WebNovels

Chapter 70 - Arbitrator Huruf

Bayangan itu berdiri sepenuhnya kini—raksasa yang tubuhnya tersusun dari ribuan huruf bercahaya, masing-masing bergerak seperti kawanan serangga, membentuk wajah tanpa ekspresi. Setiap huruf berdenyut, kadang berputar, kadang terlepas lalu melayang di udara seperti bintang jatuh.

Suara yang keluar dari wujud itu bukanlah suara biasa. Ia terdengar seperti ratusan narator membaca naskah secara bersamaan—beberapa cepat, beberapa lambat, sebagian dengan bahasa yang tak dimengerti.

> "Pengganggu alur. Penyimpangan narasi. Kehadiran kalian… tidak sesuai naskah."

Ryn menelan ludah. "Siapa kau?"

> "Aku adalah Arbitrator Fraktura—penjaga konsistensi. Tugasku… menghapus ketidaksesuaian."

---

Serangan Huruf

Tanpa peringatan, tubuh Arbitrator meledak menjadi badai huruf. Setiap huruf berubah menjadi bilah tipis yang menebas udara. Lied mengaktifkan synchronization link dengan Terra, melepaskan perisai energi berbentuk lingkaran raksasa yang menahan serangan pertama.

Namun huruf-huruf itu tidak hanya menyerang fisik—mereka berusaha menulis ulang pikiran. Elira merasakan ingatan masa kecilnya bercampur dengan bayangan yang tak pernah terjadi. Kael kehilangan fokus, mendengar bisikan yang memanggilnya dengan nama lain.

---

Membalik Narasi

Ryn berteriak, "Kalau dia bisa menulis ulang kita… berarti kita juga bisa menulis ulang dia!"

Lied menangkap maksudnya. "Kita sinkronkan pikiran—ubah ceritanya dari dalam!"

Mereka membentuk formasi, menyatukan kesadaran lewat link yang Terra ciptakan. Dalam ruang pikiran yang abstrak, mereka melihat inti Arbitrator—sebuah gulungan naskah raksasa yang terus menulis sendiri.

Elira menorehkan kata pertama: Kita tidak dihapus.

Kael menambahkan: Kita adalah bagian dari kisah ini.

Ryn menulis: Arbitrator mengakui keberadaan kita.

Huruf-huruf Arbitrator mulai kehilangan formasi. Tubuhnya bergetar, beberapa bagian runtuh menjadi debu cahaya.

---

Retakan Terakhir

Dengan celah itu, Lied memanggil Terra dalam wujud penuh—mecha raksasa yang kali ini tampak seperti rangkaian garis biru dan cahaya putih. Terra mengayunkan pedangnya, memotong inti Arbitrator.

Ledakan cahaya memenuhi Katedral Retak. Retakan di dinding melebar, tetapi kali ini berubah menjadi gerbang bercahaya.

> "Lanjutkan… kisah… kalian…" bisik Arbitrator sebelum tubuhnya sepenuhnya larut.

---

Menuju Gerbang

Angin hangat mengalir dari celah gerbang. Tim berdiri, menatap satu sama lain, lalu melangkah bersamaan. Di belakang mereka, Fraktura mulai runtuh pelan—tidak hancur, tapi menutup luka yang telah lama menganga.

Saat mereka melewati gerbang, Lied berbisik, "Kalau ini baru satu bab dari perjalanan kita… aku tak sabar melihat bab selanjutnya."

More Chapters