Avatar Daniel, yang kini menyebut dirinya dengan nama dari masa lalunya (sebut saja "Alexander Thorne" untuk membedakannya dari Daniel Vance), mendapati dirinya berada di dunia yang mirip namun berbeda. Teknologi yang lebih maju di beberapa area, pahlawan-pahlawan super dengan kemampuan yang unik, dan ancaman-ancaman yang belum pernah ia bayangkan.
Insting dan kecerdasannya yang dulu tetap utuh. Tanpa beban moralitas seorang ayah atau tanggung jawab seorang pelindung Multiverse, Alexander Thorne dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Ia mengamati, belajar, dan mulai merencanakan. Kekuatan laten dalam dirinya, sebagian kecil dari kekuatan Daniel yang tak terbatas, mulai terbangun secara bertahap, termanifestasi dalam kemampuan yang luar biasa melampaui manusia biasa.
Alexander Thorne bukanlah pahlawan. Ingatan masa lalunya dipenuhi dengan ambisi yang belum terpenuhi, rasa tidak adil, dan keinginan untuk memiliki kekuasaan. Dunia Marvel, dengan para individu berkekuatan supernya dan intrik globalnya, memberikannya panggung yang sempurna untuk mewujudkan ambisi-ambisi tersebut. Ia tidak tertarik untuk menyelamatkan dunia; ia tertarik untuk menguasainya.