BAB 2 – Tanda di Tangan Kiri
Faisal berlari secepat mungkin dari masjid itu.Udara malam yang dingin tak lagi terasa — tubuhnya gemetar bukan karena angin, tapi karena teror yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
"Apa itu tadi…?""Apa yang kulihat barusan?!"
Ia terjatuh di jalan tanah, lututnya berdarah, tapi ia tak peduli. Nafasnya terengah, jantungnya seperti akan meledak. Ia tak tahu ke mana harus pergi — rumahnya gelap, sunyi, dan dingin… tapi itu satu-satunya tempat yang masih bisa ia tuju.
Sampai di rumah, Faisal membanting pintu dan menguncinya rapat-rapat.Jendela ditutup. Tirai ditarik. Lampu minyak dinyalakan.
Ia duduk di sudut ruangan, memeluk lutut sambil menatap kosong ke lantai. Wajahnya pucat, tubuhnya masih gemetar.
"Itu cuma halusinasi…""Mungkin aku pingsan dan mimpi buruk…"
Tapi saat ia melihat ke tangan kirinya, semua penyangkalan runtuh.
Tangan itu… menghitam.
Dari pergelangan hingga ujung jari, kulitnya tampak seperti terbakar.Urat-urat ungu membelah seperti akar di bawah kulitnya.Dan yang lebih mengerikan: tangan itu berbau busuk — bau amis daging busuk yang membuat perut Faisal mual.
"Ya Allah… ya Allah…" gumamnya."Apa yang terjadi padaku…"
Tengah malam, jam 2.07.
Faisal mencoba tidur, tapi matanya tak mau terpejam. Ia menggigil di atas kasur tipis, diiringi suara tikus dan angin.
Dan saat matanya hampir terpejam… ia mendengar suara.Pelan… seperti bisikan.
"Kembalikan…""Kembalikan…""KEMBALIKAN…"
Faisal membuka mata lebar-lebar.
Di pojok kamar, sosok itu berdiri.
Tinggi. Diam. Tubuhnya berjubah putih yang kini berubah hitam pekat.Dan dari bawah jubah itu, menetes darah.
Faisal menjerit keras. Ia bangkit dan melempar lampu minyak ke arah sosok itu.
BRAKK!
Api menyala sebentar… tapi sosok itu menghilang. Hanya kabut hitam tipis yang tersisa.
Pagi harinya, Faisal dibangunkan oleh suara keras dari luar.
"PENCURI!""Ada yang merusak kotak amal masjid!""Isinya hilang!"
Faisal menyusup di balik jendela, wajahnya panik.Warga berkumpul, dan imam masjid terlihat marah. Tapi yang membuatnya merinding: seorang anak kecil menunjuk ke rumah Faisal.
"Aku lihat Kak Faisal dari jendela semalam."
Faisal jatuh terduduk.
"Sekarang… bukan cuma roh yang mengejarku. Tapi manusia juga."
Dan tangan kirinya… kini tak bisa digerakkan.Kulitnya keras seperti kayu. Ada tulisan Arab yang muncul di bawah kulit, samar, menyala merah saat disentuh.
"Rezeki haram… adalah rezeki yang akan membusukkan jiwamu dari dalam."