WebNovels

Chapter 10 - Hutan yang Hilang Secara Tiba-Tiba

Bab 10: Hutan yang Tak Pernah Ada di Peta

Papua. Sebuah wilayah rimba yang menyimpan lebih banyak rahasia daripada yang pernah tercatat di peta satelit manapun.

Arvan, Liria, dan dua Penjaga lainnya—Rian dan Elara—tiba di sebuah desa terpencil bernama Wamolai, di kaki pegunungan Mebar.

Warga di sana bersikap aneh.

Mereka tidak menolak kedatangan tim, namun terlalu diam. Tak ada tanya, tak ada rasa ingin tahu. Seolah sudah tahu siapa yang datang, dan untuk apa.

"Tempat ini... sepertinya sudah tahu tentang spiral," bisik Liria saat mereka mendirikan tenda.

Malam pertama, Arvan bermimpi.

Ia berdiri di tengah hutan yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Semua pohonnya tinggi dan diam, seperti patung. Di ujung jalur tanah, terlihat pintu gerbang batu dengan simbol spiral bercahaya merah.

Dan di depan gerbang itu, berdiri seorang pria tua berkulit hitam legam dan mata emas menyala.

"Kau datang terlalu lambat, Penjaga. Mereka sudah membukanya."

Esoknya, tim mulai melacak titik spiral berdasarkan pancaran energi.

Setelah lima jam berjalan melewati medan terjal, mereka tiba di lokasi yang aneh: tanah yang terasa kosong di tengah rimba padat.

Namun secara fisik, tidak ada celah.

Rian mengangkat tangannya pelan. "Ini seperti… ilusi. Ruang tersembunyi."

Arvan menutup mata. Dengan kekuatan spiral dalam tubuhnya, ia merasakan desakan ringan di udara—seperti lapisan tipis antara dua lembar kaca.

Ia menyentuh ruang itu.

Cahaya merah melingkar terbentuk.

Lalu—CRACK!

Udara terbelah seperti kaca.

Pintu spiral terbuka.

Dan di dalamnya... bukan hutan.Melainkan kota tua yang terkubur.

Bangunan batu, patung setengah tenggelam, dan akar-akar pohon raksasa yang tumbuh dari langit, bukan dari tanah.

"Ini... bukan dari dunia kita," bisik Elara.

Liria menjawab tanpa berpaling, "Ini... bagian dari dunia spiral yang dibawa ke sini. Mereka sudah menyatu."

Tiba-tiba, langkah kaki terdengar. Bukan dari binatang, tapi... manusia.

Mereka muncul dari balik reruntuhan—sekelompok orang berjubah spiral, mengenakan topeng akar dan membawa senjata batu bercahaya.

Pemimpinnya membuka topeng.

Dan Arvan menatap wajah yang tak asing.

"Profesor Dirga?"Mantan kepala peneliti geospiritual... yang dinyatakan hilang tiga tahun lalu.

Dirga tersenyum.

"Kita bertemu lagi, Arvan. Sayang sekali... kau ada di sisi yang salah."

More Chapters