Rangga mulai dikenal di lingkungan sekitar yayasan bukan hanya sebagai "anak bengkel", tapi juga sebagai anak muda yang giat, ramah, dan bisa diandalkan. Setiap motor rusak milik warga, mulai dari guru, tetangga yayasan, sampai abang ojek sekitar—semuanya diarahkan ke bengkel Rangga.
Tapi semakin banyak permintaan, semakin besar juga tanggung jawab. Alat bengkel masih seadanya. Ruang kerja sempit. Sering kali Rangga harus menunda servis karena sparepart tidak tersedia. Kadang pelanggan kecewa. Kadang ia merasa kewalahan.
Sampai suatu malam, ia duduk bersama Abah di serambi.
> "Bah, Rangga takut nggak sanggup. Kerja belum rapi, ilmu masih cetek, tapi orang-orang udah percaya."
Abah menatapnya sambil tersenyum,
> "Itu artinya kamu udah melangkah di jalan yang tepat. Kalau nggak siap tanggung jawab, berarti belum siap mimpi besar. Tapi kalau kamu terus belajar, InsyaAllah kuat."
Malam itu, Rangga menulis satu kalimat di dinding kamarnya:
> "Kalau takut gagal, jangan berhenti. Belajar aja lebih kuat dari gagal."
Besoknya, ia mengajukan proposal sederhana ke yayasan: permintaan bantuan alat-alat tambahan untuk servis motor. Tak disangka, beberapa donatur yang mengenal kisahnya pun ikut tergerak. Dalam waktu sebulan, bengkel kecilnya punya tambahan kunci ring set, dongkrak hidrolik sederhana, dan meja kerja baru.
Lebih dari itu, Rangga mulai melatih adik kelasnya. Ia sadar, mimpinya bukan cuma punya bengkel, tapi bisa membuka lapangan kerja bagi anak-anak seperti dirinya dulu.
---
Tiap pagi, Rangga ikut pengajian subuh di yayasan. Lalu bantu bersih-bersih, sarapan, lanjut sekolah. Sorenya ke bengkel. Malam belajar atau ikut pelatihan digital. Begitu terus.
Tapi di balik rutinitas itu, hidup Rangga jadi lebih utuh. Ia merasa punya arah. Ia tidak lagi tidur di emperan, tidak lagi mengejar recehan untuk sekadar main warnet. Kini ia belajar mengatur waktu, belajar berdoa dengan sungguh-sungguh, belajar menjadi lelaki yang bisa diandalkan.
Ia mulai menyusun target hidup:
- Tamat sekolah dengan nilai baik.
- Punya bengkel tetap di usia 20 tahun.
- Bisa bantu adik-adik di yayasan belajar keterampilan.