WebNovels

Chapter 5 - Hutan yang Hilang Secara Tiba-Tiba

Bab 5: Latihan Penjaga dan Bayangan Kota

Dua hari setelah pertemuan itu, Arvan belum sepenuhnya menerima kenyataan. Namun ia tetap tinggal di kawasan Penjaga, tersembunyi di bawah gua kuno yang ternyata merupakan markas bawah tanah dengan jaringan lorong yang luas.

Setiap hari, ia dilatih. Bukan dengan senjata, tapi dengan cara membaca alam: mendengar suara angin, memahami pergerakan akar, merasakan getaran energi tanah dengan telapak kaki telanjang.

Liria menjadi mentornya. "Kita bukan penyihir. Kita adalah penerjemah alam," katanya. "Dan jika kau benar-benar Pemanggil, maka tanah akan berbicara padamu... suatu hari nanti."

Di sela-sela latihan, Arvan mulai melihat penglihatan.

Kilasan kota-kota tenggelam ke dalam tanah. Jalanan yang berubah menjadi sungai akar. Bangunan-bangunan raksasa runtuh dalam senyap, tanpa gempa, tanpa suara—hanya… hilang.

"Apakah ini masa depan?" tanya Arvan pada Liria.

Liria mengangguk. "Atau masa lalu yang belum terjadi."

Suatu malam, alarm rahasia di dalam markas berbunyi. Para Penjaga segera berkumpul.

"Apa yang terjadi?" tanya Arvan.

Liria terlihat tegang. "Salah satu titik telah aktif. Tapi bukan di hutan. Di kota."

Seketika, layar batu di ruang observasi menunjukkan citra kabur dari satelit spiritual—sebuah area kota pinggiran bernama Sapura, hanya 50 km dari Blambangan.

Sinyal menunjukkan aktivitas energi spiral dalam jumlah besar.

Arvan membeku. Ia mengenali kota itu.

"Orang tuaku tinggal di sana," bisiknya.

Pria tua penjaga utama menatapnya dalam-dalam.

"Maka kau harus pergi. Karena jika titik itu aktif di kota, hanya Pemanggil yang bisa menutupnya kembali."

"Dan jika gagal... kota akan lenyap seperti hutan."

Arvan menatap layar, tangan mengepal.

Ia tidak lagi sekadar peneliti. Ia kini membawa harapan banyak orang—termasuk orang tuanya sendiri.

Dan misi pertamanya sebagai Penjaga… baru saja dimulai.

More Chapters