan mereka dari Unified Division, hanya berdiri di barisan belakang bersama para pengamat lainnya. Meski tidak terlibat langsung dalam pengujian ini, wajahnya menunjukkan kekaguman.
“Semua sistem sudah terhubung,” ujar Furqon sambil memeriksa panel kontrol utama. “Reaktor stabil, dan semua komponen menunjukkan respons normal.”
Zafran mengangguk, mengamati layar holografik besar yang menampilkan data real-time. Dia memperhatikan setiap perubahan sekecil apa pun dengan saksama. “Tidak ada indikasi anomali sejauh ini. Kita siap untuk uji coba.”
Dr. Irzi melangkah maju ke tengah ruangan, wajahnya tenang namun penuh antusiasme. “Rekan-rekan sekalian, hari ini kita berada di ambang sejarah. Mesin waktu ini, meskipun hanya prototipe, adalah simbol kerja keras dan kolaborasi kita semua. Ini bukan hanya pencapaian Divisi Perjalanan Waktu, tetapi seluruh Fortex Intelligence.”
Dr. Jarir, yang berdiri di sampingnya, menambahkan dengan nada serius, “Namun ingat, ini baru langkah pertama. Meski ini adalah momen besar, kita masih harus berhati-hati dan memastikan setiap prosedur berjalan sempurna. Keamanan adalah prioritas utama.”
Di sudut lain, bisik-bisik mulai terdengar di antara beberapa anggota divisi. Rumor beredar bahwa salah satu anggota Dewan Utama hadir secara diam-diam untuk menyaksikan pengujian ini. Namun, tidak ada yang bisa memastikan kebenaran rumor tersebut.
Hitungan mundur dimulai: 10… 9… 8…
Seluruh ruangan hening. Semua mata tertuju pada mesin waktu, sementara teknisi di ruang kontrol memastikan semua parameter stabil.
Ketika hitungan mencapai 0, mesin waktu mulai menyala. Aliran energi biru memancar dari inti mesin, menciptakan cahaya berkilauan yang memukau. Ruangan sedikit bergetar, tetapi tetap dalam batas aman.
“Reaktor stabil,” lapor salah satu teknisi. “Sistem bekerja sesuai desain.”
Sorak-sorai kecil terdengar dari belakang ruangan, meski sebagian besar tetap fokus pada data yang terus bergerak di layar. Dr. Irzi tersenyum lebar, menandakan rasa bangganya.
“Uji coba pertama sukses,” ujarnya dengan nada penuh kemenangan.
Tepuk tangan memenuhi ruangan, menciptakan suasana yang penuh semangat. Gibran, meski hanya menjadi penonton, tak bisa menahan diri untuk bertepuk tangan keras. Di tengah keramaian itu, Zafran menoleh pada Furqon.
“Jadi, ini berhasil. Tapi aku yakin kita akan menemukan tantangan yang lebih besar nanti,” katanya dengan nada serius.
Furqon tersenyum tipis. “Tentu saja. Ini baru langkah pertama. Tapi aku yakin, ini adalah langkah ke arah yang benar.”
Meski momen itu penuh kegembiraan, misteri kehadiran anggota Dewan Utama tetap menyelimuti ruangan. Mungkin suatu hari nanti, mereka akan tahu siapa yang diam-diam mengawasi langkah besar pertama ini.