WebNovels

Chapter 16 - CHAPTER 16. Pencarian orang hilang

"kringg.. kringgg..." jam alarm berbunyi, Menunjukkan pukul 6:30 pagi. Alif terbangun dari tidurnya dan terkejut melihat jam.

"Sial! Aku akan terlambat lagi." dia segera bangun dan dengan tergesa-gesa memasuki kamar mandi, dan mandi. Lalu dia memakai seragam sekolah dengan tergesa-gesa.

"Alif kau tidak sarapan?" Tanya ibunya.

"Tidak, aku makan di sekolah saja"

"Dasar kau telat bangun lagi. Hati-hati di jalan"

"Ya, aku berangkat Bu"

Lalu Alif segera bergegas ke sekolah dengan motornya dan berangkat ke sekolah.

Duh sial aku akan terlambat lagi. Pikir nya. Beberapa saat kemudian dia sampai di sekolah.

"Huh syukurlah aku tepat waktu." Tak lama kemudian bel sekolah pun berbunyi.

Alif segera bergegas menuju ke kelas nya. Dan duduk di bangku nya.

"Huh kau terlambat lagi, apakah kau begadang lagi semalam?" Tanya Rani, yang duduk di sebelah nya.

"Hehe aku keasikan membaca novel sampai lupa waktu."

"Ah, kau selalu begitu novel apa yang kau baca sampai lupa waktu begitu?"

"Novel Sherlock Holmes.

Novel nya asik banget cara dia

memecahkan kasus-kasus yang Rumit, dan cara berpikir nya itu sungguh hebat. Menurut ku dia adalah detektif terhebat didunia."

Alif menceritakan tentang novel yang dia baca kepada Rani. Beberapa saat kemudian guru datang dan kelas dimulai.

"Baiklah anak-anak mari kita absen dulu." Kata gurunya, gurunya adalah seorang pria paruh baya dengan rambut beruban.

"Siapa yang tidak masuk hari ini?" Tanya guru itu."

Salah satu murid mengangkat tangannya.

"Ya ada apa Louis?" Tanya guru itu.

"Anu Revan tidak masuk pak."

"Kemana perginya anak itu? Sudah beberapa hari dia tidak masuk, apakah ada yang mengetahui kenapa dia tidak masuk?"

"Kata ibunya dia menghilang dan belum pulang kerumah selama beberapa hari, ibunya melaporkan ke polisi dan dia Masi belum di temukan."

"Semoga dia cepat di temukan. Apakah ada masalah sehingga dia menghilang?" Tanya guru itu.

"Ntah lah, tapi dia akhir-akhir ini sering bertengkar dengan orang tuanya."

"Jadi begitu, semoga dia tidak kenapa-kenapa, baiklah mari kita mulai pelajaran nya sekarang bukan waktu yang tepat untuk membahas itu. Buka halaman 110.

"Dia menghilang? Hehe Rani sepertinya kita punya kasus yang menarik." Alif tertawa kecil.

"Kau ingin menyelidiki nya? Tapi itu seperti nya berbahaya."

"Justru semakin berbahaya semakin seru. Sepulang sekolah nanti ayo kita mulai menyelidiki nya, oh iya hubungi juga Wiliam."

"Ah baiklah." Rani menghela napas.

Ting.. Tingg! Beberapa saat kemudian lonceng istirahat berbunyi.

"Baiklah anak-anak mari kita istirahat dulu."

Alif menguap, "Ah akhirnya istirahat juga.

"Anu Alif kau kan detektif bisakah kau mencari keberadaan Revan?" Seseorang mendekati Alif, dia adalah murid yang tadi yang menjelaskan kepada guru bahwa Revan menghilang. Dia juga teman dekatnya Revan. Dia memiliki rambut hitam keriting, kulit nya berwarna terang, tubuhnya kurus, dan dia terlihat agak pemalu.

"Pas sekali aku juga ingin menyelidiki nya, kasus ini sangat menarik, baiklah coba ceritakan kapan terakhir kali kau melihat Revan Louis?"

"Terakhir kali aku melihat nya saat aku ingin pergi ke rumah nya, dan aku melihat nya sedang berdiri didekat jendela aku melambaikan tanganku dan dia juga membalas melambaikan tangan nya. Aku segera bergegas masuk kerumahnya karna aku sudah terbiasa pergi ke rumah nya, dan membuka pintu rumah nya dan pergi ke kamarnya, tahu kah kau betapa terkejutnya aku ketika membuka pintu."

"Apa yang terjadi?" Tanya Rani.

"Saat aku membuka pintu ternyata tidak ada orang sama sekali dan hanya pakaian nya saja yang berhamburan. Aku memanggilnya dan mencari nya berkali-kali tetapi tidak ada tanda-tanda dia dirumah, sejak saat itu dia hilang dan tidak pulang ke rumah sampai sekarang."

"Hmm itu aneh, jadi hanya pakaian nya saja yang berada di dalam kamar itu." Alif mulai berpikir dengan serius.

"Kasus ini agak rumit" kata Rani.

Setelah beberapa menit dia terdiam akhirnya dia berbicara, "baiklah bisakah kau menemani kami ke rumah Revan nanti sepulang sekolah?"

"Ya, aku akan menemani kalian."

"Bagus kita akan menyelidiki nya, Rani sepertinya ini kasus yang menarik"

...

Sepulang sekolah ALIF, Rani, dan Louis berkumpul di rumah Alif untuk menyelidiki kasus.

"Wiliam seperti nya tidak bisa ikut, karna ada urusan mendadak baiklah ayo kita berangkat."

Mereka pun berangkat menuju rumah Revan dengan mengunakan motor, beberapa saat kemudian mereka pun sampai di rumah tersebut. Rumah itu tidak besar dan tidak kecil, cat tembok nya berwarna putih dan di sebelah nya terdapat taman dan pepohonan yang berwarna hijau.

Louis membunyikan bel rumah beberapa kali, setelah beberapa saat pintu terbuka memperlihat seorang wanita berusia sekitar 30 an dia tidak lain adalah ibunya Revan. Wajah nya terlihat lesu dan pucat, matanya memerah seperti sehabis menangis.

"Permisi Tante bisakah kami menanyakan sesuatu?" Tanya Louis

"Oh tentu, mari kita bicarakan di dalam." mereka pun memasuki rumah, rumah itu terlihat rapi dengan meja dan sofa.

"Aku akan buatkan teh hijau untuk kalian" kata wanita itu.

"Ngomong- ngomong apa pekerjaan ibunya Revan?" tanya alif.

"Pekerjaan ibunya adalah penata rias wajah dan tukang cukur rambut." Jawab Louis.

Beberapa saat kemudian ibunya Revan kembali dengan membawa tiga gelas teh hijau.

Alif meminum teh nya. "baik Tante bisa cerita kapan menghilang nya Revan?."

"Belum lama ini, mungkin sekitar beberapa hari, dan kalian tidak usah repot-repot mencarinya. polisi sudah menangkap orang yang dianggap tersangka, Saat menghilang nya Revan ada orang yang keluar dari rumah ini dan terekam kamera cctv."

"Hah? saya tidak melihat ada orang lain selain saya saat saya menemukan pakaian Revan yang berserakan di kamarnya." Kata Louis ekspresi nya sangat terkejut mendengar apa yang dikatakan ibunya Revan.

"Orang itu muncul setelah kamu pulang dari sini" kata ibunya Revan.

"Mungkinkah dia pencuri? Dan jika dia di anggap tersangka kemana tubuhnya Revan?" Tanya Rani dia juga terkejut dan bingung.

"Ntah lah saya juga tidak tahu, polisi sedang menyelidiki orang itu dan mencari Revan. Saya tidak ada di rumah saat itu dan hanya Revan lah yang berada di rumah."

Alif termenung dan beberapa saat akhirnya dia berbicara, "kalau begitu Tante, boleh kah saya tahu apa pekerjaan Tante?" Tanya nya.

"Kenapa kamu menanyakan hal seperti itu? Saya adalah seorang penata rias wajah, dan Revan juga sering membantu saya merias wajah."

"Dan apakah Tante sedang bertengkar dengan Revan akhir-akhir ini? Maaf, saya menanyakan hal seperti ini tetapi ini juga bagian dari penyelidikan."

"Saya sejujurnya tidak suka menceritakan masalah pribadi kepada orang lain, tetapi jika itu bisa membantu menemukan Revan akan saya ceritakan. Dan juga apakah kamu yakin bisa menemukan Revan?."

"Aku juga tidak yakin. Tetapi aku akan berusaha membantu menemukan Revan, dan aku juga bekerja sama dengan polisi, paman ku adalah seorang detektif. Dan aku sering membantu nya menangani kasus."

"Benar, dia juga sering membantu kami menemukan barang hilang dan memecahkan kasus-kasus yang terjadi di sekolah." Kata Louis.

"Ya itu benar Tante dan Alif ini juga ahli memecahkan teka-teki." Kata Rani.

Alif menggaruk kepalanya dan merasa malu. "Ah, kalian terlalu memujiku aku tidak sehebat itu."

"Oh benarkah. kalau begitu akan saya ceritakan, hubungan saya dengan Revan memang tidak terlalu baik akhir-akhir ini. Saya memang sedikit bertengkar dengan revan Dan kurasa alasan nya tidak perlu ku ceritakan. Dan dia juga tidak terlalu dekat dengan ayahnya karena ayahnya jarang pulang dan selalu sibuk dengan pekerjaan nya."

"Terima kasih. Informasi itu sudah cukup, dan bolehkah kami melihat rekaman cctv nya?."

"Ya ayo ikuti saya" kata ibunya Revan.

Mereka menuju sebuah ruangan dan disitulah rekaman cctv nya berada. Mereka melihat rekaman cctv itu, rekaman cctv itu menunjukkan orang yang masuk kerumah pada siang hari itu orang itu tidak lain adalah Louis.

"Itu aku saat ingin mengunjungi Revan hari itu." Kata Louis.

Beberapa saat mereka melihat Louis keluar dari rumah, dan setelah beberapa saat Louis keluar ada orang asing yang keluar juga dari rumah. Wajah orang itu terlihat samar-samar wajah nya penuh dengan luka-luka panjang hingga ke bibirnya, dengan jenggot dan kumis tebal. Orang itu bertubuh jangkung dan sedikit bungkuk.

"Siapa orang itu?" Tanya Rani Dengan bingung. Mereka semua menatap wajah orang itu tetapi tidak ada yang mengenali nya. Louis mengigit jari nya terlihat gelisah.

"Mungkin itu pencuri." Katanya.

"Ya mungkin saja" kata Rani.

"Tetapi tidak ada barang yang hilang. Itu aneh." Ibunya Revan merasa bingung dan heran.

"Hah" Alif menepuk tangan nya dan mondar-mandir di dalam ruangan.

Setelah beberapa saat akhirnya dia berbicara. "Ayo kita ke kantor polisi dan menemui orang itu." Katanya.

"Ayo kita pergi. Seperti nya kau sudah memecahkan kasus ini." Kata Rani.

"Ya ayo kita pergi, Tante di sini saja kami bertiga akan menemui orang itu dan menemukan Revan."

"Hah jadi kau tahu dimana Revan Tapi dimana?." Tanya ibunya Revan, dia terlihat gelisah.

"Pokok Tante tunggu di sini saja, kami akan berangkat, ayo kalian berdua."

Mereka pun segera bergegas ke kantor polisi.

"Apakah kau tahu dimana Revan?." Tanya Rani.

"Ya tapi aku akan membuktikan nya dulu."

Setelah beberapa saat mereka pun sampai di kantor polisi dan segera masuk.

"Alif lama tidak bertemu. Ada perlu apa?" Seorang polisi bertubuh gemuk menyapa mereka.

"Ya paman lama tidak bertemu, bolehkah kami melihat orang yang di tangkap baru-baru ini? Orang di tangkap karna di duga pelaku pembunuhan yang terekam polisi orang yang wajahnya penuh dengan luka."

"Oh maksudmu orang wajah nya penuh dengan luka dan kumis tebal, dan tubuh bungkuk yang kemarin di tangkap karna di duga pelaku pembunuhan anak remaja itu?."

"Ya remaja itu adalah teman kami, bolehkah kami menemui nya?"

"Ya dia ada di dalam sel." Mereka pun pergi untuk menemui orang itu di dalam sebuah sel penjara. Didalam sel itu duduk seseorang dengan wajah penuh luka panjang dan kumis tebal.

"Itu dia." Kata polisi itu.

"Bisakah kalian memengang nya dan apakah ada handuk basah?"

"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya polisi itu.

"Pokoknya ambilkan saja kain basah nya."

"Baiklah tunggu sebentar."

"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Rani dengan heran.

"Kalian lihat saja nanti" Alif tersenyum.

Beberapa saat kemudian polisi itu kembali dengan membawa handuk basah.

"Nah sekarang coba kalian pegang dia dengan erat-erat."

Rani, Louis, dan polisi gemuk itu memegang orang itu dengan erat, tetapi orang itu melawan dan mencoba melepaskan diri.

"Hei apa yang kalian lakukan lepaskan aku!"

"Diam!" Kata polisi itu.

"Kenapa aku seperti pernah mendengar suaranya?" Rani merasakan hal yang familiar saat mendengar suara orang itu.

"Nah pegang dia erat-erat ya" Alif mengambil handuk basah dan mengusap wajah orang itu dengan kuat, seketika bekas luka panjang di wajah orang itu menghilang dan menjadi noda.

Orang itu menjerit."ah Itu sakit! Kau benar-benar tidak sopan!."

"Ku perkenalkan dia adalah Revan" kata Alif.

Semua orang terkejut. "Jadi dia adalah anak yang hilang itu?."

Alif lalu mencoba melepaskan Kumis dan jenggot palsu itu.

"Tidak! Aku bisa melepaskan nya sendiri." Kata Revan dengan jengkel.

"Maaf. Tetapi jika tidak seperti itu kau tidak akan membongkar penyamaran mu." Kata Alif dengan tenang.

" Nah dia adalah orang yang kita cari selama ini."

"Tapi bagaimana kau mengetahui nya?" Tanya polisi itu.

"Akan ku jelaskan. Di saat aku bertanya kepada ibunya apa pekerjaan nya, dan ibunya menjawab dia adalah seorang perias wajah dan revan sering membantu ibunya merias wajah. jadi aku mulai curiga mungkin Revan ini tidak hilang dia hanya menyamar, lalu setelah melihat rekaman cctv nya aku menjadi yakin." Alif menjelaskan semuanya.

"Dan aneh saja orang itu terekam cctv saat keluar rumah, tetapi tidak ada rekaman kapan dia masuk kerumah jadi aku mulai menyimpulkan bahwa orang itu kemungkinan adalah Revan. Dan aku juga mencurigai bahwa Revan bekerja sama dengan Louis."

"Bekerja sama dengan ku? Kenapa menurutmu begitu?."

"Ada 2 alasan yang membuat ku mencurigai kau bekerja sama dengan nya. Yang pertama saat melihat rekaman cctv tadi kau mengigit jari dan merasa gelisah. Yang kedua aneh saja setelah beberapa saat kau keluar dari rumah, lalu muncul orang asing padahal tidak ada rekaman cctv yang menunjukkan orang itu masuk, tetapi ada rekaman saat kau masuk ke rumah, jadi aku menyimpulkan bahwa orang asing itu adalah Revan dan kalian sengaja keluar secara bergiliran agar tidak mencurigakan. Dan setelah orang itu keluar dia dianggap pencuri oleh warga dan tertangkap polisi. Dan kau menunggu Revan di rumah mu tetapi dia tidak kunjung datang sehingga kau merasa khawatir. Lalu kau meminta ku untuk mencari revan dan Mungkin Revan menelpon mu hari itu dan meminta mu datang ke rumah nya, apakah itu benar? Dan kemungkinan kalian lupa bahwa ada cctv."

"Ya aku akui itu memang benar."

"Tolong jangan beritahu ibu ku soal ini. Aku bertengkar dengan ibu ku aku merasa orang tua ku tidak peduli dengan ku dan hanya mementingkan pekerjaannya." Kata Revan.

"Ya kami tidak akan memberitahu ibu mu."

"Terima kasih! Aku benar-benar berterima kasih padamu." Revan berlutut dan terus mengucapkan terimakasih.

"Sudahlah jangan seperti itu."

"Wah kau memang hebat Alif." Kata polisi itu.

Alif meregangkan tubuhnya. "Ah tidak kok aku hanya menyimpulkan semua kejadian dengan teori liar ku, aku juga sebenarnya tidak yakin apakah itu benar atau tidak aku hanya coba-coba saja. Yah akhirnya kasus ini terselesaikan."

More Chapters