WebNovels

Chapter 157 - Bab 148: MENJADI SRIGALA KUAT ATAU MATI

​Penebusan di Keterpurukan

​Luo Xuanyin telah mencapai batas kelelahan.

Tekanan brutal dari Jurang Penempaan Jiwa, yang dimanipulasi oleh Lin Feng, terasa seperti palu godam di atas jiwanya. Berbeda dengan Ye Chen yang sombong atau Qin Tianyang yang kini dingin, Luo Xuanyin hanya mencari penebusan, bukan kekuasaan.

​Ia mundur, menjauhi kerumunan murid yang saling sikut. Ia hanya ingin tempat di mana ia bisa memulihkan diri tanpa diawasi.

Matanya tertuju pada celah gelap di dasar Jurang, tempat energi paling kasar berputar.

​Ia harus pergi ke tempat terburuk untuk mencari kedamaian, pikirnya ironis.

​Luo Xuanyin merangkak turun ke celah itu. Di tengah badai energi yang menderu, ia tiba-tiba merasakan anomali: sebuah lubang di tengah kekacauan, memancarkan udara sedingin es, disertai cahaya biru redup.

​Itu adalah sebuah gua.

​Bunga Es Peninggalan

​Luo Xuanyin terjun ke dalam celah. Begitu kakinya menyentuh tanah gua, rasa sakit mereda, digantikan oleh kesejukan yang menenangkan.

Di jantung gua, yang diselimuti kristal es, bersinar redup seikat bunga kristal biruBunga Es Peninggalan.

​Bunga itu adalah legenda sumber ilmu langka yang dapat menyaring kelemahan spiritual, mengembalikannya sebagai esensi mematikan yang terfokus.

​Bunga ini adalah harta karun langka yang legendaris. Bukan hanya mengandung esensi spiritual murni, tetapi juga memiliki kemampuan untuk "Ekstraksi Keunggulan"yaitu, bunga itu akan menyerap potensi spiritual pemakainya, menyaringnya dari kelemahan, dan mengembalikannya sebagai esensi mematikan yang sangat terfokus. Pemakainya akan menjadi murid mematikan dengan keahlian tunggal yang sempurna.

​Luo Xuanyin, dengan kelelahan yang luar biasa, berhasil mengambil bunga itu. Namun, ia tidak dapat menyembunyikan getaran energi dingin yang tiba-tiba meluas sesaat setelah bunga itu ia genggam. Getaran ini langsung menarik perhatian para pesaingnya.

Luo Xuanyin tahu, jika ia berhasil memilikinya, ia akan berubah menjadi murid mematikan, namun ia bisa bertahan.

​Ia melangkah mendekat, tubuhnya gemetar karena harapan.

​Tiba-tiba, Bunga Es Peninggalan itu bereaksi. Energi esensi murni meledak keluar dari bunga, seperti perlawanan terakhir dari harta karun suci.

​Luo Xuanyin (Ia terlempar ke belakang, tubuhnya menghantam dinding kristal dengan keras. Ia batuk darah, tetapi matanya terpaku pada bunga itu.)

​Tidak... Aku harus mendapatkannya. Aku tidak akan pernah bertahan dari pelatihan gila Guru jika aku tetap lemah!

​Dengan sisa tenaganya, dan dengan tekad seorang martir, Luo Xuanyin merangkak kembali. Ia mengabaikan rasa sakit dan meraih tangkai bunga es tersebut.

Begitu ia mencengkeramnya, energi esensi yang besar itu meresap ke dalam dirinya, menyebabkan Luo Xuanyin mengeluarkan teriakan parau karena rasa sakit yang luar biasa.

"Huaaaaaaaaaa"

​Teriakan itu, dan lonjakan energi dingin yang tiba-tiba,

Menggema menembus lapisan perlindungan Jurang dan menarik perhatian semua orang.

​Reaksi di Atas Punggung Jurang

​Di atas, para murid elit segera menyadari.

Bayangan murid

Wusssh...

satu persatu datang dengan tergesa. bagai angin yang berhembus.

​Ye Chen adalah yang pertama tiba di tepi celah. Matanya membulat saat melihat Luo Xuanyin yang basah darah memegang Bunga Es Peninggalan.

​Ye Chen (Suaranya bergetar karena keserakahan yang tak tertahankan)

​"Luo Xuanyin! Dasar tikus licik! Kau menemukannya!"

Ye Chen (Murid Pertama) Amarah dan Keserakahan

​Ye Chen, yang sedang berjuang keras mempertahankan auranya, langsung merasakan lonjakan energi esensi murni dari arah Luo Xuanyin.

​Pikiran Ye Chen

"Bunga Es Peninggalan! Itu harta langka yang dapat menjamin keunggulan absolut di ujian berikutnya! Luo Xuanyin yang lemah itu tidak pantas mendapatkannya.

Dia pasti telah menggunakan penemuan ini untuk mencoba mengungguli Qin Tianyang yang disayangi Guru!"

​Mo Li mengikuti, ekspresinya tenang tetapi tatapannya dingin dan penuh perhitungan.

​Mo Li, yang telah mencurigai manipulasi Guru, melihat ini sebagai peluang emas.

"Luo Xuanyin, yang paling lemah di antara kami, menemukan harta yang paling mematikan. Ini adalah kartu liar. Jika bunga itu jatuh ke tangan Ye Chen, kekuatannya akan tak terhentikan. Jika jatuh ke tangan Qin Tianyang, Lin Feng akan senang. Aku harus mengendalikan situasi ini tanpa terlibat langsung."

​ Mo Li tidak bergerak, tetapi ia segera mengirimkan pesan spiritual halus, menuduh Ye Chen mencoba mencuri hasil jerih payah Luo Xuanyin.

Ia bertujuan untuk memprovokasi konflik antara Ye Chen dan Luo Xuanyin, mengalihkan perhatian dari dirinya dan Qin Tianyang.

​Dia berhasil. Tapi dia telah mengumumkan keberadaannya.

Dia terlalu bodoh untuk menyimpan harta itu. Ini adalah kesempatan yang sempurna untuk melihat siapa yang paling bodoh di antara Ye Chen dan Jian Wushuang.

​Jian Wushuang tiba terakhir. Pedangnya sudah ditarik sedikit. Ia melihat Luo Xuanyin, bukan dengan keserakahan, tetapi dengan rasa ingin tahu.

​Jian Wushuang

​"Kekuatan yang layak. Namun, apakah tekadmu layak?"

Jian Wushuang merasakan getaran esensi murni tersebut, tetapi ia tidak melihatnya sebagai harta, melainkan sebagai ujian kekuatan.

"Bunga Es? Jika Luo Xuanyin telah menemukannya, itu berarti Jurang ini masih memiliki misteri yang belum terpecahkan. Harta karun itu mungkin bisa membuatku lebih mematikan, tetapi pedangku harus ditempa oleh tekadku sendiri.

Aku hanya akan mengizinkan orang lain menyentuhnya jika mereka membuktikan bahwa mereka layak."

​ Jian Wushuang menarik pedangnya. Dia tidak menyerang Luo Xuanyin, tetapi dia berdiri di antara Luo Xuanyin dan Ye Chen, menunggu siapa pun yang bergerak untuk menantangnya.

Ia melihat Bunga Es sebagai pemicu duel, sebuah kesempatan untuk menguji Intent Pedangnya melawan keserakahan.

​Qin Tianyang muncul, auranya terasa dingin dan asing sepenuhnya meniru arogansi yang ia rasakan dari Lin Feng. Ia tahu ia harus mengambil bunga itu untuk menjaga skema Gurunya.

​Ia melangkah turun tanpa ragu, menuju Luo Xuanyin yang masih terhuyung.

​Qin Tianyang (Bicaranya tenang, tetapi setiap kata terasa seperti es)

​"Luo Xuanyin. Berikan padaku."

​Luo Xuanyin mendongak, matanya yang berkaca-kaca dipenuhi rasa bingung, antara rasa terima kasih atas anugerah bunga itu dan ketakutan akan Qin Tianyang.

​Luo Xuanyin

​"Tianyang... Kau... kau mengerti betapa berharganya ini? Aku bisa..."

​Qin Tianyang: (Ia memotong, suaranya tajam seperti pedang)

​"Aku mengerti. Itulah mengapa itu milikku. Bunga ini menciptakan seorang murid mematikan.

Lin Feng tidak ingin alat yang rapuh. Kau terlalu lemah untuk menanggung bebannya. Serahkan, dan mungkin kau akan bertahan dari latihan berikutnya."

​Kata-kata Qin Tianyang, yang secara implisit mengacu pada kehendak Guru, langsung membungkam Ye Chen dan Jian Wushuang. Di mata mereka, Qin Tianyang bertindak sebagai utusan dari Guru mereka yang brutal.

​Ye Chen mendidih karena amarah, tetapi ia tidak berani menentang Qin Tianyang yang kini berbicara atas nama kekuatan tertinggi. Jian Wushuang hanya memegang pedangnya lebih erat, mengamati.

​Kini, Luo Xuanyin harus memilih.

Mempertahankan harapan yang baru ia temukan, atau menyerahkannya kepada Qin Tianyang, yang kini menjadi tangan kanan Gurunya yang jahat.

​Qin Tianyang berdiri tegak di hadapan Luo Xuanyin, celah Jurang yang gelap menjadi panggung utama mereka.

Aura dingin yang ia pinjam dari pemahaman tentang Lin Feng menyelimutinya.

​Ye Chen dan Jian Wushuang diam di kejauhan, terpaksa menahan diri oleh otoritas baru yang dipancarkan Qin Tianyang.

​Qin Tianyang tidak meraih Bunga Es itu secara langsung.

Sebaliknya, ia melipat tangannya, dan tatapannya yang tajam menembus Luo Xuanyin.

​Qin Tianyang (Suaranya perlahan-lahan merendah, meniru nada interogasi Lin Feng yang penuh perhitungan)

​"Luo Xuanyin. Aku tidak bertanya mengapa kau menginginkannya. Aku bertanya, bagaimana bisa?"

​Luo Xuanyin, yang masih terhuyung-huyung dari pelepasan energi Bunga Es, menatap bingung.

​Luo Xuanyin(Gemetar)

​"Bagaimana bisa apa, Tianyang? Aku... Aku hanya mencari tempat tenang di luar badai Jurang..."

​Qin Tianyang menggelengkan kepalanya, senyum tipis dan palsu terukir di bibirnya.

​Qin Tianyang:

​"Jangan anggap aku bodoh. Jurang Penempaan Jiwa ini dirancang oleh Guru untuk memeras setiap potensi terakhir. Tidak ada tempat 'tenang'. Apalagi sebuah gua yang menyimpan Bunga Es Peninggalan, harta karun yang dapat mengubahmu menjadi murid mematikan."

​"Bunga itu seharusnya tersembunyi jauh di bawah lapisan energi, dilindungi oleh formasi yang kejam. Kau, dengan fondasi spiritualmu yang paling rapuh di antara kami, bagaimana bisa kau melacaknya, menembus lapisan perlindungannya, dan bertahan dari ledakan awalnya?"

​Luo Xuanyin terdiam. Ia menyadari kebenaran yang mengerikan Logika Qin Tianyang benar. Kemampuannya seharusnya tidak memungkinkannya menemukan atau bahkan mendekati harta semacam itu.

​Qin Tianyang (Ia melangkah mendekat, suaranya kini berbisik penuh intrik)

​"Jawab aku, Luo Xuanyin. Apakah kau dikirim? Apakah ada tangan lain yang membimbingmu ke sini?

Lin Feng (ia sengaja menyebut Lin Feng di sini, sebagai ancaman, bukan sebagai nama) tidak menyukai kejutan yang tidak terduga. Penemuanmu adalah sebuah anomali."

​Di atas tebing, Lin Feng tersenyum. 'Bagus, Qin Tianyang. Dia sekarang bertindak bukan hanya sebagai murid terkuat, tetapi sebagai agen intelijen-Ku.'

​Luo Xuanyin (Air mata menggenang. Ia menyadari ia adalah korban dari konspirasi yang ia sendiri tidak pahami)

​"Tidak ada... Aku tidak tahu! Aku hanya... ingin hidup! Aku hanya ingin memiliki kekuatan untuk bertahan dari penyiksaan ini!"

​Qin Tianyang menghela napas, berpura-pura kecewa.

​Qin Tianyang:

​"Keputusasaan. Itu adalah musuh kekuatan. Aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Berikan Bunga Es itu kepadaku.

Aku akan menggunakannya untuk memenuhi ekspektasi Guru. Dengan begitu, Guru akan mengira penemuan ini adalah bagian dari rencananya, dan ia tidak akan repot-repot mencari tahu mengapa seorang murid yang lemah seperti dirimu bisa menemukan harta karun yang begitu strategis."

​Aku tidak hanya merebut harta. Aku memberinya jalan keluar. Jika dia menggunakannya, dia akan menjadi alat yang kuat tapi terisolasi. Jika aku yang menggunakannya, aku bisa menyembunyikan rencanaku sendiri di bawah kemuliaan Bunga Es.

​Ancaman itu jelas Serahkan Bunga Es, atau hadapi kemarahan Lin Feng karena merusak rencana besarnya.

​Luo Xuanyin kini menghadapi dilema kehilangan harapan untuk menjadi kuat, atau menghadapi potensi hukuman dari Lin Feng yang dicurigai sebagai manipulator dibalik semua ini. Apa keputusannya?

​Saat Luo Xuanyin bimbang antara harapan dan ketakutan, suara yang sangat dingin dan berwibawa tiba-tiba membelah udara, bukan hanya dari Jurang, tetapi dari setiap penjuru dimensi. Itu adalah suara Lin Feng, sang Anak Ilahi, yang kini melepaskan samaran Pemimpin Daoji dan berbicara secara langsung.

​Lin Feng (Suaranya bergetar dengan kekecewaan yang agung dan dingin, seperti dewa yang marah)

​"Cukup!"

​Semua murid tersentak. Energi Jurang tiba-tiba berhenti, dan tekanan yang menyiksa menghilang.

Ye Chen, Mo Li, Jian Wushuang, dan bahkan Qin Tianyang merasakan energi ilahi yang menindas, memaksa mereka berlutut.

​Lin Feng mendekat

​"Bunga Es Peninggalan... Harta karun kecil-Ku. Dan kau, Luo Xuanyin, berani-beraninya kau menyentuhnya tanpa izin? Kau telah melancangi benda kesayangan-Ku."

​Luo Xuanyin merosot ke tanah, gemetar hebat. Bunga Es itu terlepas dari tangannya.

​Lin Feng

​"Dan kalian semua! Kau, Ye Chen, yang serakah! Kau, Jian Wushuang, yang lancang berlagak hakim! Dan kau, Mo Li, yang licik menonton dari bayangan!"

​Lin Feng (Nada suaranya kini berubah menjadi ejekan yang kejam)

​"Kalian menemukan harta berharga. Apa yang seharusnya kalian lakukan, wahai murid-murid yang bijak? Melaporkannya kepada Guru? Melaporkan?"

​Lin Feng tertawa, tawa yang menusuk tulang.

​"Kalian sungguh membosankan. Kalian pikir Aku, Anak Ilahi, peduli dengan etika klan yang lemah ini? Aku tidak mengajari kalian moralitas; Aku mengajari kalian supremasi! Aku ingin melihat pertumpahan darah, perebutan kejam, dan penghancuran yang paling indah!"

​Perintah Langsung dan Hukuman

​Tekanan spiritual Lin Feng meningkat, terutama pada Luo Xuanyin.

​Lin Feng:

​"Hukuman untuk melancangi benda kesayangan-Ku, Luo Xuanyin, adalah menyaksikan nasibnya ditentukan oleh tangan yang paling kuat dan paling tidak bermoral.

Bunga Es Peninggalan itu kini menjadi Hadiah Utama."

​Lin Feng menjentikkan jarinya. Energi yang kuat mengangkat Bunga Es itu ke udara, di tengah-tengah Jurang.

​Lin Feng:

​"Berebutlah! Siapa pun yang berhasil mengambilnya, dia akan menjadi Murid Mematikan yang sejati, alat yang paling Aku hargai. Aku mengizinkan kalian untuk berebut Bunga Es itu, bahkan jika harus ada yang kehilangan nyawa. Jika kalian mati dalam perebutan harta, itu adalah kematian yang terhormat, membuktikan bahwa kalian memang lemah dan tidak layak bagi ajaran-Ku!"

​Dilema Qin Tianyang

​Mendengar perintah ini, Qin Tianyang merasakan darahnya membeku. Lin Feng tidak hanya gila, dia adalah penjahat murni.

Semua yang ia rencanakan untuk mengambil Bunga Es dengan halus kini sia-sia.

​Ia tahu jika ia tidak bertindak sekarang, Ye Chen pasti akan menerkam.

Jika Ye Chen mendapatkannya, rencana Lin Feng untuk menciptakan kekacauan sejati akan terwujud melalui tangan yang salah tangan yang tidak bisa ia kendalikan.

​Lin Feng ingin darah. Dia ingin melihatku menjadi serigala yang ia inginkan. Aku harus mengambil Bunga Es itu, tidak peduli biayanya, hanya untuk menyembunyikan rencanaku di balik topeng murid yang paling serakah dan paling kejam.

​Qin Tianyang tidak membuang waktu. Dalam sekejap, ia melompat, menjadi yang pertama bergerak menuju Bunga Es yang melayang.

Ia harus menjadi serigala terkuat, atau mati di bawah kehendak Anak Ilahi.

More Chapters