WebNovels

Chapter 7 - Eps7: Perjanjian Para Penjaga

Cahaya di sekitar Abbas perlahan memudar. Tubuhnya menggigil, keringat membasahi jubahnya. Tapi ada sesuatu yang berubah udara di sekelilingnya terasa lebih ringan, dan di dalam dadanya, kekuatan itu… hidup.

Ia membuka mata dan berdiri kembali di Kuil Latihan. Di hadapannya, Kaelus, Zera, dan Elira menunggu dalam diam. Kilatan keemasan samar masih menyelubungi tubuh Abbas.

"Dia lulus," gumam Kaelus. "Dengan luka, tapi lulus."

Zera menatap Abbas dengan campuran rasa kagum dan ketidaksabaran. "Kau menang melawan bayanganmu?"

Abbas mengangguk pelan. "Aku tak benar-benar mengalahkannya. Aku... menerimanya."

Kaelus menatapnya tajam. "Itu jauh lebih sulit."

Malam itu, mereka membawanya ke Balairung Suci di pusat Kota Aurath, sebuah ruang megah yang hanya dibuka ketika takdir besar menanti. Di dalamnya berdiri tujuh patung besar: para Penjaga terdahulu, lambang kekuatan yang pernah menjaga keseimbangan dunia Elarion.

Di tengah balairung, duduk lima orang berjubah putih: Dewan Cahaya.

Elira berdiri di samping Abbas. "Ia telah melalui Ujian Jiwa. Dia telah menyatu dengan kekuatan Solara. Sekarang, waktunya memilih."

Salah satu anggota dewan, pria bermata satu dan berjanggut perak, bersuara. "Abbas, kau tahu dunia ini sedang terancam. Val'Tharok bangkit. Kegelapan menjalar ke mana-mana. Kami butuh Penjaga Kesembilan."

"Jika kau menerima," lanjut yang lain, "kau akan menjadi bagian dari Perjanjian Cahaya: mengabdikan jiwa dan tubuhmu demi melindungi Elarion. Tidak ada jalan kembali."

Abbas menunduk. Dalam hatinya, ada keraguan. Tapi juga rasa tanggung jawab. Ia ingat wajah Elira saat terluka, ingat penduduk yang menangis, dan ingat dirinya yang dulu tak punya arti.

"Aku... menerima."

Langit di atas balairung bergetar. Salah satu patung yang kesembilan, yang kosong bercahaya perlahan. Lambang Solara muncul di dadanya.

"Dengan ini," ucap Dewan, "kau resmi menjadi Penjaga Kesembilan."

Tepat saat perjanjian selesai, suara gemuruh terdengar di kejauhan. Seekor burung hitam raksasa terbang melintasi langit kota, meninggalkan jejak asap gelap.

Zera menggertakkan gigi. "Itu... utusan Val'Tharok."

Kaelus menatap Elira. "Dia mengirim pesan. Perang sudah dimulai."

More Chapters