WebNovels

Chapter 8 - Perkenalan dengan PAZKI

Saat mobil Kijang itu berhenti di depan Warnet DC, semua mata tertuju ke arah jendela. Dari dalamnya keluar seorang pria dengan janggut lebat dan senyum hangat. Di sampingnya, seorang ibu dengan tatapan lembut dan sabar. Mereka bukan polisi, bukan petugas sosial—tapi aura mereka beda.

Anak-anak langsung heboh, "Itu Abah sama Mimih!"

Aku menoleh ke teman yang sudah lebih dulu kenal mereka.

"Mereka siapa?" tanyaku.

"Orang baik. Mereka sering nolong anak-anak kayak kita."

Aku ragu saat diajak ke PAZKI. Tapi rasa penasaran menang. Aku dan beberapa teman ikut mereka. Kami naik mobil itu bersama-sama. Nggak ada yang tahu apa yang bakal terjadi, tapi ada sesuatu yang bilang: ini bukan hal buruk.

Sampai di PAZKI—singkatan dari Pusat Aktivitas Zona Kreatif Indonesia—aku melihat tempat yang belum pernah kulihat sebelumnya. Ada ruang belajar, komputer, alat musik, dan bahkan tempat tidur. Rasanya seperti dunia lain.

Hari-hari pertama di PAZKI, aku bingung. Gimana cara hidup teratur? Bangun pagi, ikut kegiatan, belajar. Tapi Abah dan Mimih nggak pernah marah. Mereka ngajarin pelan-pelan. Dari situ aku mulai belajar cara bicara yang baik, cara menghargai orang lain, dan yang paling penting: cara menghargai diriku sendiri.

Dari tempat itu juga aku mulai kenal dunia digital. Aku nggak cuma bisa buka game di warnet, tapi diajari cara merawat komputer, cara kerja file dan data, dan bahkan gimana menghindari virus komputer.

Aku merasa... ini bukan cuma tempat singgah. Ini tempat yang mungkin bisa jadi titik balik hidupku.

More Chapters