WebNovels

Chapter 2 - Bab 2: Sihir dan Kutukan

Free bergumam "Suara siapa tadi?"

Instruktur Boger memanggil Free lagi dengan keras "Free!! Apa yang sedang kau lakukan!?"

Free: "Maaf maaf pak ..."

Free mulai ditempat pelepasan sihir, mengangkat tangannya dan mencoba melepaskan sihir

Sebuah rangkaian kata-kata terbayang olehnya dan Free mulai menyebut kata-kata tersebut lalu serangan yang tak biasa dikeluarkannya.

"Curse Impact!"

Bongkahan gemma stone hancur lebur dan melepaskan semua isi didalamnya.

Semua kekuatan yang diserap bersebaran kemana-mana.

Seluruh orang-orang yang berada disana terkejut melihat hal itu dan mulai terdiam kagum.

"Hyuh, berhasil" Free merasa lega setelah selesai melakukannya. Perasaan gugup yang ia rasakan pada awalnya sekarang sudah hilang

Gil mendatangi Free dan mengapresiasi hal itu"Free, apa itu? Hebat sekali".

Seria menanggapi apa yang telah terjadi "Itu bukan sihir, itu adalah kutukan"

Gil merespon dengan sewajarnya "Pantas saja aku tidak merasakan energi sihir di dekatnya".

"Apa? Aku tidak memiliki energi sihir?" Free merasa heran dengan pernyataan Gil.

Gil menjelaskan kembali apa yang ia maksud "Jelasnya itu kau punya mana, tapi mana mu itu tidak bereaksi."

Free merespon dengan wajah datar "Kau baru mengatakannya sekarang?"

Instruktur Boger menegur Free karena hal yang dilakukannya tidak sesuai yang diperintahkan "Free! Ini bukan kelas Shaman. Kita sedang praktik sihir dasar"

Free mengomel dalam hati setelah mendengar itu

"(Yah apa bedanya ... Merepotkan)

Maaf pak, aku belum bisa mengontrol mana ku untuk dikendalikan".

Instruktur Zen yang cukup baik menenangkan suasana dan memberi kesempatan "Tidak apa, ini baru hari pertama. Baiklah semuanya, kelas kali ini cuma sampai sini. Latihlah dan kembangkan energi sihir kalian!"

"Jangan malas ... kalian yang akan jadi harapan negeri ini dan harapan manusia. Bubar!"

Kata-kata Instruktur Boger terasa seperti tembakan yang menembak keras.

Semua murid bubar, ada yang kembali ke kelas, berlatih dengan murid lainnya atau hanya sekedar keliling Akademi.

Free,Gil dan Seria masing-masing bubar.

Free berjalan di koridor dengan rasa kebosanan. Ga tau mau ngapain.

Free bingung dengan apa yang ingin dilakukannya, Gil dan Seria ... mereka berdua memiliki urusan. Jadi kali ini Free sendirian "Ngapain ya? Tadi disuruh latihan ... tapi sendirian ... gapapalah, latihan sendiri lebih seru kayaknya. Di hutan mungkin bagus juga, hutan apa ya ... Kalo ga salah dekat Jurga ada hutan, disana aja kali ya."

Free pergi ke hutan dengan santai. Sesampainya disana-

Kresekk

!!!!

"Siapa!?" Tanya Free dengan waspada

???: "Shock Bolt!"

Serangan kejut berupa sihir angin yang menuju Free dengan kecepatan tinggi

Free memakai kutukan dari kata-kata untuk melindungi dirinya "Semua serangan hanya ada untuk dipantulkan, Reverse Mirror!"

Muncul Cermin yang membalikkan Shock Bolt ke arah pengguna asal nya.

"Ahhhh"

Suara jeritan yang ramai terdengar.

Free menghampiri sumber suara dan mendapati seseorang berpakaian tertutup penuh. Free bertanya dengan waspada tentang identitas dirinya dan mengapa dia menyerangnya.

"Mengapa kau menyerangku? Lagi pula siapa dirimu ini? Aku tidak ingat telah berbuat hal yang menjadikan aku sebagai musuh."

Tanya Free waspada tetapi berusaha untuk tenang mendapatkan jawabannya.

"Kau kira cuma begini bisa membuatku berbicara? Jangan bercanda. Lagi pula apa yang sudah kau lakukan pada serangan ku tadi? Reverse Mirror? Aku belum pernah mendengarnya. Dan itu jelas bukan sihir."

Jawaban yang diterima darinya tidak membuat puas, Free tidak mengerti hal-hal itu. "Aku tidak mengerti apa yang dimaksud, siapa "mereka" itu? Tanya Free dalam hati.

"Yang tadi itu adalah sebuah kutukan, aku mengubah kata-kata menjadi sebuah kekuatan yang sudah aku katakan ...." Jawab Free dengan sedikit ragu.

"Begitu ya, apapun itu aku tidak begitu perduli ... Tujuanku tetap melenyapkan kalian. Karena rekanku sudah datang, kau akan berakhir disini." Ujarnya dengan sedikit sarkas.

Dari segala arah muncul rekan-rekan orang itu berdiri di cabang-cabang pohon yang besar, dibalik semak-semak, dan yang pasti dimana-mana.

"Kau ini sedikit merepotkanku, aku tidak ingin berkonflik dengan orang-orang." Jelas Free sambil memegang kepala mengeluh dan menyadarkan hal ini merepotkannya.

Akan tetapi Free tidak merasakan takut ataupun merasa dirinya dalam bahaya. Dia bahkan berubah pikirnya karena ini bisa membantu melatih menggunakan sihir.

Orang-orang itu mulai menyerang Free dengan sihir dan fisik. Dengan senjata-senjata mereka mencoba melukai Free.

Akan tetapi, Free tidak terluka sama sekali. Karena setiap serangan yang dilancarkan mereka akan terhenti dan terpantul saat mendekati beberapa inci darinya. Mereka tercengang dan tak percaya jika ada kekuatan seperti itu. Mereka mencoba dengan sihir terkuat tapi tidak ada bedanya.

"Apa yang sudah kau lakukan! Serangan kami tidak ada yang mengenaimu, apa kutukan bisa mungkin melakukan itu!?" Protes salah satu dari mereka.

Tetapi Free mencoba untuk merasakan aliran mana dalam tubuhnya untuk dia kendalikan sehingga bisa menggunakan sihir. Tetapi yang bisa dilakukan tetap hanya kutukan. Free frustasi karenanya, dia tidak bisa mengendalikan sihirnya.

Mereka hilang kepercayaan diri dan mulai melarikan diri. Akan tetapi Free yang frustasi tidak membiarkan mereka pergi, dia menggunakan kutukannya untuk melenyapkan orang-orang itu. "Kalian sudah cukup bermain bukan? Sekarang giliranku untuk bermain ... yang hidup tidak pernah hidup, yang mati juga tidak pernah ada, segala hukum tunduk padaku, kalian semua ... Lenyap." Sebuah kalimat yang berisi kekuatan diluar nalar membuat semua orang-orang yang menyerangnya hilang lenyap tak tersisa.

Hati Free merasa sedikit kesal tidak bisa menggunakan sihir. Setelah kejadian itu Free mencoba berlatih kembali hingga hari menjelang malam.

Waktu sudah menjelang malam, setelah kejadian itu Free pulang ke Jurga dan kembali ke Asramanya. Sesampainya disana, Gil sudah menunggunya dan disampingnya terdapat Seria yang ikut menemani Gil untuk menunggu Free. "Kau dari mana saja? Ini hari pertama, jangan-jangan kau tersesat?" Tanya Seria yang agak khawatir. "Tidak mungkin dia terses-mungkin juga, mengingat pagi tadi."

"Aku tidak tersesat, hanya mencari udara segar setelah latihan mengendalikan mana."

"Terus kau berhasil?" Tanya Seria penasaran. "Tidak sama sekali, aku hanya mengeluarkan kutukan saja tadi."

"Yah sudah kuduga, tidak ada yang bisa secepat itu terutama orang yang baru ingin belajar menguasainya." Seria menjawab dengan cukup tegas.

"Yah tidak apa jika kau hanya bisa mengandalkan kutukan apalagi kutukanmu kuat sekali, disini juga ada kelas sihir Shaman. Kelas mempelajari dan mengembangkan ilmu kutukan. Yang terpenting jangan menyerah!" Gil mencoba menghibur Free dengan kalimat mendukungnya.

"Kurasa kau benar, aku akan membersihkan tubuhku ... Kalian akan bersiap untuk makan malam bukan? Aku akan pergi menyusul."

"Baiklah kalau begitu kami pergi dulu, bergegaslah untuk menyusul nanti."

Gil dan Seria meninggalkan Free dan pergi ke Kafetaria untuk bersiap makan malam. Free juga membersihkan dirinya sebelum pergi makan malam.

"Hari yang cukup ... melelahkan, merepotkan juga"

Hari ini adalah hari pertama nya, dia cukup menikmati hari pertama nya dan tidak bersabar untuk hari-hari selanjutnya.

More Chapters