WebNovels

Chapter 7 - Bangku Kosong di Kelas 12

Bab 7: Nama-nama yang Dihapus

Ayla berdiri di tengah ruang arsip, napasnya memburu. Tumpukan dokumen berserakan, dan file kematian Siska masih di tangannya—lengkap dengan tanda tangan Bu Wati dan cap sekolah.

"Tapi ini... pemalsuan," bisik Ayla."Mereka menulis bahwa Siska meninggal karena kecelakaan. Tapi tubuhnya tak pernah ditemukan..."

Tangannya bergetar saat ia membuka map lain.Map itu berlabel: "Siswi Pindahan – Status: Hilang"

Di dalamnya, daftar nama dan foto-foto hitam putih murid-murid yang hilang dari catatan publik, tapi tercatat lengkap di sini:

Elsa Prameswari (2012)

Sari Rahma (2015)

Siska Kartika (2020)

Dan ruang kosong terakhir, dengan tulisan tangan: AYLA.

Bayangan Tangan yang Tak Terlihat

Tiba-tiba, lampu ruang arsip berkedip. Suhu menurun drastis.

Ayla membalikkan badan—tak ada siapa-siapa.

Tapi di kaca lemari arsip… terlihat bayangan tangan sedang menyentuh pundaknya.

"Kau tak boleh di sini," bisik suara dari balik tumpukan rak."Kau sedang membuka pintu yang dikunci dengan darah."

Ayla mundur. Tapi pintu besi tertutup sendiri.

Dari lorong gelap luar, langkah kaki mulai mendekat perlahan.

Tok… tok… tok…

Dan saat pintu terbuka, Bu Wati berdiri di sana, mengenakan jas panjang warna abu, wajahnya teduh namun tatapannya kosong.

Mata yang Melihat Semuanya

"Seharusnya kau tidak sampai sejauh ini, Ayla," kata Bu Wati tenang.

"Tapi kau keras kepala. Sama seperti Siska."

Ayla menatapnya marah. "Berapa anak lagi yang akan Ibu korbankan?!"

Bu Wati tersenyum kecil. "Kau salah paham, Ayla. Ini bukan pengorbanan… ini pembersihan."

"Kelas 12 IPA 2... harus steril. Harus sempurna. Yang lemah, yang berbeda, yang mengganggu keseimbangan... harus dihilangkan. Itu aturan tak tertulis di sekolah ini."

File yang Terbakar Sendiri

Tiba-tiba, dokumen di tangan Ayla terbakar sendiri. Api menyala dari tengah kertas tanpa ada pemantik.

Ayla melemparnya ke lantai, tapi api menyambar cepat, menjalar ke rak-rak sekitar. Arsip-arsip lama ikut terbakar.

Bu Wati tidak bergerak.Dia hanya berkata:

"Kamu belum tahu siapa yang sebenarnya memulai semuanya. Aku hanya pewaris. Tapi kamu… bisa jadi pengganti."

"Pengganti?!"

"Kau duduk di bangkunya. Kau bisa lanjutkan tradisinya. Atau... ikut seperti mereka."

Tanda di Punggung

Ayla berhasil keluar dari ruang arsip yang terbakar.

Namun saat ia sampai di kamar kos dan melihat cermin, ia memutar punggungnya menggunakan kamera HP.

Dan di sana… terlihat simbol seperti ukiran darah, tepat di bawah tulang belikat.

Simbol yang sama seperti di meja Siska.

More Chapters