WebNovels

Chapter 2 - “Respawn di Dunia Roti & Quest”~ Petualangan Sang Gamer Lapar ~

Bab 1 : Tokyo, Jepang – 21:17

Hari itu seperti hari-hari biasanya bagi Yuto Kisaragi. Seorang siswa SMA tahun kedua yang lebih menghafal statistik armor daripada rumus fisika, dan lebih hafal semua rute ending RPG daripada rute ke sekolah.

Dia duduk bersila di lantai kamarnya, yang sempit namun nyaman. Di sekelilingnya: tumpukan majalah game lawas, rak penuh CD PlayStation 2 dan 4, serta satu meja kecil yang kini jadi markas operasi antara joystick, headset, dan… sebuah roti isi tuna mayo.

"Damn, dungeon ini susah banget. Tapi kalau aku stack tiga pasif sekaligus, buff speed dari equipment elf, dan—yes! Crit rate tembus 78%! Wahaha, OP bener karakterku!" serunya, mulut penuh dengan roti.

Sambil mengunyah roti isi kesayangannya, Yuto menekan tombol "Attack Combo + L2" berulang kali. Tapi dia lupa satu hal.

Roti tuna mayo + tertawa puas = kombinasi fatal.

"KHGHK—Ghk!"

Tiba-tiba, wajahnya memerah. Ia batuk keras. Napasnya tersangkut.

"Eh!? Gak bisa nafas!? Sial, aku—"

BLAK.

Ia berdiri terburu-buru, tapi kakinya menyangkut kabel charger. Ia terjatuh, kepalanya menghantam ujung wastafel kecil di pojok kamar kos.

Gelap.

Sunyi.

Dan ketika ia membuka mata...

Ia tidak berada di kamar sempit itu lagi.

Langit di atasnya berwarna ungu—bukan ungu senja yang hangat, tapi ungu aneh seperti glitch dalam game. Awan-awan menggantung seperti balok-balok piksel rusak. Tanahnya putih bersih seperti ruang loading. Dan di hadapannya, berdiri seorang pria tinggi berjubah emas dengan aura... ceroboh.

"Ah, bangun juga. Halo, Yuto. Eh... maaf ya, kamu mati," kata pria itu tanpa rasa bersalah.

"...Hah?"

"Aku Dewa... ya, sebut aja Dewa Ceroboh. Harusnya hari ini bukan giliranmu, tapi aku salah pencet sistem penarikan jiwa. Hehe."

Yuto membelalak. "Jadi... aku mati karena lo?!"

"Yap. Secara teknis sih kamu mati karena tersedak roti. Tapi ya, itu efek domino dari salah tarikku. Maaf, maaf. Maklum, udah shift malam."

Yuto menatap kosong. "Sumpah... ini konyol banget. Aku gak mati lawan boss dragon level 999, gak kena truck, gak disambar petir... tapi karena R-O-T-I?"

"Roti tuna mayo, ya," koreksi Dewa Ceroboh sambil membuka clipboard digital. "Tapi tenang. Karena ini kesalahan dari pihak kami, kamu berhak dapat kompensasi berupa reinkarnasi dengan bonus spesial!"

"...Jadi ini ISEKAI!?"

"Yap! Biar kamu nggak rugi, ada tiga pilihan reinkarnasi. Pilih salah satu, ya."

Dewa Ceroboh menjentik jarinya, dan tiga hologram muncul di depan Yuto.

---

[Pilihan Reinkarnasi:]

1. Reinkarnasi sebagai slime tak bisa bicara, tapi punya potensi evolusi.

2. Reinkarnasi sebagai roti isi dengan kesadaran dan cita rasa tinggi.

3. Masuk ke dunia game eksperimental bernama Altheria sebagai tester pertama. Punya kekuatan "Experimenter" — bisa menciptakan dan menggabungkan skill sesuka hati.

---

Yuto menatap layar hologram dengan kening berkerut.

"Pilihan kedua... itu serius?" tanyanya.

"Serius banget. Kamu akan hidup di rak toko, bisa bertemu pelanggan, kadang dibeli, kadang basi dan dibuang. Tapi kamu bisa membaca pikiran orang yang memakanmu."

"…Saya bahkan nggak tahu harus ngerespons bagaimana."

"Yang slime juga keren lho. Bisa pelan-pelan tumbuh jadi dragon."

"Pass. Pilihan ketiga. Dunia game eksperimental, bukan?"

"Yap. Dunia bernama Altheria. Belum final, masih tahap pengembangan. Tapi stabil. Quest-nya adaptif, NPC punya AI level tinggi, dan kamu bisa bebas eksplorasi. Kelas spesialmu, 'Experimenter', bisa bikin sendiri skill dan sihir dari elemen atau efek apa pun."

Yuto membulatkan mata. "Itu... literally mimpi semua gamer RPG!"

"Makanya cocok banget buat kamu. Tapi... ya, risikonya juga tinggi. Dunia ini punya monster beneran, kematian beneran, dan sistem masih suka bug."

Yuto tersenyum. "Justru itu serunya. Aku pilih opsi 3!"

Dewa Ceroboh terkekeh. "Pilihan bijak. Aku sudah siapkan tubuh barumu. Kamu akan terbangun di kota pemula Altheria, dengan satu equipment awal, dan skill dasar: 'Combine' dan 'Analyze'."

"Apakah aku bisa makan roti di sana?"

"Bahkan kamu bisa buka toko roti isi kalau mau."

"...Dewa, I'm in."

Dewa Ceroboh menjentikkan jarinya.

Cahaya putih menyelimuti tubuh Yuto.

"Selamat datang di dunia barumu. Oh ya, satu lagi... kamu mungkin akan bertemu dewa lain yang... kurang ajar. Jangan langsung percaya siapa pun."

"Kenapa?"

"Karena dunia ini bukan sekadar game. Dan kamu... lebih penting dari yang kamu kira."

Sebelum Yuto sempat bertanya lebih lanjut, semuanya jadi putih.

Dan suara sistem terakhir menggema di kepalanya:

[Respawn Initiated...]

[Selamat datang di Altheria, Experimenter.]

More Chapters