WebNovels

Re:Code — Dunia yang Menulis Ulang Diriku

AdhamVerse
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
33
Views
Synopsis
Di masa depan, manusia hidup berdampingan dengan dunia digital bernama Eden Code — sistem realitas paralel yang awalnya hanyalah game, tapi kini menjadi dunia kedua manusia. Rikuya Shinsei, seorang gamer biasa tanpa prestasi, menemukan anomali kode tersembunyi yang seharusnya tidak ada. Saat ia menulis ulang satu baris kode itu, seluruh dunianya berubah — dan ia sendiri terseret ke dalam Eden Code, bukan sebagai pemain… tapi sebagai Player Zero, entitas yang bisa menulis ulang kenyataan itu sendiri. Namun dunia ini tidak menerima eksistensi “kode tak dikenal”. Sistem mulai memburunya, menyebutnya sebagai virus, dan berusaha menghapus keberadaannya. Sambil bertahan di dunia yang memperlakukan kekuatan sebagai hukum mutlak, Rikuya perlahan sadar — Eden Code bukan sekadar game. Di balik setiap baris kode, tersimpan rahasia tentang asal-usul dirinya… dan tentang siapa sebenarnya yang menulis “realitas” ini. “Kalau dunia ini cuma kumpulan kode, kenapa aku masih bisa merasa sakit?”
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1 — Dunia yang Tak Bisa Aku Log-out

Angin menerpa wajahku lagi, dan kali ini aku bisa ngerasain dinginnya sampai ke tulang.

Gak ada tombol "exit" di udara, gak ada ikon di sudut pandangku.

Yang ada cuma langit biru tua yang begitu nyata, nyengat di mata tapi anehnya... indah juga.

"Jadi begini rasanya jadi data yang punya kulit," gumamku, sambil mencubit pipiku sendiri.

Sakit.

Ya, bagus. Kalau sakit, berarti aku masih hidup. Atau setidaknya... masih bisa disiksa.

Aku jalan pelan di antara rerumputan. Dunia ini hening, terlalu hening, sampai-sampai aku bisa denger langkah kakiku sendiri.

Setiap helai rumput bergoyang realistis, seperti engine grafis-nya gak tahu batas antara render dan kenyataan.

[System Message: Error — Player Data Not Found]

Tulisan itu muncul di udara, tepat di depan mataku.

Tulisan transparan, bergetar, dan hilang lagi seolah takut ketahuan.

"Gak ketemu dataku, ya? Aku juga bingung nyari diriku sendiri."

Aku nyengir tipis. Kadang humor kecil kayak gini satu-satunya hal yang bikin kepala gak meledak di situasi absurd begini.

Tapi sebelum aku sempat mikir lebih jauh, sebuah suara tiba-tiba terdengar dari belakang.

"Hei, kamu! Kenapa berdiri di tengah jalan sistem?!"

Aku refleks berbalik. Seorang gadis berdiri di sana—rambut peraknya berkilau, matanya biru tua seperti layar loading yang belum selesai.

Dia mengenakan seragam putih dengan simbol aneh di pundaknya, semacam emblem dunia digital.

Dan ya... dia cantik.

Terlalu cantik untuk ukuran NPC.

"Ehm... maaf, 'jalan sistem' itu apa?" tanyaku polos.

Dia menatapku seolah aku baru jatuh dari server.

"Kamu... bukan warga Eden, ya?"

"Kalau 'Eden' yang kamu maksud itu game Eden Code, maka iya."

"Game?" Dia menatapku kosong. "Dunia ini tidak dibuat untuk dimainkan, Player."

Suara datarnya bikin bulu kudukku berdiri.

Player. Dia baru aja manggil aku begitu. Tapi... dia juga sadar apa itu?

Sebelum aku sempat jawab, layar di belakangnya bergetar. Tanah retak, dan angka-angka digital berjatuhan dari langit seperti hujan bug.

[System Warning: Anomaly Detected — Player Zero located]

[Initiate Code Purge]

"Eh, tunggu, aku belum daftar jadi masalah kok udah mau dihapus?!"

Tanah di bawahku pecah, dan dari retakan itu muncul makhluk aneh: tubuhnya seperti campuran logam dan kabut hitam, dengan kepala berbentuk segitiga data yang terus berputar.

Monster sistem. Bug manifestasi.

Gadis itu mengangkat tangannya, cahaya biru muncul di sekeliling tubuhnya.

"Mundur! Itu glitch level tinggi!"

Aku gak sempat mundur. Refleks tanganku malah menulis sesuatu di udara.

Tanpa sadar, jariku bergerak membentuk baris teks yang seolah muncul sendiri.

Rewrite.Entity(Enemy, Null);

Dan dalam sepersekian detik—makhluk itu lenyap.

Bukan mati, bukan hancur... cuma hilang, seperti tak pernah ada.

Angin berhenti. Hening.

Gadis itu menatapku, matanya membesar.

"Kamu... menulis ulang dunia?"

Aku mengangkat tangan. "Ehm, maaf, aku cuma pencet tombol panik di otak."

"Tidak mungkin... hanya Player Zero yang bisa melakukan itu."

Aku diam. Player Zero. Lagi-lagi istilah itu.

Aku menatap telapak tanganku yang masih berpendar samar.

"Player Zero, huh?" gumamku pelan.

"Sepertinya bug ini lebih serius dari yang kukira."

"Kalau semua dunia ini cuma program, maka aku baru saja nge-crash realitas."